20. Pertolongan

358 64 5
                                    

Di sebuah koridor sekolah tepat di depan toilet, terlihat dua orang murid dengan gender berbeda sedang terlibat interaksi. Jam masuk sekolah yang telah berbunyi beberapa waktu lalu membuat keadaan sekitar mereka menjadi sangat sepi dan sunyi, hal itu berhasil menambah kadar ketegangan diantara keduanya.

Tubuh Sakura seolah kaku setelah Neji mengatakan jika laki-laki itu mendengar seluruh percakapan dirinya bersama Tenten tadi, apakah itu artinya Neji menguping?

Rasanya Sakura ingin kabur sekarang juga, mengapa sosok lembut yang selalu Neji hadirkan sekarang tak terlihat lagi di netra Sakura, Sakura justru merasa sangat terintimidasi atas keberadaan Neji kali ini. Tidak, jika Sakura memaksa untuk lari sekarang, sepertinya itu bukanlah keputusan yang bagus, dengan tindakan gegabah Sakura itu mungkin saja akan berdampak buruk bagi kehidupan Sakura kedepannya.

Sampai kemudian, Sakura pun bergeser sedikit, untuk memberikan jarak diantara dirinya dengan Neji yang mana sejak tadi Neji masih berada di sisi tubuhnya setelah memberikan bisikan.

Sakura memamerkan sederetan giginya dengan kembali bergeser sedikit demi sedikit sampai mereka berada dalam jarak aman, dan sepertinya Neji tidak terlalu mempermasalahkannya karena laki-laki itu hanya mengernyit dan tergelitik atas sikap Sakura itu.

Dengan bodohnya Sakura reflek melambaikan tangan dengan masih menghadirkan cengiran canggung. "Neji-san, hai..." gadis itu menyapa.

Alis Neji terangkat samar, merasa lucu atas sikap Sakura, sepertinya Neji sadar jika Sakura sudah paham dengan alur permainannya. Maka, Neji pun hanya tersenyum kecil dan mengangguk. "Hai," balasnya.

"Uhm..." Sungguh! Kedua kaki Sakura sangat gatal ingin segera berlari dari tempat ini, tapi di satu sisi Sakura pun perlu menahannya supaya semua permainan berjalan dengan mulus. "Aku... aku baru saja dari toilet." Sakura menjerit di dalam hati ketika bibirnya justru berucap hal yang sangat diluar dugaan, saking gugupnya Sakura menjadi blank.

Neji tak kuasa menahan kelucuan reaksi Sakura, maka pria itu akhirnya tertawa, namun hanya sesaat. "Aku tahu."

"O - oh? Yeah... uhm... ─aduh!"

Sakura terhenyak saat tiba-tiba ada sebuah lengan yang merangkulnya, rangkulan itu terasa kuat dan saat sosoknya melakukannya terkesan bersemangat.

"Hallo!"

Sakura mengernyit ketika melihat Suigetsu adalah sang pelaku. "Kau?"

"Hehe, Pinky, maaf membuatmu menunggu lama, ayo!" Suigetsu menggerakkan matanya mencoba menyampaikan kode.

"Ha? Apa?" Sialnya Sakura tak memahami itu, sepertinya ketegangan yang dirasakan gadis ini akibat sosok Neji menyebabkan otak cerdasnya menciut.

Suigetsu dengan geram menarik rangkulannya supaya bibirnya lebih dekat dengan telinga Sakura. "Ikut saja, Bodoh. Jawab iya saja!" bisik Suigetsu terdengar tidak sabaran.

"Hehe, ayo Sakura," Sugesti kemudian menjauhkan wajahnya dan menampilkan wajah ceria yang canggung pada Neji. "Yo! Neji! Kami harus segera ke kelas karena Kakashi-sensei sudah menunggu. Kau juga sebaiknya segera ke kelasmu, tidak baik seorang Ketua OSIS berkeliaran saat jam pembelajaran berlangsung. Baiklah, sampai jumpa!"

Dengan sedikit mengerahkan tenaganya Suigetsu menggiring Sakura yang masih dirangkulnya, membawa gadis merah muda itu menjauh dari atensi Neji.

Meninggalkan Neji yang masih memperhatikan keduanya dimana punggung Sakura dan Suigetsu berangsur menjauh.

Wajah Neji tak menunjukkan emosi apapun, dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam masing-masing kedua sisi saku celananya Neji masih memperhatikan, kemudian dia pun mendesis. "Para guru kan sedang rapat. Alasan bodoh." Pria itu menghela nafas kemudian memilih meninggalkan tempat.

𝐒𝐓𝐎𝐏 𝐁𝐄𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐃!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang