19. Pemberitahuan

366 70 22
                                    

Sejak menginjakkan kaki di area sekolah, sejujurnya Sakura merasa tak tenang. Sejak malam itu, dimana dirinya melihat kelakukan bejat Neji dan yang lainnya, Sakura belum lagi bertatap muka dengan mereka karena terhalangi oleh hari libur, dan selama libur itu pula Sakura menjadi lebih banyak tahu mengenai Akatsuki.

Sepanjang kaki itu menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya, pikiran Sakura berkecamuk. Ini membingungkan, Itachi memintanya berteman dekat dengan Sasuke CS, tapi di satu sisi Sakura juga perlu berhati-hati jika ingin menjauh dari Ino dan yang lainnya, jangan sampai membuat curiga walaupun Sakura yakin mereka sudah menduganya, tetapi dia juga harus bermain cantik, kan?

Tatapan Sakura sudah tertuju pada pintu di depan sana, dimana kelasnya berada.

Saat kakinya mulai masuk, Sakura sudah bisa melihat ketiga temannya duduk di tempatnya masing-masing.

"Sakura-san! Kemarilah, kami menunggumu sejak tadi, kau hampir saja terlambat,"

Itu Hinata, gadis itu menyapanya dengan ramah seperti biasa, bahkan senyuman hangatnya pun terlihat. Tapi, Sakura sudah sulit menerima itu, mau mereka bersikap sebaik apapun bayang-bayang kegiatan mereka di malam itu selalu menghantui Sakura.

Sakura hanya tersenyum kikuk kemudian duduk di samping Hinata.

"Selamat pagi, Sakura!"

Suara Ino pun terdengar, gadis itu terlihat tersenyum ceria padanya, belum lagi Tenten yang melambaikan tangan untuk menyapa.

Mereka benar-benar sama sekali tidak mengungkit kejadian malam itu, seakan tak ada masalah apapun. Akatsuki benar, teman-temannya ini seolah memiliki dua kehidupan, yang mana kehidupan mereka tak saling berkaitan... di sekolah mereka akan terlihat layaknya remaja pada umumnya, begitu malam tiba maka jati diri mereka akan langsung muncul.

"H - hai... selamat pagi," Sakura membalas. Mencoba untuk mengikuti permainan mereka, jika dengan begitu tak akan ada hal buruk terjadi, maka apa salahnya Sakura mengikuti?

"Kau terlihat pucat, Sakura. Ada apa?" Tenten bertanya.

Sakura ingat. Tenten adalah korban di sini, entah mengapa Sakura merasa iba pada gadis bercepol itu, rasanya Sakura ingin menarik Tenten dari dunia gelap tersebut.

"U-uhm... tidak, tidak ada apa-apa, kok." Sakura menyahut.

Yang mana langsung diangguki oleh ketiganya, sampai kemudian Tenten bangkit membuat Sakura langsung menatapnya.

"Tenten-san? Mau kemana?"

Tenten menoleh dan tersenyum kecil. "Aku mau ke toilet,"

Sebelum Tenten pergi, Sakura lebih dulu berdiri dan meraih tangan gadis bercepol itu. "Aku ikut."

Tak merasa keberatan, Tenten hanya mengangguk mengijinkan.

...

Di dalam kamar mandi, Sakura dan Tenten tampak mencuci tangan dengan posisi bersebelahan. Tenten terlihat menunduk dan mengamati kedua tangannya yang diguyur oleh air, sedangkan Sakura selagi tangannya dicuci namun emeraldnya terlihat lebih tertarik untuk menatap Tenten, bibirnya beberapa kali bergerak kecil seakan ingin mengatakan sesuatu namun tertahan.

"Uhm..."

"Ada apa, Sakura?" Tenten selesai dan terfokus pada gadis musim semi itu, diperhatikan oleh Sakura sebegitunya tentu saja membuat Tenten dengan mudah menyadarinya.

Sakura tersenyum kikuk, mengelap kedua tangannya dengan tissue kemudian mengelus tengkuknya canggung.

"Sakura? Apa yang mengganggumu?" Tenten kembali bicara.

𝐒𝐓𝐎𝐏 𝐁𝐄𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐃!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang