17

7.6K 285 19
                                    

Dengan langkah berderap, Tika langsung menghampiri Niko dan Aylin. Kedua orang itu kaget melihat kedatangan Tika.

"Mama?" Aylin segera berdiri.

"Bagus, ya! Capek-capek Mama khawatir di rumah. Ternyata kamu lagi enak-enakan pacaran. Pulang!" Tika langsung menjambak rambut Aylin. "Dasar anak gatal! Nggak tau malu kamu, ya! Pelukan di depan umum!"

Melihat Aylin meringis kesakitan, Niko langsung pasang badan.

"Tante, jangan apa-apakan dia. Aylin nggak salah. Saya yang salah."

"Diam kamu, anak berandal! Jangan ikut campur!"

"Tapi, Tante ...."

"Berani kamu sekali lagi ketemu sama putri saya, akan laporkan polisi!" Tika mengancam Niko. "Saya nggak sudi punya calon menantu pengecut seperti kamu. Pernah, kamu ke rumah baik-baik ngomong sama saya? Kamu beraninya cuma jemput anak saya di depan gang! Kalau bukan pengecut apa namanya?"

"Apa, sih, Ma!" Aylin masih mencoba membela Niko.

Tika langsung menyeret Aylin untuk pulang ke rumah. Meninggalkan Niko yang masih tertegun.

"Mama kamu benar, Ay. Aku memang pengecut."

Selama tujuh tahun pacaran, Niko memang tidak pernah datang ke rumah Aylin, takut ditodong Tika dengan pertanyaan kapan menikah. Ia ingin menemui Tika dalam keadaan sudah siap. Niko ingin meminta Aylin kepada mamanya secara baik-baik.

***

Sesampainya di rumah, Tika langsung memarahi Aylin habis-habisan.

"Anak kurang ajar! Disuruh beli terigu malah pacaran! Menyesal tadi Mama nggak bawa rotan." Tika mencubit paha Aylin dengan keras. "Untung tadi Mama susulin kamu. Kalau enggak, pasti sampai sekarang kamu masih pelukan sama pemuda nggak jelas itu."

Bagaimana Tika tidak kesal, dibela-belain nyusul ke minimarket untuk nganterin payung, ternyata Aylin malah enak-enakan pacaran.

"Ma, dia juga punya nama. Aku nggak terima Mama menghina dia terus. Niko salah apa sama Mama? Kenapa Mama benci dia? Apa yang Mama nggak suka?"

"Mama nggak suka semuanya. Mama nggak suka pemuda tattoan, keliatan seperti berandal. Mama nggak suka rambutnya yang seperti ayam SD. Pokoknya Mama nggak suka semuanya!"

"Mama jangan lihat seseorang dari penampilan. Dia aslinya baik."

Tika kesal karena Aylin terus saja membela Niko.

"Orang kalau udah jatuh cinta, susah untuk dikasih tau. Pokoknya Mama nggak mau punya menantu selain Adit! Camkan baik-baik."

"Mama jahat! Mama nggak pernah mikirin perasaan aku. Aku yang jalani, Ma. Mama nggak berhak mengatur hidup aku."

"Tentu saja Mama berhak! Mama adalah orang yang melahirkan kamu. Tega kamu membela Niko daripada Mama? Apa jasanya buat kamu? Dia pernah ngasih apa?"

"Pokoknya aku nggak mau nikah sama mas Adit!"

"Kamu sudah janji dengan Ayra!" Tika mengingatkan.

"Aku nggak peduli. Aku nggak mau jadi bayang-bayang kak Ayra. Apa-apa kak Ayra. Aku juga anak Mama. Kapan Mama mikirin perasaan aku? Aku juga berhak bahagia, Ma." Aylin menangis meluapkan semua yang dipendamnya selama ini.

Sejak dulu Aylin selalu merasa mamanya pilih kasih. Selalu mengutamakan Ayra daripada dirinya. Ini semua karena Ayra sakit-sakitan sejak kecil. Aylin yang sehat selalu dipaksa mengalah untuk Ayra. Tak jarang Aylin berpikir kalau dia adalah anak pungut. Aylin merasa tidak pernah disayang oleh orang tuanya.

Menikah Dengan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang