Seorang gadis berjalan di bawah hujan yang lebat, dengan seragam sekolah nya yang telah basah. Dia berjalan tanpa menghiraukan keadaannya sekarang. Seketika ia berhenti dan membiarkan tubuhnya di gugur hujan itu memejam kan mata meng arahkan wajah nya ke atas.
Viola adresia kerap di panggil vio ia adalah anak dari seorang pengusaha ternama serta anak kedua dari 2 bersaudara. Orang tua nya sangat sibuk tidak mementingkan diri nya ia hanya tinggal berdua dengan pembantu nya sedangkan kakaknya kuliah di luar negeri.
Orang tua nya jarang di rumah lebih memilih pekerjaan dari pada anaknya. Bisa di bilang viola kurang kasih sayang dari orang tuanya tak jarang juga ayah membandingkan nya dengan si kakak yang pintar di akademik. Sedang kan dia lebih ke non akademik.
Viola juga memeliki seorang sahabat yang sering ia panggil nala putri alina. Mereka sahabatan sudah lama sudah dari SD sekarang Viola dan nala sudah menginjak bangku SMA di kelas XL. Di sekolah nya Vio dan nala tidak sekelas karna perbedaan nilai vio di kelas XL 3 IPA sedang kan nala Di kelas XL 2 IPA.
Nala juga memiliki seorang yang ia suka dia adalah ketua ben tapi mereka tidak memiliki status seperti orang² hanya sekedar kakak kelas dan adik kelas tapi nala sangat akrap dengan kaka kakak kelas itu yang bernama Rangga. Rangga yang memiliki sifat murah hati banyak juga yang menyukai nya tak nala seorang.
Dan nala juga sering bercerita tentang Rangga ke dirinya. Itu yang membuat vio yang bodo amat tau sedikit tentang Rangga. Rangga tipe cwo yang mudah akrab dengan cwek yang suka padanya.
Balik ke cerita vio telah tiba di rumahnya dengan baju basah kuyup itu. Sampai bi eni sampai kagen dengan keadaan vio saat ini. "Yaallah non kok bisa begini nanti non bisa masuk angin" ujar bi eni dengan wajah panik memegang bagu vio
"Vio gpp kok bi" ucap nya dengan senyuman
"Yasudah non bersih-bersih dulu bibi mau bikinin minuman anget dulu ya" ucap bi ani langsung berlalu ke dapur setelah bi ani pergi ke dapur, vio lantas menaiki tangga untuk masuk ke kamarnyaSudah hampir 15 menit vio di kamar mandi ia keluar dengan setelan rumahannya yaitu baju kaos kebesaran dan celana pendek hingga paha nya.
TOK TOK TOK
bi ani masuk ke kamar vio dengan membawakan segelas susu panas di nampan nya. Vio menerima pemberian bi ani dengan baik. Lalu bi ani permisi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan dapur nya. Vio berbaring di kasur menghadap langit² kamar dengan nuansa warna putih biru laut kesukaan nya.
Vio berpikir jika ia sepintar kakak laki-laki nya apakah ia juga di anggap di keluarga ini. Ayah dan bunda nya hanya datang ke rumah jika vio ulangan dan ujian saja itu hanya untuk mencaci nya atas kapasitas nya itu. Ia menoleh ke arah piala penghargaan pencak silat nya.
Vio lebih suka di bidang olahraga di banding buku-bukuan. Piala² yang terpang pang di lemari kaca kamarnya itu berkat sang paman nya. Karena pamannya lah yang mengajar kan diri nya bela diri dan berkat itu ia bisa meraih ini semua.Tentu itu juga di tentang oleh sang ayah dan bundannya karna ia cwek. Vio yakin jika suatu hari nanti semua usahanya akan di hargai oleh orang tua nya itu. Sudah hampir 1 setengah jam vio bergulat dengan pikirannya hingga lamunannya hilang ketika bi abi menyuruh nya ke bawah untuk makan malam.
TOK TOK TOK
"Non ayo makan, makannya udh selesai" ucap bi ani dari luar kamar. Lantas vio beranjak dan berjalan ke bawah untuk makan
"Bi ayo makan sini sama vio" ujar vio menyuruh bi ani untuk bergabung makan bersama. Bi ani lantas menolak ajakan vio "gak usah non nanti bibi bisa makan sendiri" ucap bi ani melanjutkan mencuci piring nya. Vio di rumah kesepian cuman bi ani yang selalu menemaninya.
Ayah, bunda dan abg nya sibuk dengan urusan mereka masing-masing tak mementingkan vio yang kesepian.Sebentar lagi vio akan ber ulang tahun yang ke 17 th tapi mungkin tak yang akan merayakan bersama nya. Setiap tahun vio tidak merayakan ulang tahunnya karna orang tua nya sibuk. Kesepian itu hanyalah makanan setiap hari vio.
Setelah makan malam selesai ia mengerjakan tugas sekolah nya ada beberapa yang tidak ia mengerti hingga dia bertanya beberapa kepada nala lewat video call. Cuman nala yang selalu membantunya masalah seperti ini mau bertanya pada siapa dia malas harus bertanya di grup kelas.
Setelah selesai mengerjakan tugas ia ber main game online di hp nya. Tidak ada kegiatan lain yang akan ia kerjakan ia bermain di balkon kamarnya sambil melihat suasana malam ini yang cukup menyegarkan pikiran.
Besok mungkin ayah dan bunda nya pulang untuk menanyakan ulang harian hari ini.Nilai yang iya peroleh hari ini hanya lah 89 tapi ayah nya selalu menginginkan nilai 95 ke atas. Menurut teman sekelas vio itu sudah lebih dari cukup tapi menurunnya tidak hanya nilai paling besar ke3 di kelas tidak cukup untuk diri nya. Ahh ayolah tidak itu saja yang harus ia pikir kan banyak masalah di otak nya sekarang apalagi turnamen pencak silat akan tiba. apakah iya akan mendapatkan izin dari mereka??
Paling pamannya lah yang akan meminta izin lagi dia sudah merepotkan pamannya terus. Permainan selesai vio meletakkan hp nya di atas meja. Ia mengembuskan nafas kasar memejam kan mata lalu membukanya lagi. Melihat ke arah bintang² di atas sana.
Hai guys ini cerita aku yang kedua semoga rame ya. Cerita ini ter infirasi dari kisah temen aku. Hehe jadi aku bikin novel deh ada juga aku tambah-tambah sih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Viola
Teen FictionViola adalah gadis 17th yang tidak pernah di sayang oleh orang tuanya selama ia lahir, viola yang memiliki sahabat yang pengertian bernama nala dan mereka sudah berteman sejak mereka di bangku sekolah dasar dan orang tua nya nala sudah meanggap viol...