chapt 31

4.8K 234 0
                                    

ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼ

Aing kudu ngapain biar otak saia lancar😭

Targetku besok tapi belum dapat ide samsek buat nulis apaan
😭😔

Jangan lupa komen biar saya semangat☺❤

Sudah 3 hari berlalu luka melepuh yang berada di paha ciya sudah mulai sembuh. Ciya menjalani hari-harinya seperti biasa, namun yang membuatnya heran adalah female lead  aka sesil entah mengapa semakin gencar membuat masalah dengan nya.

Sesil juga telah jadian dengan arkan kemarin lebih tepatnya saat pulang sekolah, ia di tembak di tengah tengah lapangan upacara yang otomatis di nonton oleh hampir seluruh siswa/i fshs.

Saat ini ciya tengah berada di kelas menunggu kehadiran para sahabatnya.

"Ata!" Panggil nya.

Ata menoleh "kenapa?"

"ano mana?" Tanya nya saat tak melihat siluet kean.

Ata mengedikkan bahu acuh "gak tau" Lalu berlalu menuju ke bangkunya.

Ciya memandang ata dengan raut bingung. Tak biasanya ata akan bersikap cuek padanya.

Guru mulai masuk dan menerangkan materi sedangkan ciya hanya memandang papan tulis di depan sana tanpa minat.

Huft'

Ciya lagi lagi mengehela nafas, ia merasa bosan dan tak bersemangat mengikuti pembelajaran seperti ada yang kurang rasanya.

"Lo kenapa sih ci?" Tanya ira saat mendengar ciya yang terus menerus menghela nafas.

"Gua gak tau gua kenapa" Jawab nya lesu.

"Oh gua tau nih kenapa, pasti karena kean gak hadir kan? Makanya lo lesu gitu,"

"Maybe"

"sekian materi terakhir saya di semester ini, sampai jumpa di kelas 12 anak-anak

"–jangan lupa belajar!"

"Baik pak" Setelah mendapat jawaban dari muridnya guru tersebut keluar dari kelas 11 mipa 2.

Ira membalikkan badan nya menghadap ke belakang dan mulai membuka obrolan ah bukan lebih tepat nya gibah bersama lani.

"Mau kemana ci?" Tanya lani

"Rooftop" Lani mengangguk faham

"Telfon gua kalau udah bel pulang" Pinta ciya.

"Sipp" Balas ke duanya.

Ata menatap kepergian ciya hingga tak terlihat dari pandangan nya, lalu mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Ceklek'

Ciya membuka pintu rooftop lalu melangkah kan kaki nya menuju pembatas rooftop.

Angin berhembus menerpa wajah cantiknya, Ia memandang kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya lalu mulai menghela nafas lirih.

"Kalau sedang sendiri begini aku jadi mengingat kehidupan ku sebagai mazaya

Aku bahkan lupa kapan terakhir aku berlibur dulu

Kira-kira tubuh ku di sana sudah di kubur atau hanya koma yah?

Ah aku rasa math lah penyebab ku kecelakaan waktu itu, aku benar-benar tak menyangka bahwa dirinya menghianatiku. Apa motif dari penghianatan nya ya?"

MAZAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang