Bagian 15 : -Pelindung Cahaya-

1.3K 221 87
                                    


Kristal terbangun oleh suara erangannya sendiri sementara kedua tangannya refleks memegangi bagian belakang kepalanya yang terasa sakit. "Sial!"

"Kau baik-baik saja?"

Kristal terdiam sejenak, mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah mendengar suara itu, tetapi tidak berhasil.

"Cahaya, apa kau baik-baik saja?"

Cahaya? Kristal terduduk tegak, tetapi langsung menyesalinya begitu ruangan di sekelilingnya tiba-tiba berputar dengan cepat. Kristal mengumpat lagi.

"Di mana aku?" tanya Kristal, segera setelah rasa pusingnya memudar. Sekarang ia bisa melihat tubuhnya terbaring di atas sofa beralas selimut yang bersih di bagian dalam ruangan  yang terbuat dari kayu.

"Jangan khawatir. Sekarang kita berada di pondok berburu yang sudah lama tidak terpakai di luar area hutan pribadi Vasco. Kau berada di tempat aman sekarang," Jawad suara itu lagi.

Kristal mengerjap, lalu memusatkan perhatiannya pada sesosok tubuh yang mengenakan jumpsuit berwarna biru navy, lalu beralih pada wajah pemiliknya yang familiar.

"Saka?" Kristal menyipitkan matanya untuk memastikan pria yang sedang berjongkok di dekat sofa itu adalah Saka.

"Ya, ini aku. Syukurlah kau baik-baik saja." Saka tersenyum lega. "Aku sempat khawatir kau tidak akan pernah sadar mengingat cedera di kepalamu lumayan parah."

"Cedera?" Seolah ingin menunjukkan maksud Saka, kepala Kristal tiba-tiba saja berdenyut nyeri. Kristal mengerang sambil meraba kepalanya, lalu terdiam selama beberapa saat untuk mengendalikan perutnya yang ikut bergejolak. 

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kepalaku sakit sekali?"

Sebelum Kristal mendapatkan jawaban, seseorang tiba-tiba menerobos masuk pondok. Kristal mengerjap dan langsung mengenali sosok wanita cantik yang juga mengenakan jumpsuit biru navy saat berjalan menghampirinya.

"Oh syukurlah, sudah waktunya kau siuman!"

"E-emily?"

"Tenang saja, aku sudah memberimu pertolongan pertama. Kau akan baik-baik saja."

"Apa yang kau lakukan di sini?" Kristal menatap Saka dan Emily bergantian, lalu tatapannya terpaku pada emblem dengan simbol omega kecil di atas logo CO yang tersemat di dada kiri jumpsuit keduanya. "K-kalian saling kenal?"

"Bukankah aku sudah menceritakan padamu tentang CO Omega?" Saka mengingatkannya.

"Kurasa begitu." Kristal mengangguk pelan.

Saka menunjuk Emily. "Nah, dia adalah komandanku."  

"Komandan?" Kristal menatap wanita itu dengan bingung karena nama yang terbordir di dada kanan wanita itu bukanlah Emily.

"Emily bukan nama asliku," ujar wanita itu seolah bisa membaca pikiran Kristal. "Itu nama buatan Wolf saat dia mengizinkanku menyusup ke organisasi Vasco."

"Menyusup?"

"Ya. Menyusup."

"Jadi kau salah satu bagian dari CO?" Kristal masih menatap wanita itu dengan bingung. Entahlah, setelah mengetahui fakta bahwa Emily bukanlah Emily, Kristal tiba-tiba merasa asing dan tidak mengenal wanita itu sama sekali.

Emily tersenyum lebar. "Mungkin sebaiknya kau berbaring." Wanita itu membungkuk untuk membantu Kristal kembali berbaring. "Aku tidak ingin membuatmu bingung, tapi aku masih Emily yang kau kenal. Kau boleh tetap memanggilku Emily."

Lagi-lagi wanita itu bisa membaca pikirannya dan membuat Kristal merasa canggung. "Apa kalian sedang menjalankan misi?" tanyanya kemudian.

"Bisa dibilang begitu," wanita itu mengangkat bahu, "tapi tentu saja misi kami berbeda dengan misi tim alphamu. Kami bukan tim eksekutor, misi kami hanya menyusup untuk mengorek informasi sampai ke akarnya, lalu pergi tanpa meninggalkan jejak."

Cahaya NegeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang