05

2.4K 286 3
                                    

"Tuan muda, apakah kami harus melakukan sesuatu?" Ajudan
"Oh, tidak." Wei Wuxian menggoyang goyangkan gelas anggur nya.
"Lagi pula, apa yang bisa ia lakukan." Sambung nya.
"Jika dia melakukan sesuatu, dengan atau tanpa perintah anda. Kami akan bergerak seperti perintah Tuan." Ajudan
"Em, baiklah..." Wei Wuxian

"Kalian, apa perintah yang ayah berikan kepada kalian." Wei Wuxian
"Menjaga Tuan Muda." Ajudan
"Dan, mengapa tiba tiba ayah melakukan itu? Bukan kah akan lebih nyaman jika ia mengabaikan ku seperti biasanya." Wei Wuxian

Para ajudan di depannya diam, mereka tampak melihat satu sama lain namun tidak ada yang berbicara. Wei Wuxian menghelang nafas nya dan menghabiskan anggur dalam gelas nya.

. .

"Ia bertanya hal itu." Wei Changse mendengar laporan para ajudan nya yang mengawal Wei Wuxian
"Benar Tuan." Ajudan
"Apa yang kalian katakan." Wei Changse
"Kami.. tidak menjawab apa pun." Ajudan

"Kalian melakukan perkerjaan bagus. Laporan apa saja yang ia lakukan." Wei Changse
"Baik." Para ajudan pun pergi.

Di dalam kamar nya, Wei wuxian tampak berbaring di tengah ranjang. Ia menatap langit langit kamar nya.

"Mengapa tiba tiba ayah seperti itu. Ia tiba tiba bersikap seolah perduli." Wei Wuxian
"Ia bahkan sampai menurunkan ajudan nya untuk menjaga ku..." Wei Wuxian menghelang nafas nya.

. .

"Langkah selanjutnya untuk memperbaiki penilai sosial ku, aku harus belajar banyak hal. Terutama tentang wilayah, walau aku tidak akan mewarisi wilayah ayah secara langsung. Setidak nya aku harus tau dasar dasar pengurus wilayah." Wei Wuxian tampak membawa beberapa tumpukan buku tebal tentang wilayah. Ia meminta bantuan pelayan untuk mengambilkan buku itu di dalam perpustakaan.

"Tuan muda sungguh belajar?" Pelayan
"Apakah beliau mulai tertarik dengan wilayah?" Pelayan.

Terlalu asik membaca, membuat Wei Wuxian tidak menyadari jika hari sudah gelap. Ia menutup buku setelah menandai bagian yang ia baca.

"Emm... Rasanya cukup pegal duduk terlalu lama." Wei Wuxian melihat keluar jendela.
"Sudah gelap, seperti nya aku terlalu fokus membaca sampai lupa waktu." Wei Wuxian

"Tuan, apakah anda akan makan malam sekarang?" Pelayan
"Ya, tolong aku ingin sup bola daging." Wei Wuxian
"Akan segera di siapkan tuan." Pelayan

"Tuan muda, anda tampak banyak membaca buku ya." Pelayan melihat tumpukan buku yang telah selesai Wei Wuxian baca.

"Em, walau tidak dapat mewarisi wilayah ayah secara langsung. Setidaknya aku harus tau dasar tentang Wilayah." Wei Wuxian tersenyum manis di sela makan nya.
"Tuan muda..." Pelayan itu tampak melihat Wei Wuxian dengan tatapan sedih.

"Oh?! Apa ucapan ku salah? Sebab aku tidak dapat mewarisi wilayah secara langsungkan. Karna itu, ayah mencarikan pasangan yang layak untuk mewarisi wilayah nya." Wei Wuxian tampak bingung melihat pelayan yang bersedih.

Sudah berhari hari berlalu, Wei wuxian tetap pada kegiatan nya untuk banyak membaca dan belajar banyak hal. Sesekali, ia tampak bertukar surat dengan beberapa bangsawan muda lain nya. Dan tentu saja dengan Wen Ning, seorang teman yang sekarang ia miliki.

"Buku buku ini telah selesai aku baca. Saatnya mencari buku lain nya." Wei Wuxian membuka pintu perpustakaan. Ia sangat terkejut dan menjatuhkan buku buku di tangannya saat melihat Wei Changse tampak duduk di salah satu kursi dan sedang membaca sebuah buku.

"Ah! Maaf, saya tidak tau jika ayah ada di sini." Wei Wuxian dengan segera mengambil buku buku yang berserakan di lantai. Wei Changse tersentak, saat melihat tulisan di luar buku itu.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang