03

2.5K 284 3
                                    

"Ugh! Ku fikir kami hanya akan sarapan bersama."

Wei Wuxian hanya bisa mengikuti langkah Wei Changse. Mereka tampak berjalan jalan di Ibu Kota. Banyak pedagang tampak menjual dagangan mereka.

Wei Wuxian tampak melihat sekeliling, ia melihat pedangan yang menjual berbagai tanaman pot.

"Ku beli semua tanaman ini." Wei Changse

"Apa?!" Wei Wuxian tampak sangat terkejut.

Mereka kembali berjalan, dan lagi lagi Wei Changse membeli apa pun yang Wei Wuxian lihat.

"Mengapa ia melakukan itu, ia membeli semua yang ku lihat. Apakah aku tidak boleh melihat sekeliling?" Dengan perasaan kesal, Wei Wuxian sedikit menjauh dari Wei Changse

"Lembut nya... Oh, harga nya cukup mahal." Wei Wuxian tampak memegang sebuah boneka rubah putih. Bulu boneka itu sangat lembut, seakan akan bulu itu di buat dari bulu aslinya.

"Beli itu juga." Wei Changse

"Lagi?! Terserahlah." Wei Wuxian

"Bukan kah itu Tuan Wei dan putra nya yang kejam?"
"Benar, sebaiknya diam dan tidak menggangu mereka."
"Benar."

"Ahh.. aku harus  segera pergi. Jika tidak, ayah akan mendengar ucapan mereka." Wei Wuxian dengan tiba tiba masuk kedalam sebuah toko.

"Selamat datang Tuan Muda." Penjaga toko itu tampak menyambut nya dengan senyuman.

"Sangat jarang ada tuan muda yang tertarik dengan pedang kuno."

"A-aah.. iya." Wei Wuxian tersenyum canggung

"Seperti nya aku salah masuk toko, karna ini yang paling dekat. Aku alasan memasuki nya saja." Wei Wuxian tampak menyesal telah memasuki toko itu

"Pedang seperti apa yang anda cari tuan muda?" Penjaga toko itu tampak sumringah

"Aah.. maaf paman, aku hanya datang untuk melihat. Aku tidak tau apa pun tentang pedang." Wei Wuxian tersenyum canggung

"Tidak papa tidak papa, setelah melihat mungkin anda akan menyukai nya."

"Aku ingin membayar." Tiba tiba seseorang berada di belakang Wei Wuxian, dengan spontan. Wei Wuxian mendongak dan melihat nya.

"Apa lihat lihat."

Perempatan imajiner muncul di pelipis Wei Wuxian, ia ingin membalas ucapan laki laki itu. Tetapi, ia lebih memilih diam dan tidak membuat masalah.

"Oh, semuanya jadi 10 koin perak tuan."

Pemuda itu tampak meletakan satu koin emas dan pergi begitu saja.

"Tunggu." Wei Wuxian memegang jubah laki laki itu.
"Apa? Aku tidak tertarik dengan mu." Sinis laki laki itu.

"Hahah, tuan maafkan aku. Tapi, kau juga bukan tipe ku." Wei Wuxian tampak tertawa di awal kata namun, di akhir kalimat nya. Ia menatap datar laki laki itu.

"Kau masih memiliki kembalian, 1 koin emas. Bisa di gunakan untuk hidup selama 2 Minggu." Wei Wuxian dan laki laki itu saling bertatapan.

"Lalu?" Ucapnya setelah cukup lama diam
"Lalu dapatkan kembalian mu!" Wei Wuxian semakin kesal.
"Tidak butuh." Laki laki itu berbalik

"Ah, anda orang kaya rupanya. Lalu mengapa hanya mampu memberi satu koin emas. Setidaknya anda harus memberi satu kantung." Wei Wuxian melipat tangannya di depan dadanya.

"Kau... Semakin aneh." Laki laki itu pergi.
"Aneh! Kau yang aneh! Aku telah memberi tau mu jika kau memiliki kembalian. Malah berfikir aku tertarik dengan mu! Cih." Wei Wuxian menghentakkan kesal kakinya ke lantai.

Aku Tidak Ingin Menikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang