Halo semua, maaf baru muncul.
Lagi musim sakit, aku salah satunya. Hampir 10 hari ini drop banget. Jadi habis kerja waktunya aku pake istirahat biar ngga makin parah. Karena udah libur, makanya aku bisa buka wattpad lagi 😭🙏🏽
Untuk di karyakarsa, mudah mudahan malam ini atau nggak besok aku update ya 🫶🏼
Kalian semua jaga kesehatan ya ❤️
Kalau lupa baca chapter sebelumnya dulu 🙏🏽
***
Handaru sangat menghormati ayahnya. Di matanya, Harris Atmadjiwo adalah seorang panutan yang luar biasa. Bukan hanya sebagai kepala keluarga, tetapi juga untuk ribuan manusia yang tersebar di seluruh Indonesia. Tanpa otak jeniusnya, Atmadjiwo Grup tidak akan pernah ada.
Sebagai penerusnya, Ndaru tentu banyak belajar dari ayahnya. Mulai dari cara berbisnis hingga cara mengatasi masalah. Seperti saat ini, Ndaru terjebak pada pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Bukannya panik, Ndaru justru bersikap santai. Menyikapi pertanyaan ayahnya yang terlihat marah itu dengan tenang.
Ndaru memilih ruang kerjanya untuk berbicara empat mata. Hanya di tempat ini ayahnya bisa meluapkan kekesalannya dengan leluasa. Lalu Ndaru akan siap mendengarnya.
"Bukan hal serius, Pa."
"Bukan hal serius gimana? Kamu tidur berdua sama dia, Mas!"
"Ada Juna di tengah." Ndaru mengelak.
"Tapi yang Papa liat tadi nggak seperti itu." Harris memijat keningnya. "Sebenarnya Papa malu untuk ikut campur masalah ini. Ingat janji kamu dulu, Mas."
Ndaru menghela napas kasar. "Aku nggak lupa. Aku juga nggak akan melanggar perjanjian yang sudah dibuat. Yang Papa liat tadi, semata untuk Mas Juna."
"Terserah." Harris mengangkat kedua tangannya pasrah. "Apa pun itu pokoknya jangan sampai Shana hamil."
Dengan cepat Ndaru menatap ayahnya. Bibirnya sedikit terbuka karena rasa tak percaya.
Hamil? Pemikiran konyol dari mana itu?
"Hamil?" gumam Ndaru aneh.
Harris mendengkus. "Papa nggak bisa awasin kamu 24 jam. Kamu juga sudah dewasa. Jadi Papa cuma bisa mengingatkan, tetap pakai pengaman."
"Pa!"
Ndaru benar-benar tak percaya dengan jalan pikiran ayahnya. Apa dia seburuk itu di mata ayahnya sampai menahan diri pun rasanya mustahil untuk ia lakukan? Kedekatannya dengan Shana selama ini semata karena Juna, tidak ada alasan lain.
"Kenapa? Jangan salahin Papa kenapa bisa berpikir demikian. Kamu lupa kenapa kamu bisa nikah sama dia? Karena satu ciuman, Mas!" ucap Harris kesal.
"Cukup. Kita bahas yang lain. Kenapa Papa tiba-tiba datang?"
"Ah, tentang itu." Harris mulai duduk tegak sambil berpikir.
Ndaru merasa lega, akhirnya dia terbebas dari topik yang menyudutkannya.
"Nurdin Hasan mengadakan acara lelang untuk amal. Apa benar?"
Ndaru mengangguk. Dia sudah curiga jika ayahnya akan membicarakan masalah ini. Bukan hanya dirinya yang bertanya-tanya, pasti ayahnya juga.
"Tema acara sama persis dengan apa yang kita rencanakan. Kamu nggak curiga?"
"Sedikit."
"Dan kamu juga masuk ke dalam daftar tamu undangan. Papa nggak salah dengar, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Incaran Shana
RomanceHandaru Gama Atmadjiwo tidak tahu jika keputusannya untuk kembali ke Ibu Kota menimbulkan petaka. Baru satu hari tiba, dia sudah terlibat skandal dengan seorang gadis muda. Skandal yang membuat citra keluarga Atmadjiwo ternoda. Sialnya, dia harus be...