Dark 25: Art

313 52 4
                                    

Malam itu, kedai Kokotiam Tok Aba sangatlah ramai. Bukan tanpa alasan, karena besok adalah tahun baru, Tok Aba memutuskan membuat pesta di kedai untuk menyambutnya, tentu saja dibantu oleh ketujuh cucu kembarnya beserta teman-temannya.

Tok Aba juga tak lupa mengundang tetangganya untuk berpesta bersama, sebuah panggangan barbeque, meja, kursi, stok coklat, dan bahan makanan sedang disiapkan dan tinggal setengah jam saja menuju tengah malam. Sembari menunggu, orang-orang yang datang pun mengobrol santai, begitu pula para kembar Boboiboy dan temannya yang melakukan kegiatan masing-masing.

Yang pertama Halilintar, ia sedang menyiapkan panggangan barbeque agar siap digunakan nanti, dibantu oleh Taufan dan Gempa tentunya.

Solar mengajak Thorn untuk berfoto bersama, sebagai kenang-kenangan terakhir di tahun itu. Tentu saja Thorn senang bukan main, ia juga membawa sebuah pot kecil berisi bunga yang mekar dengan indahnya dibawah sinar rembulan.

Blaze? Oh tentu saja dia yang menyiapkan daging untuk dipanggang beserta bumbunya, begini-begini Blaze sangat ahli membuat makanan berbahan daging, apalagi kalau daging itu adalah ayam, karena itulah Gempa sangat mempercayai Blaze, dibantu oleh Gopal dengan terpaksa. Nyatanya dia hanya mau mendapatkan porsi lebih.

Sementara Yaya dan Ying sedang asik mengobrol bersama Tok Aba, suara tawa terkadang mengelilingi mereka.

Lalu Ice, ia duduk di sebuah kursi yang sedikit jauh, lebih tepatnya dekat dengan sebuah pohon, jarinya sibuk mencoret sesuatu di buku catatannya yang berada di atas meja. Di depannya, terlihat Fang tengah melakukan kegiatan seperti dirinya.

Mereka berdua sesekali menatap wajah di depannya lalu melanjutkan coretan itu, tak lama kemudian terlihatlah sebuah gambar di buku catatan keduanya.

Menguap lebar, Ice menyudahi kegiatannya dan memanggil Fang, "Fang, lihat ke sini sebentar,"

Si empunya nama yang dipanggil mendongak, alis terangkat sebelah seolah berkata ada apa pada Ice.

Tangan kiri mengusap mata sayu, diikuti dengan mulut terbuka lebar, membuat Fang berpikir sebentar lagi akan ada lalat yang masuk ke dalamnya.

"Karena aku bosan, aku menggambarmu," Buku itu ia tunjukkan pada Fang, mengundang senyuman lebar terpatri di bibirnya.

Tertawa sejenak, senyuman lebar itu berubah menjadi tawa yang terkesan angkuh.

"Hoho, aku terlihat keren! Tanganmu itu hebat juga ternyata! Berikan itu padaku, aku akan memfotonya dan mengirimnya ke sosial media ku, dengan begitu aku akan jadi lebih populer daripada Halilintar dan Solar, muahahahahah!" Tawa nista itu Ice abaikan, ia mengambil segelas coklat panas yang ia diamkan sejak tadi dan mulai meminumnya.

Beberapa menit setelahnya Fang berhenti, ia juga meminum coklat panasnya yang sudah dingin.

"Oh iya, aku juga menggambar dirimu, lihatlah!"

Di buku catatan itu, terlihat Ice dalam bentuk sketsa kasar yang sedang menggambar juga.

Ice menganggukkan kepalanya, tak terlalu peduli akan hal itu. Namun, ketika ia melihat hasil gambarnya lebih teliti, Ice mendapati ada sesuatu yang janggal di gambar itu.

Di meja belakang Ice, atau lebih tepatnya di bawah, terdapat sebuah kepala. Botak, hitam legam dengan mata merah menyala, deretan gigi tajam menghiasi mulut yang tersenyum lebar, sangat lebar hingga menyentuh mata makhluk itu.

Lalu di sekitar pohon, ada sesosok wanita yang memakai pakaian serba putih dengan bercak merah yang terlihat mencolok, jangan lupakan rambutnya yang sangat panjang dan menutupi keseluruhan wajahnya.

Saking fokusnya ia melihat gambar itu, Ice tidak menyadari perubahan yang terjadi pada Fang. Remaja penggila wortel itu terlihat aneh, mata tanpa pupil, rahangnya pun perlahan turun, menampilkan ratusan gigi tajam yang merobek kulit yang menyangganya.

[END]

Boboiboy in The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang