16. Gagal itu bagian dari hidup

1 0 0
                                    

Hari ini pengumuman SNMPTN atau snbp. Jie menjaga moodnya agar baik sampai sore nanti begitu juga Jivan.

"Pengumuman tolong hari ini jangan rusak mood gua!!." teriak Deepa

Jangan salah gini gini Deepa masuk eligible cuii. Jie yang baru datang kaget begitu Deepa teriak.

"Mau kemana lu baru dateng udah mau pergi." ujar Deepa

"Kamar mandi anjir, mau ikut?" tawar Jie

"Gak, sono lu."

Jie berjalan menuju kamar mandi tapi netranya menangkap lelaki Januari itu tengah berbincang dengan seorang adik kelas. Jie bukan tipe yang cemburuan hanya saja di situasi saat ini Jie merasa bukan hal yang harus dilakukan meskipun ia sendiri begitu.

"Let's talk about what we should talk about." ujar Jie kala melihat keduanya selesai berbincang

"Aku udah bilang nggak ada yang harus kita omongin."

"Ada. Aku perlu tau apa akar masalah yang bikin kita kaya gini. Aku perlu tau akar masalah yang bikin kamu ngediemin aku sebelumnya. Kalau masalahnya emang di aku let's talk about it."

"Aku lihat kamu bonceng sama cowok, entah salah lihat atau apa tapi aku yakin itu kamu, I'm wrong? Masalahnya bukan di kamu tapi aku. Kamu nggak tau gimana rumitnya pikiran aku."

"Yes, it's me. Itu anaknya teman ayah. Sekarang gimana aku tau gimana rumitnya pikiran kamu itu kalau kamu nggak pernah cerita sama aku, gak pernah sharing sama aku."

"Gak ada gunanya kan aku cerita sama kamu. Wasting time."

"Ya udah kalau gitu, simpan aja rumitnya kepala mu itu sampai kamu gila. Simpan aja sendiri sampai kamu ngerasa ada orang tepat buat ceritain semua, kalau itu bukan aku cari orang lain." ujar Jie sambil menahan tangisnya

"Kamu tau? Aku tau hubungan kita gak pernah direstui ayah aku. Aku mau berusaha buat yakinkan ayah soal kita tapi kamu kayak nggak mau. Ya udah kalau begitu ayo kita siapkan ending yang nggak pernah aku harapkan itu." ujar Jie lalu berlari ke arah gudang disebelah kamar mandi.

Jie menangis di sana, sudah cukup tuhan untuk semua ini. Jie tidak bisa membayangkan ending dari kisah cintanya, rasanya pasti akan sakit sekali. Sakitnya pasti akan bertubi-tubi.

"Nangis jangan di sini anjir."

Jie mendongak, ternyata Ganta. Jie justru semakin menangis. Ganta menyodorkan tisu yang sebenarnya kemana-mana selalu ia bawa.

"Kalau nggak ikhlas buat putus, usaha buat perbaiki hubungan yang masih bisa diperbaiki ini. Masalah kalian itu cuma kurang komunikasi aja. Dalam sebuah hubungan komunikasi itu penting."

"Ganta, gue selalu coba buat komunikatif sama dia tapi dia nya nggak mau terus gue harus apa? Ta, sakit banget waktu dia bilang gue nggak ngerti gimana rumitnya pikiran dia, mana gue ngerti kalau di cerita aja nggak pernah. Ganta, gue mau berusaha buat yakinin ayah gue tapi ternyata dia gak gerak. Gue mau jadi orang yang dia ceritain gimana rumitnya kepala dia tapi kayanya dia udah gak butuh gue. Ganta, mempersiapkan yang terburuk daripada nggak menyiapkan sama sekali lebih baik kan?"

"Emang iya tapi kalau lo nggak siap walaupun udah mempersiapkan itu gimana? Kalau masih bisa diperbaiki coba diperbaiki dulu."

"Hubungan yang rusak susah untuk diperbaiki, ta."

"Ya udah kalau gitu, nanti kalau beneran putus jangan nangis lagi kan udah siap. Jivan tadi juga curhat sama gue katanya habis putus juga."

"Bajingan,komedi kehidupan ini kapan kelarnya anjing."

[✔] EudaimoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang