Terlalu banyak janji yang selalu kamu ingkari, hingga benak ku selalu bertanya, seberapa banyak kamu membuat janji dengan orang lain!
__________Disinilah Aby sekarang, didepan sekolah yang berbeda dengan sekolah nya, ya Aby sedang menunggu orang yang mengirimkannya pesan.
Sekolah Aby memang selalu pulang cepat dari sekolah lainnya. Aby sudah menunggu hampir setengah jam tapi sosok yang ia tunggu-tunggu tidak kunjung keluar.
"Sialan tau gini gue nganter fani pulang dulu"gerutunya yang terus mengacak-acak rambutnya.
Orang-orang yang baru keluar sekolah menatap Aby aneh, karna seragam yang dikenakan Aby berbeda dengan seragam yang dikenakan mereka.
Aby melirik orang-orang itu berharap menemukan sosok gadis yang sedang ia tunggu, tidak sedikit pula yang melirik Aby secara terang-terangan terutama para gadis. Aby sangat malas jika sudah ada yang meliriknya secar terang-terangan menurut Aby itu sangat tidak sopan.
"Zar maaf gue telat maaf banget maaf"sepertinya gadis itu berlari terlihat dari napasnya yang tidak teratur.
"Gak apa-apa ayo bentar lagi ujan, gue masih ada urusan soalnya" Aby sudah menyalakan motornya tapi gadis itu tidak kunjung naik keatas motor nya, membuat Aby sedikit kesal.
"Kenapa lagi Neeta?"
"Zar bisa anter gue dulu gak ke toko buku?"pinta janeeta dengan pelan,ia takut Aby menolaknya. Terlihat dari wajah Aby yang sudah lelah.
"Gue janji cuman bentar doang ko abis itu pulang"janeeta dengan sabar membujuk Aby berharap Aby mau menuruti keinginannya.
Aby melirik jam yang melingkar di pergelangan nya lalu setelahnya Aby menengadahkan kepalanya keatas, melihat langit yang sebentar lagi akan turun hujan.
"Oke tapi cuman sebentar"
Nyatanya kata sebentar yang diucapkan oleh Aby berbanding terbalik dengan sebentar yang diucapkan janeeta. Mereka berdua bahkan terjebak hujan deras di toko buku itu. Aby terlihat gusar entah apa yang sedang dipikirkannya kali ini.
"Zar gimana sambil nunggu hujan nya reda kita baca buku dulu disana"Janeeta menunjuk bangku paling pojok didekat jendela entah apa maksudnya.
Sedangkan Aby tidak sedikitpun mendengarkan apa yang janeeta katakan, pikirannya kalut, Safani bagaimana dengan gadis itu apakah Safani masih menunggunya atau gadis itu sudah pulang. Tapi Aby berharap semoga Safani sudah pulang. Karna orang bodoh mana yang akan menunggu hampir dua jam lamanya.
Aby memejamkan matanya erat-erat, semoga Safani baik-baik saja.
"Zar lo baik-baik aja kan?"Janeeta bertanya karna sedari tadi melihat kegelisahan Aby.
Tiba-tiba saja Aby membuka matanya lalu menatap mata janeeta.
"Neeta gue harus jemput seseorang, lo mau gue anterin pulang apa mau disini dulu nunggu ujan nya reda?"Aby bertanya dengan napas naik turun, rasanya rasa penyesalan itu datang kembali.
"O-oke kita pulang aja, lo keliatan nya emang lagi ada masalah ya?"Aby tidak menjawab, tapi setelah mendengar jawaban janeeta Aby langsung pergi keluar kearah motor nya. Sedangkan janeeta hanya mengikuti Aby dalam diam.
Setelah sampai di area parkiran Aby cepat-cepat menyalakan motor nya. Tapi sebelum itu Aby sempat mengirimkan Safani pesan.
Aby
Fan lo blm plng kn?
Gw ksna skrng tunggu ya?Tapi hanya ceklis satu. Aby mengerutkan alisnya dalam tidak biasanya nomor Safani tidak aktif.
Setelah janeeta naik keatas motor nya barulah Aby menjalankan motor nya dengan kencang. Tidak peduli jalanan yang licin, bahkan guyuran hujan itu terasa sedikit sakit di tubuh Aby yang hanya menggunakan kaos tipis berwarna putih yang mencetak jelas tubuh Aby. Karna Aby memberikan jaketnya pada janeeta.
"Zarrr pelan-pelan jalanan nya licin!"Teriak janeeta.
Aby tidak memperdulikan teriakan janeeta tapi setelah mendengar cicitan pelannya yang masih bisa Aby dengar tiba-tiba saja Aby memelankan motor nya.
"Gue takut"Cicitan pelan itulah yang berhasil menurunkan sedikit emosi Aby.
Setelah sampai didepan rumah yang cukup sederhana Aby menunggu janeeta yang turun dari atas motor nya.
"Mau mampir dulu gak? Baju lo basah"Aby menggeleng singkat lalu setelah itu Aby menjalankan motor nya kembali" gak usah gue duluan"
Aby menjalankan motor nya seperti orang kesetanan, membelah jalanan yang sedang diguyur hujan deras. Disaat orang-orang berhati-hati Aby malah sebaliknya. Bahkan umpatan dari pengendara lain tidak Aby hiraukan yang ada di pikirannya hanya semoga Safani baik-baik saja.
Setelah sampai di depan sekolah Aby memindai sekolah yang sudah sangat sepi tidak ada siapapun disini. Tapi matanya tidak sengaja melihat seorang gadis yang sedang memeluk lututnya dengan tubuh bergetar. Bahkan baju hingga rambutnya basah.
Saat ingin bergerak turun Aby melihat sebuah mobil berhenti tepat didepan gadis itu. Lalu setelahnya Aby melihat Safani yang menaiki mobil itu dengan dibantu seorang pria yang turun membawa payung dari dalam mobil.
Entah kenapa rasanya dadanya terasa sesak melihat Safani yang dirangkul oleh pria lain. Lebih sesak lagi melihat keadaan Safani yang kacau, Safani yang duduk sendirian menunggu nya, Safani yang ketakutan sambil menyembungikan wajahnya di lipatan lututnya, Safani yang dengan sabar menunggu nya padahal Safani bisa saja pulang tidak harus menuruti ucapannya.
Melihat mobil itu sudah tidak ada dengan lesu Aby menjalankan motor nya kembali. Aby mengebut bahkan lebih cepat dari yang tadi. Pikiran Aby kalut, Aby hanya benci hidupnya yang terasa terkekang. Aby benci saat rasa penyesalan itu datang.
Disaat wajah Safani muncul di kepalanya semakin cepat juga motor itu melaju. Suara cicitan aspal dan ban bahkan terdengar sangat jelas di tambah jalan yang licin terguyur air hujan.
Aby tidak melihat jika ada seorang nenek-nenek yang menyebrang ditengah jalan. Rasanya pening saat Aby tidak bisa mengontrol rem motor nya.
"Sial rem gue blong!"Umpat nya dalam hati.
Aby membanting setirnya ke arah kiri menghindari orang yang ada didepannya.
Brakkk
Suara hantaman Aby yang terlempar sangat jauh dari motornya, Bahkan Aby bisa merasakan sesuatu yang mengalir dari belakang kepalanya, dadanya sesak dan sakit. Pusing lebih mendominasi, entah kenapa rasanya bahkan lebih sakti dari pada yang Aby bayangkan. Tapi jauh dilubuk hari nya Aby berterima kasih karna Aby bisa menghilangkan Safani dari dalam pikirannya meskipun hanya sejenak. Karna setelah itu hanya kegelapan yang bisa Aby lihat.
17_12_23
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYANDRA'AS (END)
Teen Fiction"Gue cuman minta lo buat ga pergi, apa gitu aja sulit buat lo turutin!" "Harus sampe kapan aku terus yang harus nunggu? Aku cape Aby cape!" "Tinggal diem lo bilang cape?" "Aby tolong jangan mempersulit keadaan" "Lo yang mempersulit keadaan, gue cuma...