Part 22

105 5 0
                                    

happy reading all!

○○○

"Selamat pagi!"

"Pagi, Vy"

Hanya sahutan dari Ando yang terdengar. Hari ini Cavya sudah kembali bekerja, tubuhnya sudah benar-benar sehat.

Cavya mengernyitkan keningnya melihat Salma yang terlihat cuek. Tidak seperti biasanya. Cavya duduk dimeja kerjanya, memutarkan badan kebelakang, tepat dimana meja Salma berada.

"Pagi, Mbak Salma!"

Hening. Melirik pun tidak Salma lakukan. Padahal ini masih jam 7, tapi perempuan itu sudah sibuk saja dengan pekerjaannya.

Cavya menatap Ando seolah bertanya 'Mbak Salma kenapa?'. Ando hanya mengedikan bahunya seraya menggeleng.

Cavya mengangguk ragu. Mulai fokus pada pekerjaannya. Sedikit ada yang kurang karena biasanya selalu ada suara Salma yang menyanyi, atau Ando yang berdecak kesal.

Berjam-jam mereka lewati dengan hening. Kini sudah waktunya jam istirahat. Cavya dengan senyum lebar berbalik kearah Salma.

"Soto, yuk!"

"Yuk, Vy!" Hanya Ando yang menyahut.

Ando mengalihkan tatapannya pada Salma yang sibuk mengacak-acak laci mejanya.

"Sal, ayo soto" Ajaknya sambil menyenggol bahu Salma.

Sang empu berdecak kesal, "Sana berdua aja. Gue buat mie" Jawabnya sambil memperlihatkan mie instan dalam cup.

"Ya ampun, Sal, lo mau maag-nya kambuh lagi kayak kemarin, hah? Bodoh banget, sih"

Sebut Ando kejam karena berani-beraninya memaki Salma yang hari ini mempunyai mood buruk.

"Ya emang gue bodoh. Kenapa, lo gak suka? Gue juga udah biasa dibodohin. Gak tahu apa-apa, kalian, kan, temanan emang cuman berdua. Gue cuman figuran. Sana makan soto berdua!"

Cavya dan Ando saling pandang. "Lo kenapa, deh, Sal?"

"Bertahun-tahun gue kerja disini, baru kali ini gue ngerasa gak punya teman! Gue kira kita teman, anjir. Ternyata gue doang yang anggep kalian teman"

Cavya mengerutkan keningnya tak suka, "Apa, sih, Mbak? Ini titik permasalahnnya dimana? Aku gak ngerti"

"Ya titik permasalahannya di Lo, Cavya!" Bahkan kali ini Salma memekik kencang.

"Salma!" Ando balas menegur.

"Apa, lo mau marah, Ndo? Gue juga marah karena gak dianggap!"

Tatapan Salma beralih pada Cavya, "Lo! Berapa hal yang gak gue tahu sedangkan Ando tahu?! Lo yang sakit? Lo yang ternyata mantan Kafi si secret admirer itu? Lo yang benci langit biru? Lo yang punya trauma tentang perselingkuhan? APA LAGI YANG GAK GUE TAHU?!"

Cavya dan Ando tertegun. Jadi ini alasanya, alasan mengapa Salma berbeda.

Ia merasa tak dianggap.

Pertemanan antara 3 orang itu memang selalu menyakitkan. Salah satu diantaranya akan merasa diabaikan.

Salma mulai terisak, "Gue kesal! Gue gak tahu apa-apa tentang lo, sedangkan gue selalu cerita sama lo dan Ando. Gue selalu tahu apa yang terjadi pada lo itu lewat Ando, lo gak pernah ngomong langsung ke gue!"

Cavya menggeleng, ia merasa bersalah. Sebab dari awal ia bekerja disini, Ando adalah teman pertama Cavya.

"Mbak.. aku gak maksud kayak gitu.." Ucap Cavya melirih, tangannya menggenggam tangan Salma.

Mantan? SIAPA TAKUT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang