[🐰🦋] ~06

                                    

                                          

Happy reading...
.
.
Ningning berjalan menuju kebun belakang dengan perasaan dongkol. Dia benar-benar tidak tahu apa yang iblis-iblis itu maksud. 'tidak! Tunggu dulu. Renjun dan Jeno yang mengerjaiku lebih dulu. Begitu dibalas malah menyalahkanku. Bener-bener tidak masuk akal!'. Pikirnya. Kehilangan 3 juta dolar? Mobil sports? Ini adalah hari pertama dia bekerja. Dia tidak mungkin mengambil resiko kehilangan kerjaannya yang gajinya begitu besar. Oh, ayolah. Bahkan dia tidak menerima uang sepeser pun apalagi mobil? Mobil sports pula 😤. Lupakan...
"Duck? Duck?" Teriak Ningning memanggil
"RAWRR..." Sesuatu yang besar melompat kearahnya, membuat Ning jatuh terduduk. Matanya membola. "!?" 
"GUK! GUK! GUK!"
"Kamu Duck?" Tanya Ning yang dijilati 
"GUK!"
"KENAPA MENAMAKAN DUCK UNTUK SEEKOR ANJING!?... BERHENTI MENJILATIKU!!" Teriaknya
Ningning mulai mengajak Duck ke tempat biasanya dia dimandikan dan mulai memandikan anjing yang dinamai Duck itu oleh tuannya yang idiot itu. 
Langit sudah menampakkan semburat kejinggaan menandakan hari sudah mulai sore. Ningning baru selesai memandikan Duck. Rasanya energinya benar-benar terkuras di hari pertama kerja. Dan dengan kurang ajarnya si Duck itu mengibas-ngibaskan tubuhnya yang belum sempat Ningning keringkan, membuat seragamnya basah kuyup. 'setelah dipermalukan orang-orang itu. Sekarang anjing juga menindasku' 😭
"Apa langit sudah buta!? Teriak Ning menengadah menhadap langit
DUARR!!!
Suara petir menggelegar membuat nyalinya seketika ciut. Aneh banget! 😒 Jelas-jelas langit sore itu cerah. Kenapa ada guntur? Pikirnya.
.
.
Larut malam
Ningning tidur begitu pulas. Mungkin dirinya sedang menyelami mimpi yang indah membuat dirinya terus mengukir senyum di bibirnya.
"Zhuoy, maafin ayah sudah membiarkanmu pergi dari rumah. Tapi ayah tidak bisa percaya kamu bisa mengalahkan ayah dengan berhasil mengumpulkan 20 juta dolar. Jadi, apa yang Zhuoy mau akan ayah turuti". Ucap ayahnya lembut. Ningning merasa bangga pada dirinya.
"Tapi, mana calon menantu ayah?" Tanya laki-laki baruh baya itu lagi.
Ningning menggandeng pria tampan dengan tubuh atletis yang sempurna dan menunjukkannya pada ayahnya.
merasakan pergerakan kecil di wajahnya membuat Ningning bangun dan membuka matanya perlahan. Setengah sadar
'Kenapa sekarang laki-laki itu terlihat seperti Na Jaemin? Tapi dia tubuh yang bagus sekali. (Ning menyentuh dada dan perut kotak-kotak Jaemin. Dengan Jaemin yang kaget dapet perlakuan begitu tiba-tiba). Eh? Inikan hanya mimpi. Tapi kenapa sentuhan ini terasa asli ya?' pikirnya. Dalam sekejap kesadarannya penuh hingga matanya melotot melihat orang didepannya. Spontan membuat tangannya yang masih bertengger mencengkram kuat perut Jaemin sehingga membuat sang empu terlonjak dan merubah posisi menjadi duduk.
"Gadis gila! Apa yang kamu lakukan!?" Bentak Jaemin sembari mengelus perut yang di cengkram Ningning
Ningning ikut terduduk. "Cih! Ini bukan mimpi ternyata! Kenapa tengah malam kamu malah masuk ke dalam kamarku!?" Ucapnya menunjuk Jaemin