happy reading🫶
☕️🍼☕️
Caramel terbangun dari tidurnya dengan matanya yang membengkak. Ini sudah 4 hari sejak kejadian itu tapi ia masih saja menangis sebelum tidur. Caramel memang tipe yang suka berlarut-larut dulu.
Caramel usap wajahnya, tatap cermin dari atas kasurnya lalu tertawa melihat penampilan wajahnya yang saat ini cukup menyeramkan.
"Jelek banget Caramel" Caramel lalu bangkit dari tidurnya dan berjalan kekamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Ia tepuk kedua sisi wajahnya pelan lalu tatap cermin dengan mata berapi-apinya, "Udahan nangisnya. Masa baru digituin aja nangis"
"Ga boleh cengeng, harus tetep semangat! Lets gaur, Caramel!"ucapnya semangat untuk menyemangati dirinya sendiri.
Setelah selesai dengan rutinitas paginya, Caramel kemudian keluar dari kamar sambil membawa ponselnya. Caramel bersenandung riang sambil menyapa beberapa pekerja rumahnya.
Ia berjalan cepat ke dapur kala mencium bau harum dari pancake yang sedang dimasak. Senyumannya luntur kala ia tau bahwa yang kini sedang memasak itu bukan Jennifer melainkan omanya, Jessica.
Bahunya ditepuk pelan membuat Caramel menoleh, Jennifer tersenyum kepadanya sambil membawa satu botol sirup mapple di tangannya.
"Morning sayang! Baru bangun ya?"
Caramel mengangguk kikuk kemudian tersenyum kaku, "Morning mami, heeum baru bangun aku"
Caramel dengar omanya berdecih, "Masa jam 10 gini baru bangun. Ini sudah siang loh, seharusnya kamu sudah bangun sejak tadi dan bantuin mami kamu"
Caramel menoleh kepada Jessica yang kini menatapnya malas, "Kita sebagai anak itu diusahakan untuk berbakti dan menolong orang tua. Kamu jangan mau enaknya saja, Caramel"
Jennifer pun segera mendekati mertuanya lalu mengelus bahu ringkih itu, "Caramel semalam jadwalnya full mama, jadi kecapekan. Biasanya Caramel selalu bantuin aku kok"
Jennifer pun memanggil anaknya untuk mendekat, "Sini sayang, salim dulu sama oma. Oma baru datang dari Malaysia semalem"
Caramel berjalan pelan kemudian meraih satu tangan Jessica dan menciumnya lalu tersenyum manis kepada wanita paruh baya itu, "Pagi oma! Maaf ya Caramel tadi malah diem aja bukannya langsung bantuin oma"
"Ck, itu kamu tau. Habis ini kamu yang lanjutin masak pancakenya ya" Caramel hanya mengangguk, membiarkan maminya menatap khawatir.
"Bisa nak? Mami saja ya yang masak?" Caramel menggelengkan kepalanya. Lalu anak itu tersenyum untuk menenangkan maminya.
"Bisa kok. Caramel pernah nyoba masak pas mami lagi ga dirumah"
"Kalau pancake saja ga bisa, keterlaluan kamu berarti Caramel" celetuk Jessica membuat Caramel mengatupkan bibirnya, sedangkan Jennifer yang tidak ingin situasi menjadi makin keruh mencoba untuk membawa mertuanya keluar dari area dapur, menjauh dari Caramel.
"Mama, kita tunggu di ruang tengah aja yuk sambil ngobrol-ngobrol santai" Kedua wanita yang lebih tua dari Caramel itu beranjak pergi meninggalkan Caramel, membuat anak itu menghela nafasnya.
Salah satu pekerja yang dari tadi melihat itu mendekati Caramel, "Aden mau bibi bantuin masak pancakenya?"
Caramel menoleh kemudian tersenyum memohon, "Tolongin aku ya bi. Kalau pancakenya jelek nanti aku dimarahin sama oma" ucapnya diakhiri tawa yang membuat bibi itu sedih karena ia selalu tau bahwa nenek dari anak ini selalu saja menekan Caramel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel | Sungjake
Fanfiction[END] Caramel, remaja berusia 17 tahun itu ga expect kalau dia bakalan jatuh hati sama Aaron, pro-player satu team dengan sang kakak.