"Kalian mau makan apa?" Tanya Wira
"Apa aja asal jangan ayah yang masak"
"Padahal masakan ayah ga jauh beda sama masakan Ibun."
"Ayah lupa ya waktu Ibun sakit ayah hampir bikin kita hipertensi"
"Ga sengaja itu mah, kesenggol abang waktu itu"
Nah kan abang jadi tumbalnya padahal waktu itu abang cuma diam. Yura sudah biasa mendengarkan pertikaian kecil seperti ini menurutnya ini adalah sebuah hiburan tersendiri untuk dirinya.
"Sudah-sudah kita masak bersama aja gimana? Sana Jie panggil abang"
"Siap kapten" ujar Jie lalu pergi ke kamar sang kakak
"Kalian tadi ngomongin apa? kaya serius banget" tanya Wira
"Ini" jawab Yura sambil menunjukkan wishlist milik Jie
"Oalahh"
"Ayo kita wujudkan satu wishlit Jie" ucap Yura
"Oke, kita biarkan Jie jadi yang pertama melihat adek"
"AYAH, IBUNNNNN ABANGGGGG MIMISAN LAGI" teriak Jie
Seperti perintah Ibun-nya tadi Jie segera menuju kamar sang kakak, ketika sudah membuka pintu Jie terkejut melihat sang kakak yang duduk dimeja belajar dengan kepala diatas meja dan beberapa tisu yang terdapat darah.
Saat ini Jivan dibawa ke rumah sakit karena keadaannya benar-benar drop yang mengharuskannya dirawat. Jivan memang suka sekali begadang akhir-akhir ini untuk belajar padahal sudah dibilang berulang kali untuk tidak terlalu memforsir diri seperti itu. Jivan masih belum sadar, mungkin terlalu lelah Jie berada disebelah Jivan anak itu sedari tadi terisak sambil menggenggam tangan sang kakak.
"Abang ayo bangun jangan sakit lagi ayo kita pulang" ucap Jie
Jie tidak suka rumah sakit sejak kematian Dewa, Jie selalu teringat bagaimana wajah pucat itu terbaring tak berdaya.
"Sudah jangan menangis, nanti abang pasti sembuh kok nanti juga abang pulang tapi untuk saat ini abang harus di sini dulu. Kenangan akan selalu jadi kenangan Jie, lupakan semua kenangan buruk itu dan ingat kenangan yang indah" ucap Yura
"Jie takut, Ibun"
"Percaya sama Allah Jie, Abang ngga akan kemana-mana, Abang bakalan sehat lagi Jie jangan negatif terus pikirannya ya? Ayo sekarang Jie sholat habis itu makan ya, biar ada tenaga buat jagain abang"
Jie mengangguk lalu berjalan menuju mushola rumah sakit beberapa saat kemudian Wira datang setelah mengurus semua administrasi
"Jie kemana dek?" Tanyanya
"Tadi aku suruh dia sholat dulu kan tadi dia belum sempat sholat Maghrib, kamu beli makan gih mas, aku kasian sama Jie dia khawatir banget sama Abang takut dia"
"Mau makan apa?"
"Terserah mas aja"
"Ya sudah, mas keluar dulu kamu baik-baik disini kalau ada apa-apa langsung panggil dokter ya"
"Iya hati-hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
****
Jie berjalan menuju kamar rawat sang kakak, masih sama sang kakak belum bangun entah terlalu lelah atau sudah bangun tapi dilanjutkan dengan tidur
"Abang belum bangun, bun?" Tanya Jie
"Belum, sudah ngga apa-apa kan kata dokter ga papa" Jawab Yura
"Jie takut, kalau Abang kenapa-kenapa dunia Jie bisa berantakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Eudaimonia
FanfictionA sequel of Abinawa Twins 🕊️ "Ayah tau? Kita itu lagi kacau? Banyak hal yang bikin semuanya jadi menyebalkan." "Kita juga tau ayah banyak pikiran, kita selesaikan pikiran kita masing-masing lalu kita ngobrol lagi. Ngobrol di saat pikiran kita sama...