▪︎Hargai Maung dengan Vote dan komen di tiap partnya, karna Maung kapan aja bisa Unphublis cerita ini!▪︎
• S e l a m a t M e m b a c a •
•••
Kiran kira Karan tidak akan terlalu berlebihan menunjukan kemesraanya dengan Alexa di depannya, namun sialnya makin hari pemuda itu malah semakin menyiksanya!
Kiran seperti tengah membunuh dirinya sendiri, bersikap biasa saja di saat hatinya menjerit kesakitan. Kiran selalu membenci kemesraan Karan dan Alexa, dan sialnya lagi Kiran tidak bisa berbuat apa-apa selain menikmati luka yang ia ciptakan sendiri.
"Sorry gua telat."
Kiran menoleh ke asal suara, pada pemuda yang baru saja datang dan duduk di hadapannya.
—Devian.
"Apa yang mau lo bicarain?" tanya Devian saat Kiran terus saja menatapnya.
"Tolong jadi pacar pura-pura gua!" pinta Kiran namun lebih tepatnya memaksa.
Devian melotot, merasa terkejut dengan ucapan Kiran barusan. Sama sekali tidak ada basa-basi terlebih dahulu untuk pemanis pada obrolan mereka.
"Tempo lalu gua udah bantu lo. Tanpa gua setujui, lo asal peluk gua! Dan sekarang lo harus bantu gua juga, jadi pacar pura-pura gua. Gua mohon." Raut wajah Kiran berubah menjadi memelas, menatap Devian dengan sorot mata penuh harap.
"Kenapa harus gua?" tanya Devian binggung.
"Karna orang yang ada di poto itu elo!"
"Maksudnya?"
"Gua gak tau siapa orang yang asal poto pas lo peluk gua. Dan sialnya lagi mantan gua tau tuh poto! Dia ngira gua udah punya pacar baru, dan orangnya itu elo!" jelas Kiran dengan perasan yang saat ini tengah campur aduk.
Entah ada apa dengan Kiran, yang Kiran tau ia hanya ingin balas dendam dan ingin membuat Karan merasa cemburu, Kiran tidak mau kalah.
Meskipun Karan memang sudah tidak mencintainnya lagi, Kiran tetap ingin membuat Karan yakin jika ia sendiri pun sudah tidak mencintai pemuda itu—meskipun kenyataanya tidak benar.
"Kenapa harus pura-pura?" tanya Devian lagi.
"Gua masih cinta sama dia, tapi sialnya dia udah gak cinta sama gua, dia udah punya cewek baru! Gua gak terima. kalo dia bahagia, gua juga harus lebih bahagia dari dia," jawab Kiran.
"Apa yang bakal gua dapet kalo gua bantu lo?"
"Apapun. Gua bakal kasih apapun yang lo mau." kata Kiran tanpa berpikir dahulu. Yang gadis itu mau hanyalah membuat Karan cemburu dan memintanya kembali.
Devian tentu saja senang mendengarnya, dengan senang hati ia mengangguk. "Gua bakal bantu lo!"
"Sekarang ikut gua ketemu sama mantan gua!" ajak Kiran, berdiri dan menarik tangan Devian—menyuruh pemuda itu untuk ikut berdiri juga.
"Harus sekarang?" tanya Devian tak percaya.
Kiran mengangguk.
"Gua harus apa nantinya? Lo belum kasih tau gua!"
"Di sana lo pasti paham apa yang harus lo lakuin."
Devian menyerah, menurut pada Kiran yang terus saja menariknya seperti seekor anak anjing.
Sialan memang.
.
.
.Berhadapan langsung dengan Devian—kekasih baru Kiran, sama sekali bukan kemaunnya. Jika bisa, sudah dari tadi Karan mengusir pemuda itu dari hadapannya dan menyuruhnya agar tidak lagi berhubungan dengan Kiran.
Namun Karan tidak setolol itu untuk melakukannya, dirinya masih ingat akan apa yang harus dirinya lakukan. Biarkan saja Kiran bermesraan dengan Devian di hadapannya dari pada harus menghancurkan rencanannya yang baru saja dimulai.
Untuk kali ini, Karan mempersilahkan Kiran bahagia dengan Devian. Setelahnya baru Karan akan membuat Kiran kembali luluh padanya, mengambil gadis itu lagi untuk kembali menjadi miliknya.
"Lo mau gua nyuruh Alexa ke sini?" tanya Banu. Kali ini dirinya sangat merasa puas, permainan bodoh yang tengah Karan dan Kiran mainkan ini sangat membuatnya senang.
Banu memang menyebalkan, namun secara tidak langsung hanya pemuda itu saja yang tau antara Karan dan Kiran. Gamelo memang paham tentang percintaan, bahkan mahir dalam menasehati Karan maupun Kiran. Namun Gamelo bodoh, tidak sepintar Banu yang tau segalanya tentang Karan dan Kiran meskipun dengan sikapnya yang acuh dan terlalu sarkas.
"Gak perlu," saut Karan dengan pandangan tak lepas dari Kiran dan Devian.
Setelah Kiran memperkenalkan Devian padanya, dari situ Karan sudah menyimpulkan jika Devian bukan pemuda baik-baik. Dan dirinya tidak setuju jika Kiran harus bersama pemuda seperti Devian.
Karan berdiri dari kursi, mendekat pada dua sejoli di hadapannya hingga membuat keduanya menoleh.
"Gua pinjem Kiran dulu, bentar." ucap Karan yang langsung menarik tangan Kiran hingga gadis itu berdiri.
Tanpa menunggu jawaban dari Devian dan persetujuan dari Kiran, Karan langsung membawa Kiran pergi.
"Lo mau bawa gua kemana?" tanya Kiran, menatap punggung Karan dengan binggung.
"Jauh dari Devian!" jawab Karan dengan tegas namun pelan, hampir membuat Kiran tidak bisa mendengarnya.
"Karanu!" panggil Kiran, menghentikan langkahnya hingga membuat Karan ikut berhenti.
"Gua cape! Kalo ada yang mau lo omongin, di sini aja." Kiran protes dengan menatap kesal pada Karan.
"Jauhin Devian! Cari cowok lain. Kalo perlu gua yang cariin!" titah Karan dengan ketus.
"Tau apa lo tentang dia?" tanya Kiran.
"Gua juga cowok kalo lo lupa! Dia cowok gak bener, keputusan lo buat jadian sama dia itu salah. Endingnya lo bakal disakitin sama dia!" jawab karan dengan tegas.
"Lo gak ada hak untuk ngatur-ngatur gua, Karanu! Lo harus tau posisi lo sekarang, lo cuman temen gua."
"Justru itu! Lo temen gua. Gua pengen yang terbaik buat lo, gua gak mau lo disakitin sama dia."
"Devian gak bakal nyakitin gua, dia cowok baik-baik. Dan gua tau betul tentang dia, lo yang bukan siapa-siapa dia gak usah so tau!"
"Kirania! Kali ini gua serius. Lo bisa pacaran sama yang lain, tapi jangan Devian. Lo salah orang buat dijadiin penganti gua!"
"Gua bebas pacaran sama siapa pun tanpa izin dari lo!"
"Kiran—"
"Udah yah. Cukup untuk ikut campurnya, urusin aja pacar baru lo itu. Tetap tau batasan tanpa saling usik lagi." Setelah mengucapkan itu Kiran berlalu pergi dari hadapan Karan.
Karan membalikan tubuhnya, menatap kepergian Kiran dengan pandangan kosong. Dirinya lupa bahwa Kiran tetaplah Kiran, apa yang sudah menjadi keputusan gadis itu tidak akan bisa di ganggu guggat lagi.
"Kali ini gua gak bakal tinggal diam. lo terlalu keras kepala, Sayang."
▪︎ ▪︎ ▪︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished.
Teen Fiction| t y p o b e r t e b a r a n . | • judul awal : Memeluk Rumah Lama. • Ada sesuatu yang harus di selesaikan secepatnya, entah kembali menjadi sepasang kekasih, atau kembali menjadi orang asing • ▪︎▪︎▪︎ Awalnya bagi Kiran ini bukan lagi tentang kemba...