▪︎Hargai Maung dengan Vote dan komen di tiap partnya, karna Maung kapan aja bisa Unphublis cerita ini!▪︎
• S e l a m a t M e m b a c a •
•••
Hari ini Kiran memutuskan untuk tidak masuk sekolah, dirinya terlalu malas untuk kembali meladeni Banu-
—si pemuda menyebalkan. Kali ini Kiran membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, apalagi kemarin Karan memberi tahunya jika akan mengenalkannya pada kekasih pemuda itu, Kiran belum siap merasakan sakit. Biarkan hari ini Kiran mempersiapkan dirinya untuk nanti bertemu gadis yang telah menjadi pengantinya.Menjemput patah hati perlu keberanian lebih. Karna saat dirinya berhadapan langsung dengan gadis itu, ia harus bersikap biasa saja—tidak boleh mengamuk atau melakukan hal gila lainnya. Dirinya harus tersenyum dan menerima gadis itu dengan hangat bukan?
"Ayo turun, lo belom makan dari pagi." Kila muncul dari balik pintu, menyadarkan Kiran yang terus saja melamun.
"Gua males makan," tolak Kiran, menghela nafas seraya membaringkan kembali tubuhnya.
Kila mendekat, duduk di samping Kiran dengan pandangan iba. Dirinya sengaja ikut bolos sekolah untuk membantu Kiran kembali bersemangat, namun gadis itu malah terlihat begitu hancur dan menyedihkan.
"Kak Biyan nitipin lo ke gua, jangan bikin dia marah sama gua kalo tau lo belom makan," ucap Kila. Berharap Kiran mengerti dan mau menurut padanya.
"Gua beneran males makan, Kila. Jangan paksa gua," mohon Kiran, dirinya sama sekali tidak nafsu untuk makan. Yang ada di pikirannya saat ini hanya mencari cara untuk bisa bersikap biasa saja nantinya.
"Kiran—"
Brak.
"Minta maap ke Kiran dan akuin kesalahan lo!"
Kila maupun Kiran terkejut bukan main saat pintu kamar di buka dengan kasar, bahkan mereka dibuat lebih terkejut saat Karan mendorong keras tubuh Banu hingga pemuda itu berlutut di lantai.
"Apa yang lo lakuin?" tanya Kiran, menatap binggung pada tiga pemuda di hadapannya.
"Gua tau lo gak masuk sekolah gegara nih bocah. Sekarang lakuin apapun yang mau lo lakuin sampai Banu minta maaf ke lo!" kata Karan dengan tegas, raut wajah serta sorot matanya terlihat begitu emosi.
"Tapi—"
"Kila ikut kita keluar, biarin mereka berdua," sela Karan sambil keluar dari kamar bersama Gamelo.
"Kila," Kiran menahan tahan Kila, menatap sahabatnya itu dengan raut wajah takut.
"Lo denger 'kan apa yang Karan bilang tadi? Lakuin apapaun yang mau lo lakuin ke dia, itu artinya dia gak bakal protes atau bales lo," ujar Kila, melepaskan tangan Kiran yang menahannya kemudian berlalu pergi, menyisakan Kiran dan Banu yang masih berlutut dengan kepala menunduk.
"Silahkan tampar gua lagi, kalo perlu matiin gua kalo emang harus. Tapi jangan harap gua minta maaf ke lo," ucap Banu terus terang dengan suara pelan.
Kiran mendengkus, kekesalannya semakin bertambah pada pemuda di hadapannya ini, baginya Banu terlalu berlebihan. Dramatis sekali jika pemuda itu harus ia buat mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished.
Teen Fiction| t y p o b e r t e b a r a n . | • judul awal : Memeluk Rumah Lama. • Ada sesuatu yang harus di selesaikan secepatnya, entah kembali menjadi sepasang kekasih, atau kembali menjadi orang asing • ▪︎▪︎▪︎ Awalnya bagi Kiran ini bukan lagi tentang kemba...