"Pak Herman!" teriak Adit sekejap setelah tersadar dari efek sampingnya.
"Hah? Kenapa Dit." ucap Dewi dari dekat sofa tempat Nova tak sadar.
"Gue inget sekarang siapa Anggi!" ucap Adit.
"Lah, apa hubungannya sama Pak Herman?" tanya Dewi.
Adit berdiri lalu menjelaskan bahwa Anggi merupakan temannya yang dibunuh Pak Herman di hari penyuntikan.
"Yang bener lu jangan ngarang." ucap Dewi.
"Bener gila, selama ini ingatan gue tentang ini dihapus sama si Herman. Potensi dia keknya sejenis sugesti buat ngilangin ingatan deh! makanya anak Puri juga lupa gue kan."
"Tujuannya apa dia bunuh Anggi?" tanya Dewi.
"Sel otaknya rusak, dia subjek gagal jadi harus dibunuh, gue tau ini karena gue nganterin dia pas lagi kejang-kejang sampe ke klinik, abis itu ingatan gue dihapus sama si Herman nih, dia pikir gue ga bakal inget lagi pastinya."
Dewi termenung sebentar, dirinya tak habis pikir bila itu merupakan kebenaran yang mereka cari selama ini. Dalam benaknya mengait-ngaitkan puzzle tentang semua hal janggal di sekolah ini.
Tiba-tiba Nova tersadar.
"Nov! cepet sini bangun, ini yang gue dapetin." ucap Adit sambil melambaikan selembar kertas.
Nova melihat ke kiri kanannya lalu berkata "Bacain coba."
"Jujur gue gangerti soalnya dia ngomongnya ada jeda-jeda nya gitu dan diulang-ulang jadi gue gatau kata mana yang awal tapi ini yang gue tangkep. 1. Dengan cara membunuh kami sekeluarga. 2. Yang jadi korban 3. Setelah penyuntikan 4. Saya telepon nomor yang diberi suster namun." Jelas Adit membacakan isi kertas.
Nova kebingungan namun tiba-tiba dari sudut pandangnya dia melihat Anggi mucul dan berkata "Hubungkan!" seketika dirinya dibawa ke masa di mana dia mendengar suara-suara misterius dari dalam rumah Anggi.
"Aku ngerti! aku ngerti ternyata selama ini Anggi bantu kita, tapi aku belum konek ke sana." ucap Nova.
"G-gimana?" tanya Dewi yang terlepas dari lamunannya.
Nova pun menjelaskan saat dirinya mendatangi rumah Anggi. Dia mendengar sesuatu yang sangat aneh seperti kalimat yang terpotong-potong.
"Isi kalimatnya gini. Bukan hanya saya, saya kesakitan, dia menutupi." ucap Nova.
Dewi langsung berlari mengambil kertas Adit dan menuliskan ucapan Nova.
"Kita sambung-sambungin." ucap Dewi kepada teman-temannya.
Ke dua temannya pun mengangguk dan mereka mencari peluang kalimat yang terbuat dari kata-kata tadi.
"Setelah penyuntikan saya kesakitan, saya telepon nomor yang diberi suster namun dia menutupi dengan cara membunuh kami sekeluarga, bukan hanya saya yang jadi korban." ucap Nova saat menemukan susunan kalimat yang pas.
Semua tiba-tiba terdiam, Nova meneteskan air matanya karena akhirnya mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan para siswa yang meninggal.
"Kita laporin ini semua ke polisi sekarang." ucap Adit memecah kesunyian.
Dewi menatap Adit dan dirinya berkata "Gak gitu, polisi mana percaya mistis-mistisan."
Adit membalikan badan lalu menjambak-jambak kepalanya sambil menghentak-hentakan kaki ke tanah. "Sahabat gue! gimana cara kasih keadilan ke sahabat gue."
"Tenang Dit, semuanya harus kita rencanain mateng-mateng. Pasti ada cara." ucap Dewi menenangkan.
Pertemuan di ruang rekam selesai dengan hati mereka yang tak karuan. Sepintas mereka membuat rencana yang mencondongkan Adit sebagai kunci utama kesuksesan rencana. Adit akan bertugas mencuri data-data, Dewi akan menghalangi siapa pun yang berpotensi memergoki Adit, dan Nova akan berjaga melihat situasi.
***
(14 Minggu sebelum penyuntikan nasional).
Suasana sekolah seperti hari-hari biasa, Adit yang berjalan sendiri di koridor tiba-tiba ditarik Dewi dari belakang.
"Ikut gue." ucap Dewi dengan terus menarik lengan Adit.
Adit kebingungan namun bagaimana pun dirinya mengikuti perintah Dewi. Seperti yang dia sangka, Dewi menarik Adit ke dalam toilet wanita.
"Ada apa sih kok ke sini." ucap Adit.
Dewi mengeluarkan ponsel nya dan dirinya menunjukkan pesan yang diberikan Brama.
Brama: Gw lulus seleksi, sekitar 2 bulan lagi baru jalan olimpnya. Kasih tau temen lu.
Adit membaca pesan tersebut tanpa ekspresi sedikit pun.
"Sebenernya lu berdua kenapa sih?" tanya Dewi.
Seketika suasana berubah lebih melow, Adit menundukan kepalanya seakan tidak mau memamerkan wajah penuh penyesalannya akan hari itu. Dewi langsung menangkap gerik Adit dan dirinya berusaha menarik kembali perkataanya, namun Adit tampaknya ingin menjelaskan apa yang terjadi dengan hubungan mereka.
Begini lah ujungnya, Dewi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Syok sesaat dirasakan dirinya, namun perlahan dia memakhlumi tindakan bejat teman sekelasnya.
"Gue yakin, dia udah maafin lo, cuma butuh waktu aja buat dia nunjukin rasa legowonya." ucap Dewi sambil mengelus punggung temannya.
Adit yang masih menunduk tampak merengek kecil yang sontak membuat Dewi memeluk dirinya. "Gue cinta sama dia Dew! gue cinta!" ucap Adit yang semakin terperosok dalam kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Unggulan Pt. 1 (SMA Zhair)
Science FictionSusunan sel otak manusia berangsur-angsur berubah dikarenakan proses evolusi. Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan, evolusi menyebabkan munculnya sel-sel abnormal dalam otak. Sel-sel abnormal tersebut menyebabkan pemiliknya memiliki pote...