⋆part 3

1.1K 135 8
                                    

Renjun yang sedang membereskan bukunya begitu merasa malu ketika seseorang tampak lekat sedang memperhatikan gerak-geriknya.

Sedari tadi orang itu tampak anteng menatap dirinya yang tak berani menatap balik karena masih merasa canggung. Tangannya sampai sedikit bergetar dan pergerakannya serasa di batasi, Renjun pokoknya ingin cepat tidur!

Dengan gerakan cepat akhirnya persiapan untuk sekolah esok sudah siap. Renjun tersenyum karena akhirnya selesai juga.

Tak sengaja matanya menoleh kearah samping dan menemukan manik tajam itu tengah menatap lekat padanya. Apa Renjun bilang! Lelaki aneh itu sedang memperhatikannya!

Saat Renjun tersenyum, dia malah mengalihkan pandangannya seolah Renjun tak ada.

Dia diabaikan!!

Renjun mendengus kecil, lalu meraih ponselnya dan memainkannya sambil menyelimuti diri di kasur.

Saat sedang asik bertukar pesan dengan orangtuanya. Renjun mendengar suara dari sampingnya, dan ia dapat melihat lelaki itu tengah menatap diri ke kaca yang ada di lemari, dengan jaket kulit yang sudah melekat di tubuhnya.

Ia pergi begitu saja dengan ponsel yang ada di genggaman, dan kunci yang Renjun perkirakan adalah kunci motor atau mobil.

Renjun bingung, apakah disini para muridnya memang diperbolehkan untuk keluar dari kawasan asrama saat malam?

Entahlah, Renjun masih belum tau rinci tentang peraturan dan sistem asrama ini.

Ah, mari lupakan.

Renjun sudah mengantuk sekarang. Padahal masih jam 9 malam, tapi Renjun tak dibiasakan begadang. Jadi jam segini ia sudah merasa matanya memberat.

Ia berjalan malas menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan lainnya, tak lupa tas moomin kecil dibawanya juga.

Setelah selesai, ia pun membaringkan tubuhnya di kasur dan terlelap dengan selimut yang membungkus dirinya.

⋆⋆⋆⋆⋆

"Sayang! Gak biasanya kamu lama banget!"

Lelaki yang baru datang itu hanya tersenyun tipis.

"Maaf, lupa." Balasnya singkat.

"Wah sejarah, seorang Haechan lupa sama pacar." Celetuk seorang lelaki bersurai pink.

"Iya nih gak biasanya, ada masalah?"

"Gak, gak ada. Emang gue lupa aja, tadi gue keasikan main hp." Yang lain hanya mengangguk menanggapi perkataan Haechan.

"Jadi gak yang? Ih kamu aku nungguin dari tadi." Seru perempuan ber rok mini hitam pada Haechan.

"Iya ayok." Haechan terlihat pasrah saat perempuan itu merangkul lengannya erat.

"Selamat pacaran, entar lo ke kamar gue ya, ada Mark sama si Jeno juga." Ujar si surai pink mengingatkan.

"Yoi, gue cabut dulu ya, Jaem, Mark, No." Pamit Haechan seraya bersalaman dengan para temannya. Lalu tangannya kembali di rangkul dan di giring keluar oleh sang kekasih.

"Lo itu udah berapa kali gue bilang, jangan pake rok pendek gini." Ujar Haechan lalu lelaki itu membuka jaketnya dan melingkarkan jaket itu di pinggang sang kekasih, lalu bagian tangan jaket itu ia ikatkan di depan.

Si perempuan yang di perlakukan manis hanya bisa tersenyum salting. "Iya, maaf, aku lupa, soalnya buru-buru dianter temen kesini."

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang