Chαptєr 25

821 39 8
                                    

  Utamakan ibadah jangan lupa💚

Masih nunggu cerita ini kah?!

.
.
Budayakan vote &comment setelah membacanya!
.
.
.

Ambil baiknya. Buang buruknya.
Maafkan jika ada kata-kata tidak berkenan.
.
.
Selamat membaca👋

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Dunia yang jahat, atau penghuni nya yang terlalu jahat?! Banyak manusia sekarang yang lebih menakutkan dari pada hantu"
-Silvi

Brak!

Adly mengebrak meja yang terdapat dicafe dengan keras, beberapa pasang mata menoleh ke arah Adly dan Silvi.

"Mas, sama pacarnya jangan galak-galak gitu dong, kasihan mba nya" ucap seorang lelaki yang terlihat seumuran Adly.

"Yang sabar ya mba, jangan dimasukkan ke hati" sambung cewek yang berada didekat Silvi seraya mengelus pundaknya.

"Mba sama mas nya kalau gak tahu jangan ikut campur, dan saya sama dia tidak berpacaran. Kita berdua hanya seorang teman" ucap Adly dengan nada penekanan. 

Mereka segera berjalan meninggalkan Adly dan Silvi seraya menghela nafasnya kasar.

"Sorry. What kind of offer is this? Ck! you crazy girl" ucap Adly yang memijit hidungnya.

"Why? You are scared?" tanya Silvi dengan senyum smirknya.

"Gimana, lo setuju apa yang gue tawarin?" sambungnya.

"Lo nggak sepolos dan selugu itu ya ternyata. Gue pikir lo bego" ucap Adly tersenyum miring.

Silvi tersenyum tipis,"Berpura-pura lugu dan bego didepan seorang yang selalu merendahkan oranglain memang mengasikkan. Cukup diam dan ikuti permainan yang dia mau. Lalu buktikan, bahwa kita tidak serendah dan tidak sesuai apa yang mereka lihat"

"Jangan jadi seorang pendendam. Kalau dunia jahat sama lo, lo jangan jahat sama diri sendiri apalagi oranglain. Hidup ini bukan untuk membalas yang buruk dengan yang buruk, tapi hidup ini mengajarkan bagaimana lo belajar untuk mengikhlaskan dan untuk selalu membalasnya dengan suatu kebaikan" ucap Adly dengan tersenyum tipis sangat tipis.

Silvi tersenyum kecut, "Dunia yang jahat, atau penghuni nya yang terlalu jahat?! Banyak manusia sekarang yang lebih menakutkan dari pada hantu"

"Tapi asal kamu tahu ya Dly. Mengikhlaskan itu tidak segampang yang kamu kira. Banyak seorang diluaran sana yang telah mendapat luka dari omongan oranglain sampai mental down. Aku tau dia bisa memaafkan, tapi dia tidak akan pernah lupa apa yang oranglain pernah lakukan pada dirinya. Memaafkan memang gampang, tapi untuk mengikhlaskan? Aku rasa itu susah" 

"Aku pulang dulu" sambung Silvi seraya berjalan keluar cafe.

Flasback!

Silvi tersenyum miring, "Oke. Aku bakal jawab pertanyaan kamu dengan jujur. tapi ada syaratnya. Gimana?"

"Pembohong lo. Mau lo apa? Uang?! Ck! Dasar cewek mata duitan"

"I don't need your money, but.."

"Turuti semua permintaan Aku. Jadi babu Aku" ucap Silvi tersenyum smirk.

"Cewek gila!"

REVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang