Part 19 Kepergian Zahira

219 57 2
                                    

Assalamaualaikum.

Apa kabar temans? Mas Bara hadir menyapa🙂
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen, ya.

Happy reading.




"Al. Kamu kenal Bara?" tanya Dyaz penasaran.

Alysa menggeleng. "Bukan. Aku kenal yang cewek," sahut Alysa.

"Anggita."

Alysa mengangguk.

"Kenal di mana?"

"Nanti kalau waktunya sudah tepat, aku pasti cerita."

"Ya sudah, kita temui mereka, yuk!"

Alysa tampak ragu, tapi kemudian mengekor juga di belakang Dyaz yang berjalan lebih dulu menuju meja Bara.

Kedatangan Dyaz sedikit mengejutkan Bara, ini karena mereka tidak membuat janji sebelumnya. Bara menoleh ke tempat Alysa berdiri, tatapannya beralih pada Dyaz. Pria berkacamata itu mengangguk samar.

Bara bangkit dari duduknya, mengulurkan tangan pada Alysa seraya menyebutkan nama. Namun, gadis itu hanya mengangguk tanpa mau menerima uluran tangan Bara. Pria berpostur tinggi ini mengangguk paham. Ingatannya seketika tertuju pada Zahira. Ia baru menyadari sesuatu. Kenapa Dyaz tidak membawa mantan kekasihnya ikut serta?

Sementara itu gadis yang datang bersama Bara terlihat kikuk. Wajahnya sedikit memucat seolah aliran darah di area tersebut berhenti mengalir melihat kehadiran Alysa.

"Emm ... aku ke toilet sebentar, Bar." Anggita bangkit dari duduknya tergesa tanpa menghiraukan kedatangan Dyaz beserta Alysa dan Kirana.

Bara tak mengindahkan izin Anggita. Terserahlah pikirnya, mau ke toilet atau ke mana pun yang ia suka.

Selepas kepergian Anggita ke toilet, Bara menawarkan pada Dyaz untuk duduk bersama satu meja dengannya. Tapi, tawaran tersebut ditolak. Ia tak mau mengganggu kencan orang. Dyaz membisikkan kata-kata itu di telinga Bara disertai tawa, lantas berjalan menjauh dari tempat duduk atasannya itu.

💕

Pukul 21. 00 Dyaz meninggalkan restoran. Sebelum mengantar Alysa pulang, ia sempat menawarkan pada gadis itu mau diantar jalan-jalan ke mana lagi. Alysa yang sudah lelah menolak dengan halus, dirinya ingin cepat sampai rumah tantenya. Kirana yang juga sudah dilanda kantuk berat meminta Dyaz mengantar dirinya pulang ke kontrakan sebelum mengantar Alysa. Padahal itu hanya siasat Kirana, ia ingin memberi privasi pada sang Kakak dan gadis pilihan orang tuanya ini.

30 menit ketiganya sampai di kontrakan. Sebelum turun Kirana menawarkan Alysa untuk singgah.

"Lain kali saja, ya. Udah malam," jawab Alysa.

Zahira yang tengah berada di ruang tamu segera bangkit dari duduk saat mendengar suara mobil di depan pagar. Perihal Alysa sudah ia ketahui dari Kirana. Zahira ikut senang mendengar Kak Dyaz yang telah menemukan calon pendamping.

Gadis yang mengenakan setelan baju tidur warna biru bergegas keluar, dirinya ingin menyambut calon kakak ipar Kirana sekaligus berkenalan.

Zahira yang sudah membuka pintu dan berdiri di teras mengernyitkan dahi karena mobil Dyaz berhenti di bahu jalan bukannya masuk. Tak lama pintu mobil bagian tengah terbuka, Kirana turun dari sana bersama Alysa yang diminta Dyaz pindah ke depan.

Saat melihat Kirana dan Alysa turun, Zahira berjalan menghampiri. Senyum gadis berlesung pipi itu terkembang menyambut keduanya. Namun, reaksi lain justru ia terima dari Alysa. Putri Burhan menatap Zahira dengan wajah datar.

Jantung Zahira seketika berdetak, ia merasa tak enak hati melihat ekspresi wajah Alysa yang tak bersahabat.

Siapa gadis itu? Kenapa Kirana nggak cerita kalau punya adik atau Kakak perempuan. Jadi, makanan yang dibungkus tadi untuk cewek itu? Batin Alysa dengan tatapan tak lepas dari Zahira.

💕

Setelah dua hari berada di Jakarta, rencananya sore ini Alysa akan kembali ke Bogor. Kirana sengaja mengosongkan weekendnya untuk menemani Alysa. Sesuai kesepakatan, keduanya akan masak bersama hari ini di kontrakan Kirana.

Mendengar Alysa yang akan berkunjung ke kontrakan membuat Zahira dilanda cemas. Setelah kejadian tempo hari ia terus kepikiran dengan sikap Alysa. Bagaimana jika nanti seharian gadis itu berada di kontrakan? Apalagi hari ini dirinya juga tengah libur.

Zahira terus memutar otak, bagaimana caranya bisa keluar seharian ini. Tapi ke mana? Zahira membuang napasnya kasar. Ia takut kepergiannya justru menimbulkan masalah baru. Dyaz akan merasa tidak dihargai jika dirinya pergi di saat calon istrinya bertandang.

Apa yang Zahira takutkan terjadi. Sebelum ia menemukan cara kabur dari kontrakan, Dyaz dan Alysa telah sampai di sana. Pikiran dan hatinya semakin kacau, dirinya benar-benar tak sanggup bertemu Alysa.

Suara obrolan terdengar, rupanya mereka sudah tiba di dalam. Kirana yang sejak tadi berada di ruang tivi mengetuk pintu kamar, meminta Zahira keluar.

Zahira meraih hijab instan di tempat tidur, sebelum kakinya melangkah keluar ia memejamkan mata seraya merapal basmallah.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang