7. Ketulusan

157 19 23
                                    

Hallo Readers 👋😃

Akhirnya Jyo kembali buat update "Diary Aruna". Siapa yang udah nungguin acungkan tangan sambil nyengir dong di kolom komentar ✋😁

Tahu gak sih Readers, like dari kalian aja udah buat Jyo bahagia looh apalagi kebahagiaan ini akan semakin bertambah jika kalian membubuhkan jejak kalian di kolom komentar
(´∀`)♡

So, para Sider (Silent Readers) berhentilah bersembunyi sudah waktunya kalian muncul ke permukaan hehehe.

Salam hangat, Jyo

BTW INGAT BUAT FOLLOW JYO SUPAYA DAPAT NOTIFIKASI JADWAL UPDATE 😉

H A P P Y   R E A D I N G  ( ̄3 ̄)

______________________________________

"Ketulusan hati tidak cukup disampaikan dengan bunga ataupun kata-kata tapi perlu dilihat pula dari tindakannya."

~ Diary Aruna: Mentadabburi Cinta ~

   Enzo seperti anak kecil yang dimarahi orang tuanya. Ia sekarang duduk di taman sambil menutup wajah dengan kedua tangan yang ia topang di atas pahanya. Ia menutupi wajahnya yang telah basahh dengan air mata. Hatinya perih setelah diusir oleh papa Kai. Begitu pula dengan perkataan Ryan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak butuhkan oleh siapa pun di sini. Ia cukup sakit hati dengan itu.

Punya banyak uang, ketenaran dan terlahir dari keluarga terpandang, serta punya teman-teman yang selevel dengannya tidak membuat Enzo bahagia.

Masih saat dulu Enzo di Amerika minum-minum dan ke Bar menjadi aktivitasnya setiap malam hanya untuk menghapus penatnya kehidupan yang ia rasakan. Hingga suatu hari saat ia pulang dalam keadaan mabuk tepat empat tahun lalu ia tak sengaja bertemu dengan seorang perempuan bisu yang hendak dilecehkan malam itu. Perempuan itu tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menjerit. Masih dalam keadaan sedikit mabuk, Enzo segera menolong perempuan di hadapannya, menghajar para pria bejat itu dan menelpon polisi setelah berhasil menumbangkan mereka.

   "Sang," ucap perempuan yang rambutnya sudah acak-acakan itu dengan tidak jelas. Bermaksud mengatakan "Thanks." Dia membungkuk berulang kali pada Enzo sebelum akhirnya perempuan itu di antar pulang oleh polisi setempat.
              
   Sementara Enzo sendiri duduk menepi di pinggir jalan memijat kepalanya yang pening akibat minuman beralkohol yang ia konsumsi sebelumnya. Melihat perempuan tadi mengingatkannya dengan teman lamanya. Ah~ atau mungkin musuh? Karena tidak mungkij dirinya dianggap teman bukan secara perlakuan Enzo padanya sangat keterlaluan?
               
   Ia tiba-tiba terkekeh. Kenapa pula ia tiba-tiba merindukannya?

   Sejak saat itu Enzo mulai mencari tahu tentang Aruna, gadis yang dulu pernah ia buli. Dia bahkan mencari guru bahasa isyarat agar nanti bisa berkomunikasi dengan gadis itu. Aktivitas malamnya tidak lagi ia isi dengan minum-minum dan ke bar. Enzo lebih memiliki untuk latihan bahasa isyarat.

   Semua tentang Aruna ia cari tahu. Aruna yang telah menjadi sarjana sastra dan debut menjadi seorang penulis bahkan membeli dan membaca karya gadis itu. Baik saat ia sedang berada di kampus, di perusahaan pun saat makan selalu ia baca berulang kali tanpa pernah bosan. Hingga ia tahu Aruna akan menikah dengan Ryan. Kecewa??

   Tentu tidak. Justru sifat jahilnya muncul di sini dan memutuskan untuk kabur dari Amerika menuju Indonesia. Ia ingin sekali mengusili gadis tersebut seperti yang sering ia lakukan dulu. Ah~ kalau dulu lebih kepada membuli sih. Dasar Enzo.

[3] Diary Aruna: Mentadabburi cinta ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang