"Tolong persiapkan semuanya ya, saya mau sebelum pukul delapan malam semuanya harus sudah siap!" pinta Easton pada para pembantu rumahnya.
"Baik tuan!" ucap semua pembantu di rumah itu bersama.
Banyak orang yang ingin bekerja menjadi pembantu di rumah ini, karena gajinya saja 1.041 - 3.720 dollar per bulan nya. Siapa coba yang tidak tergiur dengan gaji sebanyak itu dan kerjanya juga hanya menjaga rumah tetap bersih, mengurus hewan peliharaan, merawat kebun dan menjaganya tetap aman.
"Easton, aku mau ke toko butik dulu ada beberapa hal yang harus aku urus untuk fashion show nanti!" ucap Maria menghilang di balik pintu.
"Ya hati-hati!"
"Awas, menata meja nya hati-hati" Easton mengingatkan. "Saya mau ke ruangan saya dulu! Kalo ada apa-apa panggil saja"
"Baik tuan!"
Easton merogoh sesuatu kemudian ia berhenti tepat di depan pintu ruang kerja pribadinya.
Ceklek!
Pintu pun terbuka, Easton masuk ke ruangan itu sambil menelpon seseorang.
"Tolong katakan pada semua rekan kerja ku untuk datang ke acara makan malam bersama di rumah ku pukul delapan." pinta Easton melalui sambungan telpon.
"Baik tuan, nanti saya akan sampai kan pada semuanya. Oh iya tuan, di sini ada dua berkas lagi yang harus di tanda tangan"
"Begitu kah? Baiklah, nanti saya kesana!"
Tut...
[] [] [] []
Kimberly, Vania, Queen, Evelyn, Jesslyn, dan Aretha kini sedang mengikuti kelas terakhir di kampus terlihat waktu menunjukkan pukul dua siang itu artinya sebentar lagi kelas akan selesai.
Jesslyn dan Queen nampaknya sedang fokus pada apa yang sedang pengajar jelaskan di hadapan mereka. Walaupun sesekali Jesslyn menjahili Queen karena merasa bosan. Tidak lama kemudian pengajar itu pun berhenti menjelaskan dan beralih mengambil buku bertuliskan data mahasiswa dan mahasiswi di kelas.
"Oke. Saya akan menyuruh kalian semua untuk membuat dua karya seni dan saya yang akan memilih kelompok kalian okey!" pengajar itu meraih kaca mata lantas memakainya.
"Sudah ku duga ini akan terjadi" Monolog Jesslyn menghelan nafas.
"Baiklah kelompok pertama Jesslyn, Queen, Kai, Luke, dan Xavier. Saya mau kalian buat karya seni yang terbuat dari kayu dan tanah liat, untuk ketua saya memilih Jesslyn. Apa kamu bersedia?" Pengajar itu menatap Jesslyn dengan terpaksa Jesslyn menganggu kaku.
"Kenapa harus manusia-manusia itu ha?!" Queen spontan menoleh ke belakang tepatnya pada Jesslyn.
"Jangan tanya aku!" acuh Jesslyn merapikan isi ransel nya.
Salah satu mahasiswa mengangkat tangannya membuat sang pengajar menunjuk ke arah mahasiswa tersebut.
"Ya ada apa?" Pengajar itu sedikit tersenyum.
"Kami kan sudah membuat karya seni tadi pagi, kenapa sekarang bapak menyuruh kami lagi?" tanya mahasiswa itu.
"Saya mau kalian mengembangkan bakat dan kreatif kalian semua. Paham?" Jawab dosen fokus kembali pada buku yang di pegang.
Dosen itu mulai menyebut nama-nama kelompok, kurang lebih ada empat kelompok dan itu membuat karya seni dari bahan yang berbeda-beda.
"Baiklah, kelas terakhir ini selesai. Dan saya beri waktu kalian satu minggu untuk menyelesaikan tugas kelompok kalian!" ucap pengajar itu kemudian melenggang pergi dari kelas.
Jesslyn menghampiri laki-laki yang satu kelompok dengannya. "Aku tidak mau tau pokonya kalian semua harus datang ke rumah Queen, jika tidak habis kalian!" ucapan Jesslyn mendapat anggukan dari Queen.
"Ya di rumah ak— tunggu kenapa aku?" Queen terkejut spontan menatap Jesslyn di sampingnya.
"Sudah lah tidak apa, di rumah mu saja ya. Lagi pula rumah mu selalu sepi kan?" Jesslyn menarik turunkan kedua alis nya.
Queen menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Baiklah, di rumah ku. Nanti ku serlok!"
Trring!
Satu nontifikasi masuk ke ponsel Queen.
Setelah mendapat pesan seperti itu membuat Queen mengakhiri percakapan lantas berbisik pada Jesslyn.
"Pokoknya kalian harus datang, jika tidak ku penggal kalian bertiga!" ancam Queen melenggang pergi di susul oleh Jesslyn.
"Seram nya gadis itu!" ketiga laki-laki itu bergidik ngeri.
"Yap! Kau benar" celetuk lainnya.
*To Be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimberly (Revisi)
Teen Fiction[SEDANG PROSES REVISI] Kira-kira bagaimana jadinya ya jika seorang gadis menjadi ketua gengmotor? Apakah orang-orang akan sungkan? Atau malah meremehkan si gadis satu ini? Cerita ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis ketua gengmotor yang...
03 - First Day on Campus
Mulai dari awal