بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.Ini malam Nisfu Sya'ban, liat mulmed ada doa dan amalan buat malam ini. Semoga Allah memberkahi kita di malam ini dengan takdir yang lebih baik.
Jangan lupa baca sholawat dan perbanyak istigfar!
Happy Reading!
=_=_=
Gus Ghaazi menatap tajam sepupunya, niat hati ingin memberikan kejutan untuk istrinya malah berujung kejengkelan.Gus Birru langsung mengangkat tangannya seraya menggeleng. "Ana nggak ngapa-ngapain dia!"
Salwa kembali berdiri meski masih sesenggukan, menatap Gus Ghaazi sendu."G-Gus ... Salwa buat ... semua ... orang kesel. Salwa ... cuma ... biang kerok. Berarti ... S ... alwa ... jahattt!"
"Siapa yang bilang, hm?" tanya Gus Ghaazi menahan geram, tangannya serentak mengepal di kedua sisi tubuhnya.
"Ttadi ... Ma ... Mas ... i-ini, bilang ... ke ... sel ... ngomong ... ssama Salwa." Terbata Salwa mengungkapkannya lalu menunjuk Gus Biru.
"A-apa? Kamu panggil dia Mas?" Gus Ghaazi menunjuk Gus Birru, tatapannya makin tajam.
Salwa mengangguk tanpa beban.
"Jangan panggil dia Mas! Dia juga Gus seperti saya. Jadi panggil dia sama seperti semestinya. Panggilan Mas sebaiknya kamu peruntukkan bagi pasangan halal kamu."
Gus Birru mengernyit lantaran pembahasan sepupunya malah mengarah ke hal yang menurutnya tidak terlalu penting.
"Apa salahnya panggilan Mas? Bagi orang jawa, Mas itu panggilan buat lelaki yang lebih tua. Kalo santri piyik ini panggil ana Mbak nah, baru masalah!"
Bola mata Gus Ghaazi kian terlihat jelas karena kelopak matanya membuka teramat lebar. "Apalagi santri piyik! Kalian sedang beradu panggilan kesayangan?!"
"Astaghfirullahal'adzim, ente kenapa sih? Dia juga punya panggilan khusus buat ente, GUS GALAK!" Gus Birru mendengkus. Netranya melirik Salwa sinis. "Sekarang impaskan?"
"Nggak! Nggak! Pokoknya kamu jangan panggilan orang lain dengan sebutan Mas selain pasangan halal kamu, titik!"
Salwa melongo, tak mengerti apa yang membuat Gus Ghaazi kesal.
Melihat Salwa yang terdiam, Gus Ghaazi kembali mendesak meminta jawaban. "Mengerti Salwa?"
"Na'am Gus."
Beralih pada sepupunya, Gus Ghaazi meminta kepastian. "Iya, iya, ana berhenti kasih panggilan-panggilan aneh."
Sesi interograsi itu masih berlanjut kala Gus Ghaazi kembali melontarkan pertanyaan lagi.
"Kenapa kalian berkhalwat di sini?"
"Astaghfirullahal'adzim, ana nggak sengaja ketemu dia. Habis dari ndalem niat ana mau ke gerbang jemput ente. Tadi Ummi bilang ente mau pulang malam ini juga!"
Sepupunya itu memang menyeramkan saat marah, segala pakai penyelidikan. Teramat teliti. Jika seperti itu kenapa dulu tidak sekolah kepolisian? Kalau begini dia jengkel di perlakukan layaknya penjahat!
Saat tatapan itu di arahkan pada Salwa, membuat sekujur tubuh gadis itu mendadak panas dingin saking takutnya. Gus Ghaazi mode galak itu bikin ketar-ketir. Auranya setara malaikat Izrail.
"Gus jangan marah, Salwa mau ketemu Ummi, Salwa mau ambil uang buat beli keperluan ziarah besok."
Gus Ghaazi menghembuskan napas lega. "Ya sudah kamu masuk sana. Ingat, setelah itu langsung balik ke asrama."
KAMU SEDANG MEMBACA
GuS [END]
Teen FictionSalwa, gadis polos yang harus terbelenggu di penjara suci karena kesalahannya. Bertemu dengan Gus Galak akan kah membuatnya lebih dewasa? Atau malah mengenalkannya pada luka? *** "Ini buat Gus!" Salwa mengulurkan sebuah amplop pink pada Gus Ghaazi. ...