"Bulan depan" Elia menggumam pelan saat menjawab pertanyaan kapan dirinya akan melangsungkan pernikahan."What?"
"What?!"
Kevin dan Nadia memekik berbarengan. Keduanya kompak memasang ekspresi terkejut.
"Biasa aja kali, gak usah overreact-" timpal Elia santai. Ia lalu menyeruput matcha latte-nya perlahan. Sebenarnya ia ingin tersenyum lebar namun gadis itu tampak menahan luapan perasaannya.
Kevin dan Nadia bertukar pandangan heran. "Lo serius mau kawin bulan depan?" Kevin menatap Elia masih tak percaya.
"Hgn, serius"
"Sumpah, ini breaking news yang unexpected banget sih-" Nadia mendesis. "Kita aja masih kaget denger berita pertunangan lo kemarin, terus ini lo bilang mau kawin bulan depan. That sus-"
"Apanya yang sus?"
"Lo gak lagi bunting kan, El?" Nadia memicing curiga. Siapa tau memang sempat terjadi 'kecelakaan' yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan berita mengagetkan itu.
Elia memiringkan kepala sembari melempar tatapan 'please deh' pada Nadia "Bunting? Lo kata gue kucing? Enggak lah, gue enggak lagi hamil" Elia menekankan dirinya tidak sedang mengandung seperti yang sahabatnya duga.
"Trus kenapa mendadak gini? Ah elo pasti yang ngebet minta dikawinin cepet-cepet, iya kan?" giliran Kevin menebak asal.
Elia menggeleng. "Lo salah. Kak Adrian of course yang minta" jelas gadis itu.
"Kok bisa?"
Elia lantas berucap jumawa. "Kalau di pikir-pikir? Siapa coba yang gak pengen buru-buru nikahin gue? cewek cantik estetik ala-ala Rose Blackpink. Kak Adrian takut kali gue keburu dicomot cowo lain-"
Mendengar alasan sang sahabat, Nadia dan Kevin lantas saling pandang lagi. Kali ini mereka memasang ekspresi seolah yang diucapkan Elia adalah suatu hal yang terlalu muluk. Seperti tatapan yang mengatakan 'Jangan bilang Elia kalau itu tidak benar' .
Bukan, bukan tak percaya kalau Elia secantik artis kpop. Nyatanya Elia memang sangat cantik dan pantas membanggakan diri soal fisiknya tersebut. Namun, keraguan Kevin dan Nadia murni karena mereka tau bahwasanya calon suami Elia selama ini tak pernah menunjukkan gerak gerik mempunyai ketertarikan pada Elia. Jangankan suka, apalagi cinta.
Jadi apa alasan sebenarnya pernikahan yang terkesan sangat mendadak tersebut?
"Your family must be up to something ... some kind of intriguing business purposes, I guess" Kevin menduga hal yang lebih serius.
Elia memutar mata lalu mengibaskan tangannya. "Say whatever you want. Mungkin pernikahan gue sama kak Adrian memang berlatar belakang bisnis. Tapi, Kak Adrian sendiri yang bilang ke gue kalau cinta itu bisa tumbuh nanti setelah kita menikah. Our parents did the same things right? Dan sampai sekarang semua baik-baik aja-"
Hening kemudian saat Kevin dan Nadia merenung. Lama mereka menimang perkataan Elia seolah tak yakin dengan yang baru saja gadis itu katakan.
"Terus gimana persiapan pernikahan lo? Gila sih, wedding macam apa yang bisa lo kerjain dalam sebulan?" Nadia mengoceh lagi-lagi menunjukkan kesangsiannya terhadap rencana pernikahan sang sahabat.
"Tenang. Semua udah di atur sama kak Adrian. He said, gue udah gak perlu mikir apa-apa lagi. Lagian dia cuma mau bikin acara yang simple-"
"Serius? And you okay with that?"
Elia terdiam.
"Bukannya lo punya... Ekspektasi and dream wedding yang sering lo bilang itu, kalau lo married lo bakal gini lah gitu lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me With Your Lies [END]
General FictionElia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adrian diam-diam menjalin hubungan asmara dengan kakaknya sendiri yang bernama Tiara. * Dicintai oleh...