~Part 9~

74 3 0
                                    

~Happy Reading ~

Jangan lupa komen dan bintangnya kakak😊

*****
"Bagaimana para saksi?"

"Sah"

Perlahan air matanya jatuh ia sangat terharu, sekarang ia benar-benar telah menikah.

Semua mata memandangnya takjub saat ia menuruni tangga, ia mulai berjalan ke arah Azka yang kini telah menjadi suaminya, laki-laki itu menangis terharu ia bersyukur akhirnya ia menikah dengan orang yang di cintainya.

Nara gugup saat Azka menatapnya, tatapan laki-laki itu hanya fokus padanya dan semakin gugup saat pertama kalinya ia mencium tangan suaminya. Azka mencium keningnya membuat hatinya bahagia.

Ia tidak menyangka akan secepat ini jatuh cinta dengan Azka, misi nya benar-benar gagal untuk membatalkan perjodohannya dan berakhir jatuh cinta pada laki-laki didepannya yang sekarang telah menjadi suaminya.

"Kamu cantik banget"

"Oh jadi cantiknya cuman hari ini aja?" Pertanyaan Nara membuat Azka terkekeh

"Kamu selalu cantik di mata aku" pernyataan Azka membuat Nara mendengus

Azka tersenyum ramah saat teman-teman nya datang memberi selamat. Hanya teman-teman dekat yang ia undang dihari pernikahan nya, selebihnya rekan-rekan kerja ayahnya yang banyak datang, begitupun dengan Nara hanya orang-orang terdekat yang ia undang.

******

"Pengantin baru kok mukanya kusut banget?" Sofia menatap sahabatnya yang cemberut, sementara Nara hanya diam saja tanpa membalas ucapan sahabatnya.

"Bagiamana malam pertamanya?" goda Sofi lagi saat Nara diam saja, pertanyaan Sofia membuat Nara semakin cemberut.

"Mana ada malam pertama, kamu tau ngak malamnya pas selesai acara, Azka pergi gitu aja ke rumah sakit karena ada kecelakaan beruntun"

"Aku maklum karna itu memang pekerjaan dia tapi kan bisa kasi kabar gitu, bahkan paginya juga ngak pulang, dia itu ngak ada kabar sampai sekarang" kesal Nara saat menceritakan semua kejadian tadi malam.

"Kamu inisiatif dong Ra chat duluan, atau ngak kamu bawain bekal ke rumah sakit" ucap Sofia, ia tahu sahabatnya sudah mencintai Azka, sebelum menikah Nara sudah menceritakan semuanya bahwa Nara mencintai Azka.

"Bagus juga ide kamu, yaudah aku ke rumah sakit dulu" setelah mengatakan itu Nara pergi meninggalkan Sofia yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sahabatnya yang begitu semangat.

*****

"Sumpah ya dokter Dinda cocok banget sama dokter Azka" ucap seseorang membuat Nara menajamkan pendengarannya.

"Tapi katanya sih dokter Azka udah nikah, secantik apa sih istrinya".

Nara benar-benar kesal niatnya tadi ingin memperbaiki penampilannya di toilet malah mendengar kan hal yang tidak mengenakkan membuat moodnya jadi hancur.

Dengan perasaan dongkol Nara keluar ke toilet karena sudah muak mendengar perbincangan ketiga suster tadi.

Nara mulai berjalan mencari ruangan Azka tetapi tidak jauh dari tempatnya berdiri ia melihat Azka berbincang dengar wanita bahkan mereka tertawa bahagia, entah apa yang mereka bicarakan.

Nara mengepalkan tangannya, berusaha mengatur nafasnya. Nara mulai berjalan dengan anggun lalu tersenyum.

Azka terkejut saat melihat Nara berjalan ke arahnya sambil membawa tentengan.

"Sayang kok kamu kesini ngak bilang-bilang?" Tanya Azka saat Nara sudah berdiri didepannya.

Sementara wajah Dinda memerah saat mendengarkan ucapan Azka barusan, berusaha menahan kesalnya.

"Aku bawain kamu makanan sayang pasti kamu belum makan kan" ucap Nara dengan lembutnya membuat Azka berdehem, telinga laki-laki itu memerah saat mendengarkan kata sayang yang di ucapkan Nara.

"Makasih sayang, oh iya Dinda kenalin ini istri aku namanya Nara" ucap Azka

"Sayang ini Dinda teman kerja aku" lanjut Azka

Nara menatap Dinda dari atas sampai bawah, meneliti penampilan perempuan di depannya, ternyata dirinya jauh lebih cantik.

Dinda meringis saat Nara meremas tangannya dengan kuat saat berjabat tangan.

"Oh ya Dinda saya ke ruangan suami saya dulu ya buat makan siang" ucap Nara sambil menekankan kata suami.

"Ayo suamiku" setelah itu Nara menarik tangan Azka meninggalkan Dinda yang mengepalkan tangannya berusaha menahan kekesalannya.

Awas aja!

*****

Saat sampai di ruangan Azka, Nara melepaskan genggaman Azka dari tangannya.

"Sayang aku kangen banget sama kamu" Azka merentangkan tangannya ingin memeluk Nara istrinya. Tetapi, sebelum itu Nara lebih dulu mendorong Azka sekuat tenaga membuat laki-laki itu terhempas dan terjungkal akibat dorongannya yang begitu kuat.

Azka terkejut dan meringis, sementara Nara mendengus sama sekali tidak peduli.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Azka kebingungan

"Aku kenapa? Kamu masih nanya aku kenapa?" Emosi Nara membuat wajah Azka pucat pasti, ia seperti suami takut istri.

"Aduh Sayang tangan aku sakit banget" Azka mulai meringis sambil memegang tangannya membuat Nara menatapnya tanpa niat membantunya.

"Kayanya tangan aku patah, kayanya mau di amputasi deh" Azka mulai akting sedikit berteriak kesakitan membuat Nara mendekati Azka dengan mata mulai berkaca-kaca, ia merasa bersalah.

"Sayang kamu nangis?" Tanya Azka mulai panik.

"Jangan nangis masa kita baru dua hari nikah aku udah buat kamu nangis" lanjut Azka semakin panik karena Nara diam saja sejak tadi.

"Udah sayang kita makan ya, aku penasaran sama masakan istri aku ini" Azka tersenyum saat Nara sedikit mengangguk, untung saja Nara tidak menangis.

Mereka mulai makan siang dengan Nara menyuapi Azka, karena kata Azka tangannya sakit. Nara tau itu hanya akal-akalan Azka saja tetapi Nara tidak papa karena ia juga senang menyuapi Azka suaminya.

*****

Bersambung.....

Lanjut ngak nihh???????























TUJUH HARI MENGGAGALKAN PERJODOHAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang