Selamat malam pemirsah!
Mana suara buat kapal baru kita nih?
Ramaikan part ini dengan suara kalian!
Yok langsung aja tanpa banyak cincong!
"Nggak ada yang benar-benar tahu siapa saja yang akan singgah di hidup kita, dan tujuannya apa. Karena setiap orang yang singgah pasti memiliki tujuan."
Daniel menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah lunglai, baru hari pertama sekolah sudah banyak menghabiskan energi. Bukan hanya tenaganya yang terkuras tapi mentalnya juga yang harus dia persiapkan untuk menerima banyak materi setelah ini. Persetan dengan persiapan olimpiade yang terlalu awal untuk dimulai, kenapa juga harus dia yang diajukan saat waktu istirahat saja dia hampir tak punya. Daniel ingin menolak tapi Nirlangga tak bisa dibantah dengan mudah, sekali berprestasi tak akan bisa selamat untuk mengelak.
Sekolahnya memang terkenal dengan orang-orangnya yang ambisius dan individualis yang tak begitu peduli dengan orang lain. Menemukan satu orang yang bisa diajak teman tanpa ada niat terselubung menjadi harta emas di Nirlangga, nyatanya kebanyakan hanya mementingkan seberapa bermanfaat orang tersebut untuk dijadikan teman. Istilah kecenya FWB atau Friends With Benefit. Begitulah pergaulan yang ada di Nirlangga, jadi jangan heran jika ada banyak orang-orang yang hanya singgah untuk sekadar meminta bantuan saja. Menjejaki Nirlangga dalam kurun waktu setahun membuat Daniel paham seperti apa sekolah yang masuk jajaran sekolah elit itu.
Dari dalam kamarnya Daniel mendengar suara petikan gitar, yang sudah dipastikan sang pelaku adalah kakaknya yang kurang kerjaan.
Franz mahasiswa jurusan musik klasik yang sudah berada di jenjang akhir, tapi kegiatan cowok itu hanya sibuk di rumah, jarang keluar jika tidak ada acara penting dan lebih Ansos dari pada Daniel untuk ukuran mahasiswa yang kerap mengikuti banyak tur musik dimana-mana. Padahal kedua orang tua mereka tidak ada yang sama seperti mereka.
"Kurang kerjaan banget sih!" Cibir Daniel begitu dia masuk ke dalam bangsalnya, ditaruhnya tas yang semula disandangnya. Daniel menatap malas pada kakaknya, sambil menanggalkan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Symphony of Daniel Liszt
Teen FictionAwalnya Daniel Liszt hanya seorang siswa biasa yang kehidupannya tidak begitu menarik banyak orang, kecuali satu benda yang melintang di bawah hidungnya yang selalu dipertanyakan. sebagai penyandang Cystic Fibrosis membuat Daniel menghindari orang-o...