Bab 46

11.6K 832 21
                                    

“Dasar anak sialan! Seharusnya saya yang menyesal pernah merawat anak sialan tidak jelas seperti kamu!!” Bentak Sarah menatap Ajeng marah. Tangannya terangkat akan melayangkan tamparan pada pipi Ajeng.

Namun, tertahan diudara karna sseorang dengan sengaja menahan tangan perempuan itu agar tidak mendarat di pipi Ajeng.
Dan pelakunya adalah Lintang.

“Jangan pake kekerasan.” Kata Lintang dengan nada suara terdengar dingin. Ia kemudian melepaskan tangan Sarah, membuat wanita itu mengerang tertahan. 

Ajeng menoleh menatap Sarah dengan wajah datarnya, “Apa anda pernah merawat saya?” Tanyanya dengan sebelah alis terangkat. “Bukannya yang  anda lakukan selama 17 tahun pada saya, hanya menyiksa? Apa itu yang anda sebut merawat?”

“Diam kamu anak sialan!! Pergi dari rumah saya sekarang juga!” Sela Bayu mengusir Ajeng agar segera pergi dari area rumahnya.

“Ayo, Ajeng.” Lintang menoleh pada Ajeng, mengajak gadis itu untuk segara pergi. Sumpah demi apapun rasanya ia tak tahan untuk menghajar laki-laki itu, yang masih saja memanggil Ajeng  anak sialan.

Ajeng Menoleh pada Lintang, memberikan kode pada laki-laki itu untuk menunggu sebentar lagi. Membuat Lintang mendengus pelan, tetapi ia tetap menuruti gadis itu.

“Tunggu apa lagi? Pergi sekarang juga dari rumah saya!!” Usir Bayu lagi. “Atau mau saya siksa lagi hah?!” Ancamnya.

“Rumah saya? Sejak kapan seorang pelayan, maksud saya pembantu rendahan bisa memiliki uang untuk membeli rumah semegah dan sebesar ini?” Sudut bibir Ajeng terangkat membentuk senyuman tipis.

Bayu dan Sarah seketika menegang ditempatnya. Terlihat kekagetan di wajah keduanya. Namun, tak bertahan lama, karna mereka dengan cepat mengubah ekspresi wajah seperti semula.

“Siapa yang lo sebut pelayan?” Tanya Amel menatap Ajeng sinis. “Siapa yang lo sebut pelayan?!”

“Dua orang pelayan rendahan yang bercita-cita merebut posisi raja dan ratu.” Ajeng menyindir, mengabaikan pertanyaan Amel tadi.

Mengerutkan dahinya. Lintang  sungguh tidak mengerti maksud dari ucapan Ajeng. Siapa yang gadis itu sebut pelayan rendahan?

“Berhenti berbicara hal yang tidak masuk akal!” Bentak Sarah menatap Ajeng marah. Tangannya terkepal kuat ingin segera menampar mulut anak sialan itu.

“Sabar nyonya sarah. Apa anda tahu siapa yang saya maksud para pembantu rendahan? Ataukah anda merasa?”

“Cihh, tidak usah bermain-main dengan istri saya!! Pergi dari rumah ini sekarang juga! atau tidak, kamu akan terima akibatnya!” Sentak Bayu mengancam.

Tapi bukannya takut, Ajeng malah kembali menentang. “Kenapa? Mau membunuh saya?”

“Seharusnya dulu saya biarkan kamu mati membusuk ditempat sampah! Anak sialan seperti kamu memang tidak pantas untuk hidup didunia ini!” Maki Bayu semakin emosi.

“Tempat sampah?” Tatapannya bergulir pada Bayu, “Anda yakian kalau saya berasal dari tempat sampah? Bukannya itu tempat kalian sebelum,...”

“Diam kamu Anjing sialan!!” Geram Bayu sebelum Ajeng melanjutkan kata-katanya.

“Kita pergi aja.” Sela Lintang. Ia memegang tangan Ajeng, mengajak gadis itu untuk segera pergi.

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang