BAGIAN 04 :
TERLAMBAT.
Kim Dokja × Reader.Start!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Nafas [Name] terengah-engah. Seragam sekolahnya sudah setengah basah akibat peluh keringat. Merapalkan kata mutiara dalam hati, gadis itu menatap tajam pada pinggir lapangan.
Dia sungguh sial hari ini.
Akibat marathon wanpis semalam, dia telat bangun dan berujung dihukum. Kesialannya bertambah saat melihat yang berjaga gerbang adalah anak OSIS galak yang ia kenal.
"Masih tiga putaran lagi." Suaranya terdengar dingin, wajahnya tanpa ekspresi, tidak mengalihkan pandang sedikitpun seolah-olah tak membiarkan mangsanya kabur.
[Name] mendengus, dengan nafas yang sudah tersendat-sendat, ia kembali melaju.
"Yoo Jonghyuk memang gak ada hati!" rutuknya bergumam kesal, gak berani keras-keras takut hukumannya ditambah.
Padahal Jonghyuk itu temannya, tapi lelaki atletis itu tak memberinya ampun sedikitpun. Benar-benar tak ada belas kasihan.
Merasa tidak sanggup, "Satu kali lagi aja, please, ya Hyuk??" pinta [Name] menurunkan laju larinya.
Yoo Jonghyuk tak bergeming, masih menaruh tangannya dibelakang punggung yang kokoh. Sejenak diam, melihat wajah [Name] yang sekarat dia pun mengangguk pelan. "Ya."
Semangat [Name] langsung stonk, rasa riangnya bertumbuh walau sedikit, menambah stamina untuk menyelesaikan hukuman tak manuk akal.
Ditengah-tengah hukumannya, Kim Dokja lagi-lagi memunculkan eksitensi. Dia membawa dua buku paket dan berjalan ke ruangan guru. Manik gelapnya menatap siluet gadis yang berlari-lari ditambah sesosok tegap diujung lapangan.
"[Name]! Telat ya?" sapa Dokja.
[Name] menoleh, menemukan Dokja disana kepalanya mengangguk cepat. Wajahnya langsung memelas, berharap Dokja membantunya dalam situasi tersebut. Soalnyakan Jonghyuk bestie banget Dokja. Siapa tau bisa lewat Dokja, Jonghyuk menurut dan hukuman ini selesai.
Dokja mengerti, namun dia memilih jalan lain. Sebuah senyuman dilukiskan begitu lebar, "Kalo gitu, semangat ya! NYAHAWOWKWOKWOK MAKANYA JANGAN BEGADANG!"
Dan dengan kurang ajarnya, Dokja mengejek [Name] kemudian berjalan tanpa dosa ke tujuan awal.
[Name] seketika menatap datar kepergiannya. "Asu, tidak berguna." Dengan berat hati, ia memelankan lajunya. "Kenapa aku bisa suka cowok modelan kek gitu ya? Curiga aku dipelet."
"Jangan lamban!"
[Name] menoleh, menatap kesal. "IYA, IYA! INI LARI NIH!"
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Setelah dibombardir hukuman yang totalnya berkeliling lapangan 12 putaran, [Name] memilih untuk bolos sampai istirahat pertama. Lagipula, istirahatnya gak lama lagi.
UKS adalah lokasi tepat untuk istirahat dan membolos.
Tapi, tidak semudah itu ferguso. Saat [Name] melangkahkan kaki ke dalam ruangan medis tersebut, terdapat Seolhwa disana. Cewe cantik yang digosipkan pacaran dengan Jonghyuk, pintar, sopan dan anggunly.
Seolhwa sebagai anak yang rajin nan taat aturan segera bertanya keperluan [Name] datang kesini.
Entah sebuah keuntungan atau apa, akibat hukuman tanpa belas kasihan dari Jonghyuk, membuat [Name] menjadi pucat maksimal. Jadi dia gak akan dicurigai.
"Aku merasa gak enak badan,"
Seolhwa membeo, "Iyakah? Apa kepalamu pusing?"
"Sedikit. Mungkin istirahat sebentar, aku akan lebih baik."
Seolhwa mengangguk, mempersilahkan [Name] tidur dan cewek itu nyengar-nyengir dalam hati karna dustanya berhasil.
"Kalau butuh sesuatu, aku ada disebelah."
Dengan begitu, [Name] memulai aksi membolosnya.
Ting!
Yoo Jonghyuk
[Name] ada disana? Dia membolos.Seolhwa menatap notifikasi ponselnya dan ranjang yang [Name] gunakan secara bergantian. Tadinya Seolhwa mau langsung ngegep dan ngusir pasien abal-abal tersebut. Tapi pas tirainya dibuka, [Name] udah tidur dengan damai. Wajahnya juga ga sepucat tadi.
Aduh, Seolhwa gak enak hati.
Oke. Satu kali ini aja dibiarkan.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
"Ngab, woi ngab,"
"Bangun woi, mati lu?"
"Buset kebo amat."Keluhan-keluhan itu membuat [Name] risih dan mulai membuka mata perlahan. Cahaya ilahi masuk ke retina, perlahan tapi pasti sosok familiar didepannya juga terlihat duduk dengan wajah menyebalkan.
"Enak amat ya tidur." cibir Dokja sinis.
"Ngapain kesini?" balas [Name] tak kalah sinis.
Pas diinget-inget lagi, kenapa dia gak nabok Dokja pas tadi emosi ya?
Merasa akan dikutuk menjadi batu, Dokja menyengir lalu tangannya menggapai roti dan susu yang ia beli dikantin sebelum meluncur ke UKS atas informasi dari Jonghyuk.
"Ini sesajennya, jangan marah dong, Kanjeng. Hehe."
"Haha hehe, haha hehe."
Walau mencibir, [Name] tetap mengambil tawarannya. Lagian, siapa yang bakal nolak makanan gratis?
"Eh tau gak, tadi ada ulangan dadakan pas pelajaran bu Uriel." kata Dokja, "Kasian, kamu harus nyusul sendiri dikantor."
[Name] segera tersedak rotinya sendiri, memukul dada pelan dengan bantuan Dokja menyodorkan minuman, beliau tidak jadi menuju isekai. "Gila, serius?"
"Iyalah, tapi gak hari ini soalnya bu Uriel bakal pulang lebih cepet."
"......Kamu beneran jadi baby sugar bu Uriel, Dok?"
"Hah?! Enggaklah! Yakali, gila!" Dokja kaget. Dia gak habis pikir sama jalan akal [Name] yang udah menciut.
"Oh, terus, yang gak ujian aku aja ya?"
Ubah topik sesuka hati. Hmz.
Dokja menggeleng, "Tadi Sooyoung juga gak keliatan batang idungnya. Jadi kamu sama dia."
"Oh."
Setelah itu senyap. [Name] fokus makan, Dokja fokus bengong.
"Ohiya, nanti ke toko buku yok. Sekalian pulang sekolah bareng." ajak Dokja.
[Name] ngangguk-ngangguk nurut, "Lagian bukannya kita selalu pulang bareng ya?" bingungnya.
Dokja terkesiap sejenak. Entah kenapa merasa sedikit aneh atas pertanyaan berisi fakta. "Iya sih...,"
Tanpa disadari keduanya, telinga Dokja memerah saat itu.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Bagian 04.
Fin!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐑𝐔𝐒𝐇 ⦂ kim dokja, orv.
Fanfiction━( ⌕. ) 𝗯𝗮𝗱𝘂𝘁𝘀𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀.𝗰𝗼𝗺 ❛ mtahari bolehla terik, tpi ttap km yanh paling mnarik. ❜ ©anqethetic.