39. Kemana Razen?

316 11 1
                                    

Arven menelisik kelas, dari arah tempat duduk di depan, tengah dan belakang, rasanya ada yang kurang di kelas ini.

"Razen?" gumam Arven pelan.

Arven menundukkan pandangannya, mengusap wajahnya kasar, lalu mengacak rambutnya asal.

"Kenapa harus kaya gini sih?!" decak nya pelan, Arven benci situasi saat ini, ia baru saja jadian dengan orang yang berhasil membuka hatinya kembali. Namun, disisi lain Arven juga tidak bisa tenang katena ia menjalin hubungan dengan gadis yang disukai sahabatnya.

Kevin yang melihat Arven sedang kacau itupun langsung menyenggol bahu Arven, "Kenapa?" tanya Kevin pelan, karena pada saat ini pelajaran sedang berlangsung.

Arven melirik sekilas ke arah Kevin, lalu menggeleng pelan, ia masih belum siap bercerita kepada temannya yang lain tentang Razen, Arven masih ingin memendam ini sendirian.

Kevin yang melihat ada yang tidak beres dengan temannya ini pun merasa curiga. Namun, Kevin berusaha untuk bersikap biasa saja, ia pikir nanti Arven akan bercerita juga, hanya menunggu waktu yang tepat saja.

Arven melirik ke arah tempat duduk kekasihnya, Maira. Hembusan nafas panjang keluar dari mulutnya, ia tidak akan pernah rela jika harus melepaskan gadisnya itu, karena gadis itulah yang berhasil membuka hatinya kembali setelah dikecewakan oleh Kanara.

****

Bel istirahat berbunyi, Maira merapikan buku-bukunya terlebih dahulu sebelum ke kantin untuk istirahat.

Maira terpelonjak kaget karena tangan kekar dan berotot tiba-tiba langsung merangkulnya, baru saja Maira ingin memukul tangan itu dengan buku, tapi ia tahan setelah melihat wajah kekasihnya yang sedang tersenyum manis.

"Hey, kenapa kaget gitu?" tanya Arven sambil terkekeh karena melihat wajah gemas Maira.

Maira memanyunkan bibirnya, merasa kesal karena dibuat kesal oleh Arven, "Ya jelas kaget lah, kamu aja gaada suara, tiba-tiba rangkul aku gitu aja, gimana aku ga kaget?" Maira menatap ke arah lain, pura-pura tak ingin melihat wajah Arven, karena dirinya sedang kesal.

"Hahaha, maaf sayang." Arven mengacak rambut Maira.

Mata Maira otomatis melotot karena merasa sangat salah tingkah, pipinya pun memerah.

'rambut gue yang diacak, kok jadi hati gue yang deg deg an?' ujar Maira dalam hati.

"Rambut aku jadi berantakan, Ven." Maira menatap wajah Arven dengan raut wajah yang dibuat sekesal mungkin, agar Arven merasa iba.

"Eh, sorry babe. Sini aku rapiin lagi." Arven pun kembali merapikan rambut Maira, lalu lelaki itu mengambil sesuatu yang berada di kantong celananya, dan setelah itu memakaikannya ke rambut Maira, itu adalah kip rambut berbentuk kelinci yang berwarna putih dan ada campuran warna pink.

Maira merasa penasaran, apa yang lelaki nya itu pasangkan ke rambutnya? Lalu gadis yang memiliki rambut panjang itu memegang kip berbentuk kelinci yang menempel dikepalanya, "Apa ini?" tanya Maira, karena ia belum melihat bentuk kip itu.

"Coba lihat ke cermin," suruh Arven.

Maira pun berjalan menuju cermin yang berada dekat pintu keluar, saat berada didepannya cermin, Maira langsung tersenyum manis, ia kembali memegang kip itu, rasanya seperti dejavu jika ia memakai kip.

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang