(25) LIBURAN TANPA RENCANA

5.9K 250 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~


 

"Pagi Oma" Seth yang sudah lebih dulu berada diruang makan menoleh cepat ke arah pintu masuk. Bibirnya tertarik membentuk senyuman saat melihat aura Ryn yang biasa kembali. Tidak sesuram dua minggu belakangan.

"Pagi cucu mantu Oma" Velera ikut mengembangkan senyuman begitu lebar. Senang sekali rasanya memiliki Ryn dimension ini.

Biasa kalau tak ada Ryn, dirinya hanya bersama Khaleev yang lebih senang diam. Kadang saja Seth menginap seperti sekarang ini. Baru wanita yang hampir menginjak kepala 7 itu sedikit terhibur dengan tingkah Seth.

"Keliatannya pagi ini kamu ceria banget sayang. Ada apa nih?" Goda Velera setelah Ryn menarik kursi disebelahnya.

"Ah, tidak ada apa-apa Oma. Hanya saja suasana hati Ryn pagi ini terlampau baik" Ujar wanita muda itu begitu lembut. Velera kembali tersenyum sumringah.

"Oma. Siang nanti aku Seth dan Ryn akan terbang ke Indonesia" Khaleev yang baru juga datang sudah merusak suasana.

Velera melebarkan matanya memandang sang cucu. "Kenapa baru bilang sekarang?!" Dumelnya ketus. Bisa-bisanya laki-laki itu memberikan berita semengagetkan itu dipagi yang cerah ini.

Seth dan Ryn sama. Memandang Khaleev dengan tak percaya. Seingat Seth, dirinya tak ada mengurus tentang ini. Ryn apalagi, wanita itu mana tahu menahu tentang pekerjaan Khaleev selain yang dikerjakannya.

"Tadi pagi, aku baru saja mendapat berita dari galeri yang ada disana kalau akan memgadakan event besar. Acaranya lusa" Terang Khaleev santai.

Velera manggut-manggut. "Okey, Oma beri izin" Ujarnya setelah tahu apa alasan sang cucu walau sempat merasa kesal.

Khaleev bukan bermaksud tak mengajak Velera. Tapi dirinya sungguh kasian pada wanita renta itu jika harus melakukan perjalanan yang panjang. Velera juga baik-baik saja dengan alasan sang cucu.

"Khaleev, kenapa kau tak memberitahukanku dahulu?" Protes Seth memandang Khaleev sengit. Dirinya kesal dengan sifat lelaki yang satu itu. Suka dadakan. Kan dirinya repot harus membatalkan janji untuk pertemuan-pertemuan yang sudah dibuat. 

"Lupa" Ingin sekali Seth memenggal kepala lelaki dengan wajah tampan itu untuk dilemparkan ke penangkaran singa sekarang juga. Bagaimana pemuda itu menjawab dengan terlampau santai begitu dibalik mumatnya isi kepala dirinya sekarang.

"Kau menyebalkan" Seth menancapkan garpunya kasar pada steak yang sudah tersaji rapi pada piring didepannya. Bibirnya terus mendumel disertai umpatan-umpatan untuk Khaleev disana.

Sebenarnya Khaleev mendengar. Tapi dirinya memilih acuh. Hal itu sudah sering dilakukan Seth kalau sedang kesal padanya.

"Ryn sayang" Ryn yang sedari tadi memilih diam untuk menyimak menoleh pada Velera yang memanggilnya. "Ya Oma?" Ujarnya.

"Kamu udah pernah ke negara dengan suhunya yang lebih tinggi itukan?" Ryn hampir saja menggeleng. Tetapi saat melihat Khaleev mendelik, kepalanya langsung mengangguk.

Hampir saja Ryn salah langkah. Bagaimanapun dulu Khaleev berkilah mereka bertemu di Negara itu. Padahalkan ini perjalanan pertama Ryn sebenarnya.

Velera tersenyum. Kepalanya menoleh ke arah sang cucu. "Nanti sampai disana, bawa istrimu ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian-pakaian baru yang bisa menyesuaikan dengan udara disana" Tuturnya langsung diangguki Khaleev.

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang