•|| JUK-44

26K 2.2K 56
                                    

"Yang pergi ya biarkan pergi, karena mau dikejar pun belum tentu juga dia akan kembali."

Muhammad Farhan Zaidan
.
.
.

"Mas nanti kita beneran ketemu sama Baby Zidane kan?" tanya Kaila sangat antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas nanti kita beneran ketemu sama Baby Zidane kan?" tanya Kaila sangat antusias.

Gus Fathan yang saat ini tengah mengemasi pakaian mereka, mengalihkan pandangannya pada sang istri. Hari ini Kaila memang sudah diizinkan pulang, setelah dirawat selama satu minggu di rumah sakit.

Anggukan kecil Gus Fathan berikan. "Iya, nanti kita ketemu sama dedeknya. Kemaren Mas udah ngabarin Ustadz Ibrahim kok," jelas lelaki bersarung hitam itu.

Gus berdarah Al Fatih itu memang gemar sekali mengenakan sarung. Mau keluar kemanapun Gus Fathan akan selalu mengenakan sarung, ciri khas santri katanya. Gus Fathan hanya akan mengenakan celana jika memang diharuskan, jika tidak maka sarunglah yang akan lelaki itu kenakan.

Di dalam hati Gus Fathan sangatlah bersyukur karena bisa sedikit mengurangi rasa kehilangan Kaila akan Syakeela, putri mereka. Semoga saja kehadiran sosok kecil Zidane nanti bisa menjadi obat manjur untuk istri kecilnya.

Bisa melihat Kaila yang sangat antusias saja sudah membuatnya ikut merasakan kenikmatan yang tiada tara. Fathan paham betul bagaimana perasaan istrinya saat ini. Penantian 7 bulan lamanya hanya berujung perpisahan. Apalagi Kaila tidak bisa merasakan kehadiran sosok Keela barang sedetikpun, sungguh malang sekali.

Ceklek!

Kedua sejoli itu kompak menoleh ke arah pintu yang terbuka. Di sana ada Gus kembar, kakak Kaila. Memang hari ini keduanya dijemput oleh kedua kakak Kaila.

"Sudah siap semua Than?" tanya Gus Farhan memastikan.

Gus Fathan mengangguk kecil, "Alhamdulillah, sudah selesai semua Mas."

"Mas?" Gus Farhan memicingkan matanya seolah meminta penjelasan akan panggilan Gus Fathan kepadanya.

Helaan napas pelan meluncur bebas dari bibir merah jambu seorang Gus Fathan. "Kan sekarang udah jadi kakak ipar," jelas Gus Fathan begitu santai dan berjalan ke arah ranjang dimana istri cantiknya berada.

"Farhan! Panggil Farhan! Don't call me Mas, understand?!"

Kaila yang saat ini sedang memainkan kakinya seperti anak kecil, sampai tertawa cekikikan melihat kakaknya yang tak terima dipanggil "Mas" oleh suaminya. Padahal di Jawa hal seperti ini sangatlah wajar, tetapi mereka seumuran mungkin itu juga yang menjadi alasan Farhan menolak.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang