"Lo yang salah, Kar!"
"Delon!"
"Apa?!" Delon membalas cepat. tatapan Kara yang masih diliputi emosi, serta tatapan tidak suka. dia balas dengan sorot kecewa. "-Kar, lo nyadar nggak apa yang lo lakuin tadi?"
Tujuan mereka yang awalnya kembali ke Mansion. justru berhaluan hingga sampai Bandara. dan kini, di dalam mobil yang sudah terparkir ini. hanya ada Delon dan Kara saja. kedua remaja itu turut bungkam sepanjang perjalanan. Argon juga demikian. setelah tadi situasi tegang tercipta, tidak ada yang berani membuka suara. karena, selain aura marah yang dikeluarkan oleh putra sulung Zirco itu terasa mendominasi. mulut mereka juga seakan dipaksa untuk tertutup begitu mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Sementara Argon, pemuda itu entah hilang ke mana. begitu mobil sudah terparkir dengan rapi, pemuda yang berstatus sebagai Ayah angkat dari Delon itu keluar dengan raut emosi yang masih terlihat kentara. sampai sekarang, sudah terhitung 10 menit yang jika diakumulasikan sudah 600 detik terlewati. tetap, tidak ada tanda-tanda pemuda itu kembali.
"Mentang-mentang bang Ar Ayah kamu. kamu jadi bela dia, Delon?"
Delon terperangah. rautnya menunjukkan ketidakpercayaan se-usai mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Kara. alih-alih menjawab pertanyaannya tadi, adik bungsu Ayahnya itu justru melempar pertanyaan yang tidak dia sangka-sangka. "Kar, lo nggak salah nanya gini?"
"Kenapa, Delon? Aku benar, 'kan? Aku bukan siapa-siapa kamu, makanya kamu salahin aku?"
Delon menelan ludah. kedua manik indahnya yang sejak tadi membalas tatapan Kara, kini beralih menatap ke luar jendela. helaan napas panjangnya kemudian terdengar cukup keras sebelum memutuskan untuk membalas pertanyaan adik bungsu Ayahnya itu. "Gue nggak tahu maksud lo nanya gini, Kar. tapi, satu yang perlu lo tahu. kalau nggak ada lo, gue mungkin sekarang udah sama bang Angger--" ungkapnya yang kemudian terdiam hanya untuk kembali menatap Kara yang kini terlihat memasang raut gelisah. "-Lo, Kara. gue bisa lakuin apapun buat lo, jangankan cuma bela lo buat hal sepele seperti tadi. lo minta nyawa gue, gue bakal kasih!"
Kini, giliran Kara yang terdiam. rautnya semakin terlihat gelisah. ternyata, pertanyaan spontan yang tadi dia ajukan, dibalas secara emosional oleh Delon. anak angkat Kakak sulungnya itu bahkan terdengar beberapa kali menghela napas panjang. "Del---"
"Lo---" sela Delon cepat sebelum Kara mengatakan hal lain lagi. "-Perantara ini semua, Kar. tanpa sadar, lo yang rubah hidup gue. kali ini emang lo yang salah, makanya nggak gue bela. lo mikir apa sampe berani teriak ke abang lo sendiri, hah?!" lanjutnya mengomel. rautnya yang tadi masam, seketika berubah cerah. tatapannya memicing, tangannya juga bersedekap di depan dada, lalu kaki kanan menindih kaki kiri. kali ini, dia terlihat seperti seorang Kakak yang tengah memarahi adiknya sendiri.
Kara yang tadinya terlihat gelisah. kini mendengus dengan kasar. meski begitu, tatapannya tidak terlihat emosi seperti tadi. "Kamu juga dulu lebih parah dari aku, Delon!"
Delon terbatuk. kali ini, balasan Kara bukan hanya membuatnya terperangah. melainkan menusuk tepat ke jantung, baru kemudian mengalir ke memori yang secara spontanitas menggali ingatan tentang bagaimana sikapnya terdahulu. terlebih, kepada sosok pemuda yang sekarang sudah berstatus sebagai Ayah angkatnya itu. kaki kanannya yang tadi menindih kaki kiri, kini turun secara perlahan hingga posisi duduknya terlihat lebih rapi.
Pada dasarnya, Delon tidak suka disalahkan. alhasil, mulutnya mengatakan hal yang tidak sinkron dengan apa yang dia rasakan. "Tetep aja, Kar. kali ini lo yang salah. cuma gara-gara apa? Game?" balas, sekaligus tanyanya dengan suara menggebu-gebu.
"Aku tidak suka diganggu kalau lagi main game, Delon. lagian, yang aku maki juga bukan bang Ar!" balas Kara yang tetap tidak mau disalahkan.
"Oh, terus lo merasa paling bener gitu, iya? lo mikirin nggak perasaan abang lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...