51 - SEBUAH PETUNJUK

Mulai dari awal
                                    

Las Vegas, 2005

Banyak kejadian buruk yang tak pernah aku harapkan selama ini.

Kegelapan, dendam, pertumpahan darah, bahkan kematian pasti akan selalu hadir menghantui.

Aku kehilangan dua manusia yang bahkan belum sempat terlahir di dunia.

Mereka anak-anakku.

Aku mencintai mereka, tapi aku tak bisa memeluknya atau bahkan menciumnya layaknya kasih sayang ayah terhadap sang anak.

Semua ini kesalahanku. Benar-benar kesalahanku.

Aku pernah berfikir, bahwa aku pasti tak akan bisa mendapatkan anak dari istriku lagi. Namun, ternyata aku salah.

Istriku berhasil melahirkan sosok bayi mungil ke dunia. Sosok anak yang tak akan pernah aku biarkan terluka sedikitpun karena aku benar-benar takut untuk kembali kehilangan.

Ellie. Itu namanya. Aku akan pastikan hidupnya penuh dengan perlindungan dan kasih sayang.

Ellie tersenyum lembut setelah membaca sebuah surat yang tadi diikat oleh pita merah tua yang ditulis oleh ayahnya. Hatinya terenyuh, ayahnya begitu menyayanginya hingga tak mau jika dirinya terluka sedikitpun.

Kini tangannya membuka sebuah gulungan surat lagi dengan tali bewarna hitam. Surat itu belum terlalu lusuh, masih seperti kertas baru yang terjaga dengan baik. Berbeda dengan surat yang baru saja ia baca.

Italy, 2015

Aku berhasil membunuh musuhku yang membuat hidup anakku terancam.

Saat itu aku bodoh dan benar-benar lalai. Aku tidak bisa menyelamatkan Ellie sehingga membuatnya kehilangan ingatan.

Tapi, aku yakin setelah ini dia tidak akan merasa terancam lagi. Tidak ada yang bisa mengusiknya dan melukainya lagi.

Karena Raymond sudah mati. Musuhku, benar-benar mati. Akibat kemarahanku.

Tapi, aku yakin dendam kami masih belum berakhir karena Raymond memiliki anak yang bisa kapan saja membunuhku, akibat telah membunuh ayahnya.

Kalimat di dalam surat itu berakhir hanya sampai di situ saja yang membuat Ellie langsung mengerutkan alisnya bingung. Kata Abintara, ada sebuah petunjuk yang ayahnya simpan di dalam kotak peti megalodon itu. Tapi mengapa yang ia dapati hanya surat seperti ini. Tidak ada petunjuk sama sekali.

Ellie menggeledah lebih dalam lagi kotak yang ada di hadapannya. Tapi kosong, semuanya sudah ia keluarkan di atas meja termasuk belati yang digulung kain merah tadi.

Ia menghela nafas kasar dan menyandarkan bahunya di kursi meja belajar. Disugarnya ke belakang rambutnya yang tergerai itu. Ia pun memilih untuk diam beberapa saat, memikirkan di mana letak petunjuk yang Abintara maksud.

Atensinya mengarah pada jaket yang pertama kali ia lihat saat membuka kotak. Dengan kedua tangannya, Ellie kini membentangkan jaket itu untuk melihat motif jahitan yang terjahit di bagian belakang.

TREVATOR 1992 - Fight for freedom

Jika dilihat-lihat, sepertinya jaket yang ia pegang ini adalah jaket ayahnya ketika masih menjadi ketua sekaligus pendiri geng motor TREVATOR sebelum berubah menjadi ZELVAROS.

Tuk!

Sontak kepala Ellie menunduk ketika menyadari ada sesuatu yang terjatuh dari saku jaket ke lantai. Lantas ia membungkuk untuk mengambil sebuah gumpalan kertas yang sepertinya sengaja diremas agar tak berbentuk.

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang