" Bertemu kekasihmu "
Mendengar jawaban dari Juan, Elvio langsung mendongak dengan mata yang membulat sempurna. Hatinya seakan berbunga-bunga mendengarnya membuat perlahan bibirnya membentuk sebuah senyuman lebar bahagia.
" Beneran kak? ". Tanya Elvio dengan senyum merekahnya.
Juan tersenyum sembari mengangguk, dia senang melihat Elvio yang kegirangan.
" Tapi...bukannya Rey di luar negeri? ". Tanya Elvio yang kebingungan.
" Nanti kakak jelaskan, sekarang kamu ikut kakak ya ". Juan mendorong kursi roda milik Elvio memasuki lift.
Elvio melihat tangan Juan menekan tombol lantai 4, entahlah Elvio bingung kenapa dia malah di bawa ke lantai 4 bukannya keluar dari rumah sakit. Setaunya Reyvan kan masih di luar negeri dan belum pulang.
Saat Juan mengatakan mau mengajak Elvio menemui Reyvan tadi, dia pikir Juan akan membawanya ke negara dimana Reyvan singgahi sementara.
Namun dia tidak mau banyak bertanya, dia hanya diam meski kebingungan melingkupinya.
Pintu lift terbuka setelah sampai di lantai 4, Juan mendorong keluar kursi roda Elvio. Berjalan menyusuri lorong rumah sakit dimana ruangan rawat di lantai ini adalah VVIP.
Mereka berhenti tepat di depan pintu berwarna putih itu. Juan membuka pintunya, membuat dua orang-ah tidak total ada tiga orang. Yang satunya terbaring lemah sedangkan dua lainnya menatap mereka berdua.
Dua orang itu tampak terkejut dengan kedatangan Juan yang membawa Elvio, mereka lebih terkejut lagi melihat keadaan Elvio. Sedangkan Elvio bingung karena mendapati Vanesa bersama dengan Irina di ruangan itu.
Elvio menatap orang yang terbaring lemah itu, wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh badan Vanesa yang sedang duduk di samping orang itu.
Elvio jadi penasaran, siapa yang sakit sebenarnya.
Juan membawa masuk Elvio lalu menutup rapat pintunya. Juan mendorong kursi roda Elvio mendekati ranjang rumah sakit itu agar Elvio bisa lebih jelas melihatnya.
Sesaat setelah melihat orang yang terbaring lemah itu. Elvio merasa waktu terhenti sesaat, apa yang matanya ini lihat.
" R-rey ". Untuk mengucapkan satu nama itu saja butuh perjuangan, bibirnya bergetar.
Apa ini?!
Bukankah Reyvan ada luar negeri?!
Kenapa yang ia lihat sekarang malah Reyvan yang terbaring lemah dengan badannya yang terlihat kurus dari terakhir ia melihatnya. Bibirnya yang selalu menampakkan senyum hangat penuh cintanya itu terkatup sempurna dan pucat.
Elvio tidak bisa berkata-kata, hatinya sakit dan terasa sangat sesak. Hingga Juan menepuk pundaknya.
" El, bernafaslah "
Elvio kembali tersadar, ia langsung menghirup udara dalam-dalam. Mata bulatnya perlahan menampung air mata yang akhirnya meluncur deras di pipinya.
" Kenapa Rey gini? Kalian bilang..hiks..Rey di luar negeri ". Elvio dengan susah payah berdiri untuk mendekat ke arah Reyvan.
Mereka bertiga hanya diam, mereka tau suatu saat Elvio akan tau keadaan Reyvan yang sebenarnya. Dan inilah yang terjadi, Elvio begitu terpukul atas keadaan Reyvan.
Akibat luka di kakinya, Elvio tersungkur lalu tangannya meraih pinggiran ranjang yang Reyvan tempati. Ia meraih tangan Reyvan yang terpasang infus, mengelusnya, menciumnya berkali-kali.
" Mami...kenapa Rey sakit gini? Rey kenapa, Mi? Kalian bilang Rey di luar negeri, terus yang El liat sekarang apa. Rey sakit, kalian bohong sama El? Sebenernya ada apa sih? Kalian nyembunyiin apa dari El? ". Tanya Elvio sembari sesegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]
Teen Fiction" Jadi pacar gue? " " Gak, maksudnya gue gak bakal nolak tapi...... " Lo engga bakal pernah lepas dari gue, you're mine ". " Anjing! " Awalnya karena tantangan yang di berikan oleh teman Elvio. Sehingga sekarang ia terikat hubungan dengan Reyvan-ora...