HALLO HALLO
Maaf yaa, aku baru bisa update lagi
Aku lagi sibuk sekolah huhu
Tapi insyaallah nanti akan ku usahain lagi untuk update cepat
Seperti biasa bestie, Vote dan comment nya jangan lupaa
-HAPPY READING-
"Putus-in pacar lo yang brengsek itu sekarang juga Ri!" Ujar Sandrinna dengan marah.
Tadi dijalan Sandrinna dan Ria tidak sengaja melihat Indro dan Raini menyebrang jalan dengan Indro membonceng Raini, Raini memeluk Indro dari belakang. Sepertinya mereka berangkat sekolah bareng.
"Lo liat kan tadi? Perempuan gatel itu peluk pacar lo dan, pacar lo diam aja. Ngga keliatan risih sama sekali!" Sandrinna terus mengomel, kini mereka sudah berada di dalam kelas. Di sana tidak hanya ada Sandrinna dan Ria saja, namun ada Saskia dan Lili juga yang sedari tadi sudah menahan kesal karna cerita yang sudah Sandrinna ceritakan.
"Lo harus inget Ria, Raini itu mantan pacar lo! Dia mau rebut Indro dari lo Ria." Saskia ikut bicara.
"Gue ngga yakin, kalau mereka deket cuma karna mau lomba aja Ri," ucap Lili.
"Pasti ada apa apa di antara mereka," lanjut Lili.
"Kalian ngga boleh nuduh sembarangan! Indro sama Raini deket cuma buat persiapan lomba aja ngga lebih," elak Ria.
Lili terkekeh sinis. "Berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng, ke Cafe berduaan, peluk-peluk an. Yakin ngga ada apa apa Ri?"
"Ri gue mohon, jangan karna lo cinta sama Indro. Lo jadi mau disakitin sama Indro kaya gini," ucap Sandrinna.
"Lo cinta sama Indro, its okey. Kita ngga ngelarang, tapi jangan sampai bego karna cinta juga Ri." Lanjut Saskia.
Ria perempuan itu menyugarkan rambut nya ke belakang, ia mengalihkan pandangan nya dari pandangan sahabat-sahabat nya, kini hatinya sedang kacau. Sedih, marah, kecewa bercampur menjadi satu.
Ria menghela nafasnya lelah. "Nanti gue bakal omongin ini semua ke Indro."
***
Kelas XII IPA 1 sedang ramai-ramai nya. Mereka sedang mengadakan party kecil-kecilan karna jam kosong yang diberikan oleh guru selama 1 jam, di karenakan ada beberapa guru yang sedang rapat diluar sekolah.
Rey laki-laki itu berdiri dari dudunya, melangkahkan kakinya mendekati Indro yang sedang memainkan ponsel nya di tempat duduknya. Kini Rey tidak duduk berdua lagi dengan Indro, untuk alasan nya ntah lah hanya mereka yang tahu.
Rey menepuk bahu Indro pelan. Indro yang merasa ada yang menepuk nya menolehkan kepalanya, menaikan satu alisnya.
"Mau ngomong bentar, bisa?" Tanya Rey sedikit dingin.
Hubungan antara Indro dengan teman-teman nya beberapa belakangan ini sedang tidak baik baik saja, itu karna Indro yang menjauhkan dirinya dari teman-temannya.
Indro memasukan ponsel nya ke dalam saku celana, Rey yang melihat itu langsung melangkahkan kaki nya keluar kelas diikuti oleh Indro di belakang nya.
Sesampainya di taman. Rey mendudukan dirinya di kursi taman sekolah kemudian Indro duduk disebelah nya.
"Lo balikan sama Raini?" Tanya Rey langsung.
"Ngga." Jawab Indro dingin, pandangan cowo itu ke depan.
"Lo masih ada hubungan sama Ria?" Rey kembali bertanya, Indro mengangguk.
"Kenapa lo malah deket sama Raini daripada pacar lo sendiri? Ria lagi butuh lo, tapi kenapa lo malah gini?"
"Ngga ada yang deket sama Raini." Elak Indro membuat Rey terkekeh sinis.
"Boncengan, makan berdua di Cafe, berduaan di rumah Raini, pelukan, rangkulan. Itu yang di bilang ngga deket?" Tanya Rey.
"Lagian kenapa kalau gue deket sama Raini? Gue deket sama dia, cuma buat belajar bareng buat Olimpiade nanti." Jawab Indro.
"Gue ngga larang lo mau deket sama siapapun ataupun mantan lo, tapi yang gue mau lo jagalah perasaan cewe lo bro!"
"Ria masih jadi pacar lo, jangan lo gantungin dia kaya gini." Sambung Rey.
Rey menghembuskan nafasnya kasar, kemudian cowo itu berdiri dari duduk.
"Mau seberat apapun masalah lo, jangan lo lampiasin ke Ria semua. Kasian Ria," peringat nya. Kemudian Rey melangkahkan kaki nya meninggalkan Indro yang masih duduk anteng di tempat.
***
Bel istirahat pertama telah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, kantin pun sudah penuh dengan siswa-siswi yang ingin mengisi kekosongan perut mereka. Ria perempuan berambut sebahu itu sedang menelusuri koridor utama ia sedang mencari sang kekasih.
Benar kata teman-teman nya, ia harus bicara berdua dengan Indro. Ria harus mendengar alasan Indro mengapa cowo itu lebih dekat dengan mantan nya dibanding dirinya yang jelas-jelas pacarnya.
Setelah mencari Indro kemana-mana, akhirnya ia menemuinya. Indro ada di ujung koridor saat Ria ingin menghampiri nya tiba tiba langkah Ria terhenti begitu saja ketika melihat seseorang perempuan yang berdiri di samping Indro.
Ria mengepalkan kedua tangan nya, jantung berdegup begitu kencang, muka nya merah ia sedang menahan emosi nya tidak ingin lama-lama lagi, Ria mempercepat langkahnya menghampiri Indro. Setelah sampai ia langsung menjambak rambut Raini dengan keras.
"Manusia ngga tau diri! Jadi cewe ngga usah kegatelan! Lo tu cuma mantan nya!" Ucap nya dengan marah, Ria semakin menarik rambut nya Raini lebih kuat lagi membuat Raini meringis kesakitan.
"Ria lepas!" Indro mencoba melerainya namun tenaga Ria lebih kuat membuat Indro kewalahan.
"Lo tu manusia paling ngga tau malu, Raini." Lanjut Ria.
"Awss s-sakit Ri," Raini meringis kesakitan.
"Jangan mentang-mentang ada Indro disini, lo jadi orang merasa tersakiti!"
"RIA UDAH, STOP!" Bentak Indro seraya menarik Raini. Ria berhenti, kemudian menatap Indro dan Raini bergantian.
"Lo gapapa?" Tanya Indro kepada Raini dengan lembut. Raini mengangguk. Indro melangkahkan kakinya mendekati Ria yang kini sedang menahan tangis nya.
"Lo bisa ngga si ngga main kasar? Cewe bukan Lo?!"
"Kamu bela dia?" Tanya Ria seraya menunjuk Raini.
"Kamu bela perempuan gatal ini?!" Lanjutnya.
"Gue ngga bela siapa-siapa! Tapi emang lo yang salah disini! Datang-datang langsung narik rambut orang gitu aja!" Omel Indro.
"Indro buka mata kamu! Dia itu mau ngerebut kamu dari aku! Dia mau bikin kamu dibenci sama orang tua kamu Indro!" Ucap Ria menahan tangisan nya.
"Gue sama Raini deket cuma buat Olimpiade doang! Jangan suka mikirin yang macem-macem!" Jawab Indro dengan nada tinggi.
Indro merangkul Raini, mengusap rambut Raini dengan lembut. "Pusing ngga? Gue anter ke Uks ya," ujar Indro diangguki oleh Raini. Ria yang melihat nya hanya bisa mengepalkan kedua tangan nya dengan kuat kuat, jantung nya berdegup begitu kencang, nafasnya memburu.
Indro memapah Raini dengan sangat hati hati, ketika tepat di hadapab Ria, Indro berbisik. "Pulang sekolah, gue tunggu di taman belakang sekolah."
***
THANKYOUU GAISS
BABAY
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH RIA
Teen Fiction'Kisah Ria' menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang melewati beribu-ribu masalah dengan sendirian. Disaat ia sedang membutuh kan pundak untuk bersandar, mereka sama sekali tidak mau menjadi pundak-nya. Akankah Ria mau bertahan lebih lama...