8 ☀️🌻

2K 199 30
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian itu, Gulf tak mau keluar dari apartemennya walaupun hanya sekedar membeli makanan atau berolah raga keluar. Ia tetap mengurung dirinya.

Phi Best selaku manager merasa kelimpungan atas artisnya ini, yang tak menunjukan tanda-tanda bahwa Gulf bersemangat seperti sedia kala. Ia merasa Gulf lebih baik banyak mengeluh tentang pekerjaannya, daripada terus berdiam dan bergelut didalam selimt tebalnya.

Phi Best menjadi khawatir.

Suara tombol kunci otomatis berbunyi, pertanda ada seseorang masuk. Phi Best buru-buru menghampirinya, ia merasa tak ada yang tahu kunci apartemennya ini.

Ceklek..

"Aou mae". Seru Phi Best lalu ia memberikan wai kepada Mae-nya Gulf.

"Apa kabar kau nong Best?". Tanya Mae Gulf sambil membuka sepatunya. Best menuntun Mae untuk segera duduk di sofa.

"Aku baik-baik saja Mae. Kenapa Mae tak menghubungiku? Kalau tahu aku akan menjemputmu?". Phi Best menuangkan air kedalam gelas jangkung, untuk diberikan kepada Mae.

"Ah terimakasih nong". Mae mengambil air dari tangan Phi Best "Mae hanya mampir, kebetulan Grace akan melanjutkan S2nya disini, jadilah Mae mampir". Terang Mae lalu meminum air yang Best berikan.

Best hanya menganggukan kepalanya.

Mae mengedarkan kesekeliling apartemen ia tak menemukan si bungsu.

"Kemana Gulf?". Tanya Mae yang menelisik ruangan tersebut.

Best merasa tak enak, namun ia akan berbohong demi kebaikan semua orang.

"Ah nong masih tertidur Mae, kami pulang sangat larut". Jelas sekali Best berbohong padahal sudah seminggu ini Gulf seperti tengah menghindari Best, namun Best tak mungkin berkata jujur kepada Mae, ia harus mencari tahu apa alasan Gulf bersikap seperti ini.

"Baiklah, aku akan kemarnya untuk memeriksanya". Mae berjalan untuk menghampiri anaknya yang sudah lama tak bertemu, karena atas kesibukan sang anak dan juga bisnis Mae yang tengah di kerjakan, jadilah ibu dan anak ini tak sempat bertemu.

Best hanya menggukan kepalanya. Lalu Best pergi kearea dapur untuk memasak makanan untuk Mae Gulf.

"Ada apa denganmu nong, aku rasa ada sesuatu yang kau sembunyikan". Ucap Best dengan rasa penasaran yang amat besar. Karena selama 6 tahun ia bekerja dengan Gulf, pertama kalinya Gulf seperti ini. Biasanya kalau Gulf sedang kesal Best adalah sasaran empuk untuk Gulf. Namun berbeda dengan akhir-akhir ini. Gulf seperti tak mau bertemu dengan Phi Best.

Best tengah asik memotong daging dan sayuran yang akan ia masak. Namun atensinya teralihkan karena ponselnya berdering.

"Nomor siapa ini".

"Baiklah nak, kau cepat sembuh Mae dan Pho akan sangat khawatir bila kau terus seperti ini".

"Aku baik-baik saja mae, aku hanya butuh istirahat, agar tenagaku kembali pulih". Gulf menjawab dengan sunggingan senyum yang manis. Ia tak mau orang tuanya khawatir.

Gulf  harus berpura-pura baik-baik saja.

"Baiklah...kalau begitu Mae pulang, ingat kau jangan terlalu lelah". Mae mengusak kepala Gulf dengan sayang, lalu kecupan di pipi sang anak pertanda ia pamit untuk pulang.

Gulf menatap punggung Mae nya lalu menghilang dibalik pintu kamarnya.

Maafkan aku Mae.

"Aou...Mae kau akan kemana?!". Tanya Best dengan nada yang agak nyaring.

"Mae akan pulang, Mae titip Gulf". Ucap Mae Gulf yang kembali memakai sepatunya.

"Tapi aku baru selesai memasak Mae, kau tinggal saja sebentar makan siang dulu".

My Artist My Boyfriend (End) PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang