43 - Merusuh di rumah Mervin

Mulai dari awal
                                    

Terasa sangat kosong.

" Sini "

Elvio mengalihkan pandangannya pada Gian yang merentangkan tangannya. Matanya berkedip-kedip lucu.

" Gapapa? Nanti om itu marah sama El ". Ujar Elvio sambil mencebikkan bibirnya.

" Dih, dia tuh bukan siapa-siapa. Udah sini peluk, kalo besok telat bisa berabe. Kan ada upacara ". Gian menarik Elvio ke dalam dekapannya.

Elvio tersenyum senang dan membalas pelukan Gian. Dia bersyukur karena Gian dengan senang hati memeluknya agar dia cepat tidur. Beruntungnya dia karena di pertemukan dengan orang-orang baik.

" Selamat malam Gian "

" Selamat malam juga El "

Elvio memejamkan matanya. " Selamat malam Rey, aku sayang Rey ". Batinnya, ujung matanya terlihat meneteskan air mata.

***

Di sisi lain, Reyvan berbaring menyamping. Pikirannya terus melayang ke Elvio.

Walaupun dia cukup lega karena sudah mengetahui dimana kekasihnya berada.

Namun dia tetap khawatir. Apakah kekasihnya itu makan banyak tadi?

Apakah dia meminum susu? Dia tau betul Elvio suka sekali meminum susu sebelum tidur.

Apakah kekasihnya bisa tidur tanpa di peluk olehnya?

" Selamat malam semestaku. Maafin Rey ". Reyvan memejamkan matanya. Dia juga menangis.

Seseorang mengetuk pintu ruangan itu, meminta izin untuk masuk setelah membuka kuncinya dari luar. Reyvan terbangun, pasti sudah pagi.

" Masuk "

Reyvan mengubah posisinya menjadi duduk, menguap sejenak. Seorang pelayan masuk membawa nampan berisi segelas air putih dan dua bungkus roti.

" Tuan, sarapan anda ". Pelayan itu meletakkan gelas dan roti di atas meja lalu pamit undur diri.

Reyvan menatap makanan itu tanpa selera. Namun dia tetap memakannya agar punya tenaga. Dia tidak boleh terlihat kurusan ketika bertemu Elvio lagi nanti.

" Apa kamu sudah sarapan baby Vi? Hati-hati saat berangkat sekolah. Maaf Rey ngga bisa duduk di sebelah kamu "

Reyvan kembali meneteskan air matanya, dia menjadi cengeng ketika memikirkan Elvio yang marah padanya. Dan memikirkan tentang hukuman dari kakaknya, dia lebih baik di cambuk seratus kali daripada sebulan lebih tidak melihat Elvio.

***

" GIAN CEPETAN, OM JELEK UDAH NUNGGUIN ". Teriakan Elvio menggelegar di seluruh penjuru rumah Mervin.

Pelayan serta bodyguard yang melihatnya menahan rasa gemas pada anak remaja yang di bawa Gian dan Mervin ke rumah itu.

" Yang sopan sama yang lebih tua, saya itu ganteng ". Ucap Mervin memasuki rumahnya kembali untuk menegur Elvio yang terus-terusan menyebutnya jelek.

Dia ganteng ya betewe.

" Tua jelek, bacot "

Mervin memandang datar remaja di depannya. Mau ngegampar tapi anaknya gemesin, ngga tega. Kalo ketauan ngegampar nanti di gampar balik sama pawangnya.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang