43 - Merusuh di rumah Mervin

25.6K 2.4K 80
                                    

" Om JELEK!! Jangan ganggu aku! "

Elvio berteriak marah, pasalnya saat dia sedang beristirahat di sofa setelah makan malam. Mervin datang dan terus mengganggunya yang sedang anteng menonton tv.

Dari mulai menoel pipinya, mengacak rambutnya, mencubit pelan lengannya, menusuk pinggangnya. Ah masih banyak lagi kejahilannya.

Mervin dengan tampang tidak bersalahnya hanya menggidikkan bahu acuh.

" Gian om jelek jangan di temenin, sini ". Elvio menarik tangan Gian hingga duduk di sampingnya. Lalu memeluk sepupu dari Reyvan itu dengan posesif.

Elvio menoleh ke Mervin sembari menjulurkan lidahnya mengejek, hal itu membuat Mervin marah dan cemburu.

" Heh bocah, lepas ngga! "

" NGGA "

" Jangan peluk-peluk pacar saya ". Mervin berusaha melepaskan tangan Elvio yang memeluk erat Gian. Namun tidak berhasil.

Gian hanya bisa menghela nafas pasrah. Kenapa mereka berdua tidak bisa akur sih? Baru juga kedua kalinya ketemu. Udah kek rival bertahun-tahun aja.

" Gian bukan pacar om, iya kan Gian? ". Mata bulat Elvio menatap wajah Gian yang entah kenapa sedikit mirip Reyvan.

" El bener, gue bukan pacar lo. Ngaku-ngaku "

Mervin menggeram marah, sudah di ejek bocil udah gitu ngga di belain lagi sama ayang.

" Terserah kalian "

Mervin beranjak pergi dari sana. Membuat mereka berdua terkekeh geli karena berhasil membuat Mervin marah.

Enak juga ngerjain om-om.

Mereka berdua terdiam, masih dengan Gian yang di peluk erat dari samping. Tiba-tiba Elvio menghela nafasnya lelah, dia jadi teringat Reyvan lagi.

Rindu.

Gian yang menyadari perubahan mood Elvio pun menepuk pelan kepala anak itu.

" Kenapa? Marahan sama Reyvan? "

" Ngga tuh "

" Jelas banget bohongnya "

Elvio terdiam, dia menduselkan wajahnya pada dada bidang Gian. Nyaman seperti di peluk Havin. Tapi masih nyaman pelukan Reyvan.

" Udah malem, tidur yuk. Besok sekolah ". Ajak Gian sembari mengelus kepala Elvio.

Niat awalnya yang ingin merebut Elvio dari Reyvan sirna. Elvio sudah dia anggap seperti adik sendiri. Adik yang menggemaskan.

" Seragam El ada di rumah Rey ". Lirihnya.

Karena terburu-buru ingin pergi dia jadi melupakan seragam serta tas dan buku-bukunya.

" Pake seragam Gian dulu aja, ada satu udah ngga muat. Tas sama bukunya bisa di urus "

Elvio cuma ngangguk-ngangguk aja. Gian menggendong adik kecilnya karena terlihat sangat lemas. Membawanya ke kamarnya di sebelah kamar Mervin.

Elvio diam, dia tidak masalah di gendong seperti itu. Ia malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Gian dengan nyaman.

Tubuh Elvio sudah di baringkan di kasur king size yang empuk. Gian juga ikut berbaring di sebelahnya, lumayan lah ada Elvio jadi dia ngga harus di gangguin terus sama Mervin.

" Tidur, pejamin matanya ". Tegur Gian karena sedari tadi Elvio hanya mengedip-ngedipkan matanya sembari melihat ke atas.

" Ngga bisa bobo kalo ngga di peluk. Biasanya Rey yang meluk, di sini ngga ada Rey ". Elvio kembali murung, sangat tidak nyaman rasanya jika tidak ada yang memeluknya ketika hendak tidur.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang