"Kak, yakin mau beliin Delon motor?"
Argon semakin bungkam atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Gala. pikirannya benar-benar buntu karena memikirkan bagaimana harus mempertanggungjawabkan kata 'Iya' yang menjadi jawaban atas perkataan Delon, tadi. astaga.. setelah sekian lama pikirannya tenang, meski terkadang rumit karena terus memikirkan putranya yang sudah tiada. kini, kepala, serta pikirannya kembali dibuat pening karena permintaan perdana putranya itu. harusnya.. dia tidak menjanjikan hal mustahil seperti itu. meski raga putranya sudah berbeda. namun, sikap putranya yang dulu bahkan masih melekat dengan sangat kuat.
"Abang, sih! pakai iyain kemauan Delon!" seru Kara dengan nada kesal. "---Udah tahu anaknya kalau tidak diturutin bakal ngamuk!" lanjutnya seraya melirik ke arah Delon yang sudah terlelap. ya, anak angkat Kakak sulungnya itu saat ini sudah tidur dengan berbantalkan paha Kakak sulungnya, tentu saja. mereka juga belum kembali ke mansion. karena saat ini, posisi mereka tengah berada di restoran mewah yang tidak jauh dari Bandara. untungnya, tadi mereka memilih tempat duduk yang terletak di ujung, di sana terdapat satu set sofa panjang yang berjejer dengan sofa panjang lainnya.
Amino dan Raksa kompak mengangguk. Delon akan benar-benar mengamuk jika tidak dituruti. karena, bukannya menolak. Ayah angkat sahabatnya itu justru mengiyakan tanpa memikirkannya lebih dulu.
"Beliin aja, Om!" celetuk Amino seraya menggeser piring yang sudah kosong ke tengah meja. "Nanti juga sadar sendiri karena kakinya nggak sampe buat naik motor!"
Raksa mendengus mendengar perkataan Amino. Delon tidak akan menyerah begitu saja hanya karena tubuhnya yang semakin mengecil. "Kalau dipikir-pikir, keknya cuma Om deh yang berani kasih harapan palsu ke Delon!" ucapnya yang kemudian terbatuk kecil begitu semua tatapan melirik ke arahnya. "Maksud saya, Om. kalau Delon minta apapun ke Xenon, tuh, langsung dikabulin!"
"Walaupun Delon minta ke Bar, 'kan?" ungkap Kara saat mengingat dulu mereka pernah ke Bar karena permintaan Delon, dan Xenon langsung mengiyakan dengan membawa mereka ke sana.
Kini, semua atensi beralih menatap ke arah Xenon yang masih santai memasukkan potongan steak ke dalam mulut. "Kenapa?" tanyanya setelah menelan dan meletakan garpu ke atas piring dengan pelan. "Saya hanya melakukan apa yang Delon minta, apa salah?"
Mereka kompak menggeleng, termasuk Kara. Argon menghela napas pendek seraya mengusap kening Delon yang berkeringat. perasaan bahagia masih meliputi seluruh inci tubuhnya saat ini. setahun, terhitung sangat lama perasaan seperti ini tidak dia rasakan. rasanya begitu mendebarkan, degup jantungnya juga masih berdetak kencang. dia tidak menyangka jika kembali mendengar segala permintaan ajaib putranya, meski dengan raga yang berbeda. ini semua tidak pernah terpikirkan sebelumnya. karena, setelah enam bulan kepergian putranya, dia menyibukkan diri dengan bekerja. meskipun rasa bersalah kepada Angger karena gagal membahagiakan, sekaligus menjaga Delon selalu dia pikirkan.
"Saya minta maaf, Om. tadi di telepon sempat maki-maki, Om!"
Ucapan Amino hanya dibalas anggukan kecil oleh Argon. tatapannya kemudian beralih melirik Kara begitu mendengar daheman pelan adik bungsunya itu.
"Aku tidak minta maaf, abang. abang memang salah karena buat Delon nangis!"
Argon tertawa kecil seraya mengangguk. "Kau sudah melakukan hal yang benar, Kara!"
Arsen, Neo, juga Gala mengulas senyum tipis. Kakak sulung mereka sudah kembali setelah setahun terakhir terlihat lebih pendiam. meskipun terlihat sangat tegar. namun, siapa sangka jika sosok Kakak sulung mereka itu kerap kali menangis ketika melihat foto Delon. remaja itu memang merubah segalanya, termasuk Kara. meskipun secara tidak langsung.
"Apa yang kau butuhkan, Amino?" tanya Argon setelah beberapa saat hening. "---Sebagai ucapan terimakasih!" lanjutnya yang kemudian meringis begitu mendapat tamparan tiba-tiba dari telapak tangan kecil Delon. kepalanya sontak menunduk, dilihatnya kelopak mata putranya yang kembali tertutup setelah beberapa detik lalu menatapnya dengan sinis. "Delon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...