"Aku terlalu lama mempersiapkan diri sampai tak sadar jika kamu juga bisa diambil orang lain."
Sakti Dewangga Syailendra
.
.
.Di dalam sebuah kamar bernuansa hitam putih ada sepasang suami-istri yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mereka adalah Gus Reval dan Zahra.
Zahra yang sibuk memilah baju kotor dan Gus Reval yang saat ini tengah bersiap untuk mengisi kelas pagi di sekolah pesantren.
"Mas nanti Umi ngajak kita jalan-jalan loh," beritahu Zahra pada Gus Reval.
Gus Reval mengalihkan pandangannya pada sang istri. "Kok tumben banget, emangnya dalam rangka apa, Dek?" heran Gus Reval, karena selama ini ibunya itu jarang sekali mengajak keluar pondok jika tidak ada sesuatu yang penting.
Zahra yang ditanya tentu saja terdiam, bingung mau menjawab apa. Jika jujur pasti harapan suaminya ikut akan sangat tipis. Di lain sisi, ini juga rencana ibu mertuanya dan kalau sampai bocor, habis sudah pikirnya.
Tiba-tiba otak cemerlangnya menemukan ide yang sangat bagus. Kaila maafin aku karena udah pakai nama kamu buat ini, batinnya tak enak.
"Emm... Itu Kaila ngidam minta jalan-jalan, jadinya sama Umi kita diajak sekalian biar rame." Gus Reval menatap Zahra tak percaya.
"Lah kenapa ngajak kita juga? Kan yang ngidam Kaila, ya biar sama Fathan aja dong," protes Gus Reval tak terima.
Zahra yang saat itu tengah menunduk untuk memilih baju-baju kotor mereka dengan cepat menatap Gus Reval tajam. Entahlah sekarang Zahra jadi begitu berani dengan suaminya itu.
Bahkan sejak pulang dari rumahnya waktu itu, sosok suami tampannya ini sudah berubah total. Jika boleh jujur, Zahra sangat menyukai perubahan Gus Reval. Zahra juga percaya jika Gus suaminya ini benar-benar sedang berjuang untuk belajar mencintai dirinya.
Mengenai perasaan, jujur saja Zahra sudah memilikinya jauh sebelum ia menikah dengan Gus Reval. Tapi hal itu ia kemas begitu rapi hingga tak seorang pun mengetahuinya. Prinsipnya adalah buat apa menyatakan cinta jika ujungnya tidak menikah?
Cinta itu fitrah, jadi jangan pernah menyalahkan cinta yang hadir untuk lawan jenis. Sabda Rasulullah ﷺ, tidak ada solusi terbaik untuk 2 orang yang saling mencintai selain menikah. Jadi meskipun cinta, jangan pernah mengambil langkah yang melanggar syariat agama.
Begitu pula Zahra yang menyalurkan perasaan cintanya melalui do'a. Urusan berjodoh atau tidak, kita hanya perlu pasrah dengan ketentuan-Nya. Sebab tidak semua yang kita harapkan juga bisa menjadi milik kita.
Jika berbicara jodoh dan do'a, jodoh itu ada 2 macam. Yang pertama kita akan berjodoh dengan yang kita do'akan dan yang kedua adalah kita akan berjodoh dengan orang yang mendo'akan kita. Intinya jangan terlalu berharap, karena terlalu berharap pada hal yang belum pasti juga tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Kaila
Spiritual‼️CERITA LENGKAP‼️ [AL FATIH SERIES 1] Kisah ini tentang Kaila seorang gadis 19 tahun yang diam-diam mengagumi seorang Gus di pondoknya, tapi apa mau dikata jika sosok dia bukanlah jodohnya melainkan jodoh sahabatnya. Lalu tak berselang lama ia men...