Asavella 🍁 47

98K 7K 509
                                    

Mungkin ini lembar yang di maksud laki-laki dengan segala kearifan bodohnya. Hal menyenangkan untuk Asavella yang cengengesan hingga jungkir balik ketika laki-laki yang lagi nyaman-nyamannya mengangkat atas-atas tubuh dari seekor kucing berbulu abu-abu tua harus mendapatkan sebuah cairan yang mendarat tepat pada wajahnya.

“KUCING DAKJAL!! BANGSAT!!” geram Brian yang menjauhkan kucing itu dan segera bangun dari posisinya yang rebahan di lantai.

“Udah tau, Beebee kalo dari ekornya goyang-goyang dia mau pipis. Lo malah gendong. Mampus! MINUM ITU PIPIS!” kelakar Asa begitu senang dengan apa yang tengah menimpa anak laki-laki tersebut.

Asavella terbahak puas tanpa dosa ketika Brian benar-benar ditimpa musibah. Seakan dunia dibuat hidup hari itu juga.

“KAKAK NGOMONG APA TADI. BUNDA DENGER YA!” celetuk Riri dari dapur yang sedang menyiapkan minuman dan makan siang untuk dua remaja di ruang tengah.

“BHAK! TAI KETEMU TAI!! MAMAM TUH TAIK!!” Asavella tertawa jungkir balik hingga perutnya begitu sakit hingga menangis.

“BUKAN TAI GOBLOK INI!!” geram Brian yang mencoba mendekati Asavella namun gadis itu berhasil pergi menjauh dari posisi sebelumnya.

“KAKAK MULUTNYA MAU DIJAHIT DI NERAKA APA DI PLESTER BUNDA!” teriak Riri yang masih menegur sang putra untuk tidak berkata kasar kepada seorang gadis.

Siapa sangka, senyuman itu luntur ketika benda cair dengan aroma yang merusak organ pernapasannya kini berada di wajahnya. Dengan tidak rasa bersalah Brian tertawa terjungkil balik.

“BHAK! MAMAM TAI ANAK LO!!!” gelak tawanya membuat Asa mengkerucutkan bibirnya dan sesekali mual karena bau dari aroma kotoran tersebut. Tapi Brian bodoh amat dan masih sibuk dengan perut sakitnya karena tidak bisa berhenti tertawa.

“ASTAGFIRULLAH! PANTESAN KOK ADA BAU ENGGAK ENAK! UDAH TAU RUANG BER AC KENAPA MAINAN KENCING KUCING KAKAK!! BERSIHIN DAN TERUS KALIAN MANDI!!”

Asa secara profesional menahan gelak tawa ketika melihat Riri memarahi Brian. Tidak bisa menahan terlalu lama, alhasil gadis ini tertawa lepas. “JIAKH KENA MARAH!! NGAKAK BESTI!!!”

Brian hanya bisa menghela napas pendek dan segera menuruti bundanya. Sementara di sisi lain, gadis ini mual-mual karena aromanya yang ia rasa kotorannya ada yang sedikit nyangkut di hidungnya.

“BUNDA, ASAYANGNYA BRIAN HAMIL ANAK BRIAN, BUNDA!! LIAT, TUH! MUAL-MUAL MULU!!!”

“Bian, ish….” Asavella mendekati Brian dan menutup mulut laki-laki tersebut. Tetapi, Brian berhasil menepis kasar.

“Bau tai tangan kamu …, Tapi tenang, aku masih cinta kamu.” Gemas Brian yang berujung mencubit lembut kedua pipi Asavella.

“Udah-udah. Aca, kamu mandi dan berberes dulu, ya.”

“Mandi bareng aja gimana? Di bathroom? Bun boleh?”

“Boleh sih, tapi nanti keblablasan kan gabaik juga. Asa juga udah punya pacar toh denger-denger?” Riri kini mulai menggoda anak laki-lakinya untuk larut dalam sebuah rasa kecemburuan. Tentu Asavella hanya bisa menyembunyikan senyuman kecil ketika melihat Brian sudah tidak berkutik karena ucapan ibundanya.

“Iyah, Bun. Asa udah punya, ganteng, kek Lucas NCT, walaupun Asa masih ikut SEKTE YOONGI MARRY ME,” timpal Asa yang membuat wajah datar itu terpampang pada wajah Brian. Laki-laki itu diam tidak berkutik jika sudah cemburu.

“Udah punya gitu. Yaudah Asa mandi duluan, terus kakak dan lanjut makan siang bareng. Jangan gaduh lama-lama Bunda bawa ke K.U.A kalian,” tegur wanita muda itu sembari menarik tipis bibir merah alaminya.

ASAVELLA [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang