April 18th 2022 - 01.00.30
Nayla R. Kalyca A.K.A Undertaker
Squadron Shkatërrues
Ashen City, Republic of San ZaelandiaDORR-!
Suara tembakan menggema di atmosfer. Terdengar sampai radius dua puluh meter dari tempat kejadian perkara. Tembakan memecah keheningan malam di awal musim semi. Beruntungnya di sekitar area TKP merupakan gedung-gedung apartemen elit yang dilengkapi sistem peredam suara yang mencegah suara keras mengganggu ketenangan penghuni didalamnya.
Para warga sipil tetap terlelap dalam buaian mimpi, jika tidak, yang terjadi adalah keributan yang hanya akan merepotkan aparat keamanan.
Pistol jenis Desert Eagle masih memunculkan asap putih tipis di ujung moncongnya. Asap muncul akibat reaksi bubuk mesiu dalam body peluru yang menghasilkan ledakan untuk meluncurkan sebuah tembakan. Sayangnya target tembakan berhasil melarikan diri—lari dan sembunyi bagaikan tikus di selokan jalanan.
Code name «Undertaker» diutus oleh Aegis Defense Forces yang merupakan panggilan tugas dari Dewa Keadilan—Nemesis—untuk menjalankan perintah eksekusi.
Aegis Defense Forces memberi wewenang kepada eksekutor terpilih untuk mengeksekusi target kriminal di tempat tanpa ada proses persidangan dan masa tahanan jeruji besi. Dengan kata lain, seseorang tidak di cap lebih awal sebagai 'pendosa' dan sengaja menikmati napas dunia terakhir kalinya, lalu secara tiba-tiba dia takkan bisa lagi melihat matahari esok.
Dan Undertaker datang sebagai perwujudan God Of Death orang itu.
Setelah melakukan eksekusi, para eksekutor akan menandai area dengan petunjuk tertentu.
Terdengar mengerikan namun inilah kebijakan hukum yang berlaku di Republic of San Zaelandia. Negara yang berkembang sehabis masa perang saudara dengan Kekaisaran. Sistem ini dijadikan sebuah kepraktisan serta efek jera bagi pelaku kriminal.
Undertaker menghembuskan napas panjang. Ia ingin permainan petak umpet ini cepat berakhir. Jam tangan digital di tangannya memunculkan layar hologram yang memuat visual lokasi sekitar. Sebuah titik merah berkedip-kedip dan terus bergerak menjauh dari posisi Undertaker berada. Target rupanya berusaha melarikan diri menuju area padat penduduk di luar kawasan gedung apartemen.
Kemudian Undertaker memasang silencer atau peredam suara pada moncong Desert Eagle untuk mengurangi suara dan kilatan cahaya yang dihasilkan dari tembakan. Target kali ini cukup lihai dalam bermain kejar-kejaran. Dia berpikir akan mudah mendapatkan bantuan dengan memancing singa ke pemukiman penduduk.
Undertaker bergegas berlari menyusul targetnya dengan melompati bangunan-bangunan yang ada.
Tidak sulit menemukan pria berusia akhir empat puluhan yang kaki kirinya pincang sebelah. Undertaker sengaja menembak sebelah kaki orang itu agar dia tidak bisa lari lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as UNDERTAKER
ActionDia kembali. Sang Putri yang terbunuh dibawah hempasan guillotine. Terlahir kembali dengan identitas baru yang disematkan kepadanya. Undertaker, Sang Pelaksana. Kehidupannya yang kedua mengharuskannya memikul beban tanggung jawab besar yang tidak p...