PROLOG

307 186 47
                                    

Pada tahun 3971 Kalender Umat Manusia, turun sebuah ramalan yang mengejutkan penjuru Kekaisaran Heaven Louisiana. Ramalan tersebut menyatakan bahwa krisis besar akan melanda Kekaisaran beberapa tahun mendatang. Dimana di saat yang bersamaan, akan lahir berkat harapan seorang anak perempuan dengan roh bela diri Raja Naga Emas dan Takdir Penyatuan Dewa Naga. Anak perempuan itu kelak memikul tanggung jawab sebagai Saintess berkat rohnya yang terhubung langsung dengan kekuatan kuno Kekaisaran, Malaikat Seraphim.

Di sisi lain, malapetaka juga akan lahir setelah keberkahan. Reinkarnasi Raja Iblis Leviathan yang kedudukannya mampu menebar kutukan mengerikan dan chaos di seluruh daratan Minerva. Kegelapan akan menelan daratan jika Kelima Raja Naga tidak segera menyatukan kekuatan dan membentuk Fusi Lima Elemen Yin-Yang yang membangkitkan semangat Dewa Naga Ilahi.

Aku tidak percaya ramalan. Kepercayaan tahayul yang tak terjamin kebenarannya.

Namun, tentang kehadiran Saintess di tengah-tengah keluarga Kekaisaran—itu benar-benar mengubah semuanya.

Mereka—rakyatku—membenciku dengan kebencian yang sebenci-bencinya.

Kaisar Marchionne Eleonora II tewas karena racun dalam minumannya.

Entah siapa yang melakukannya, aku, sebagai orang terakhir yang bersama Kaisar, terbukti meminumkan minuman tersebut pada Kaisar dan dituduh sebagai pembunuhnya. Tetapi pernyataan jujur bahwa bukan aku yang menaruh racun dan mencampurkannya hanyalah sia-sia.

Berita pembunuhan Kaisar oleh Sang Putri Kelima menyebar luas di penjuru Kekaisaran. Keluarga dan rakyat Kekaisaran Heaven Louisiana sangat membenciku, terutama Sang Putra Mahkota, Xavier Von Eleonora atau lebih dikenal sebagai The Great Rostislav—Kemuliaan yang Agung.

Mereka melemparku kedalam penjara bawah tanah yang gelap sampai beberapa waktu. Hal menyedihkannya adalah aku tak bisa menghadiri upacara kremasi ayahku. Di bawah kegelapan, setiap saat aku mendengar gunjingan buruk yang dilontarkan prajurit penjaga ruang sel penjara terhadapku. Penyiksaan batin dan penganiayaan fisik tak terhindarkan. Salah satu pelaku penganiayaan fisik adalah Putri Ketiga—Adelia Von Eleonora—yang membuat luka senyuman mengerikan disepanjang garis bibir wajahku menggunakan pecahan kaca.

Rupa mengerikan yang dikutuk.

Aku terjebak dalam kegelapan yang tak kunjung usai.

Hingga hari itu tiba—hari penghakiman bagi seorang pembunuh Kaisar Marchionne Eleonora II dengan agenda hukuman mati. Dipenggal guillotine.

Hukum pendosa itu!

Aku harap dia mati sekarang!

Dasar pembunuh! Berani-beraninya dia meracuni Kaisar!

Singkirkan dia! Tahta seorang Putri tidak pantas untuk penjahat sepertinya!

“Penggal kepalanya secepat-cepatnya!”

Wajah yang polos namun ternyata memiliki hati yang sangat busuk! Dia berani membunuh Kaisar demi sebuah tahta kekaisaran!

“Aku tidak tahan dengan wajah malaikat palsunya!”

Hukum dia!

Hukum dia!

Kutukan yang hadir dari setiap kata-kata itu terasa telah menjadi bagian dari diriku. Aku, si pembunuh Kaisar.

Rambut putih kusam yang terpotong kasar pada bagian tengkuk belakang, aku sengaja memotongnya dengan pecahan kaca di penjara. Mata biru perak yang gelap dan sunyi. Busana seadanya dari karung goni yang kusam, juga senyum tambahan yang mengerikan—luka di sepanjang garis bibir sisi wajahnya.

Reborn as UNDERTAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang