Selamat tinggal (END)

1.4K 59 22
                                    

Beberapa bulan telah Kayla lalui tanpa hadir Tian disisinya, bahkan untuk melihat Tian saja ia tidak bisa.

Kini Kayla sedang berada di boncengan Bagja, Aca ingin night ride katanya.

"KAK!"

Bagja menepikan motornya, "Jangan teriak terus, ini gendang telinga gue bisa pecah"

Kayla membuka helmnya, merapikan rambutnya yang terikat,"Lagian ngebut banget! Aca sama Aji ketinggalan itu" Ia menoleh kearah belakang.

Bagja mengambil handphone di sakunya.

Kayla mengintip dari bahu Bagja, melihat lelaki didepannya saat ini sedang membuka line.

"Jangan suka kepo"

Dengan reflek ia langsung menjauhkan pandangannya dari layar, "Dih siapa juga yang ngintip" Kayla menatap sekitarnya, "Lagian masih zaman main line?"

"Anak kayak lo mana ngerti"

Kayla ingin sekali melempar helm yang ada ditangannya saat ini, "Kita cuma beda setahun"

Bagja hanya tersenyum, "Aji sama Aca mau berdua, date katanya"

Kayla berdecak, "Pasti Aji maksa"

"Pulang aja lah kak" Pinta Kayla.

"Jalan jalan dulu sebentar ya?" Tanya Bagja.

Tanpa jawaban dari Kayla, dengan cepat Bagja menaruh kembali handphone di sakunya, rindu yang saat ini ia punya masih belum terobati.

"Nanti gue antar pulang, sekalian bilang sama ibu lo"

"Ibu udah lama ngga pulang" Jawab Kayla.

Bagja hanya terdiam, ia akan bertanya pada Kayla nanti.

Angin malam yang berhembus membuat Kayla mengantuk, perjalanan antara ia dan Bagja cukup jauh, "Lo mau bawa gue kemana?"

Tidak ada jawaban.

Kayla merasa kesal, duduk terlalu lama bisa membuatnya jompo.

Kayla menautkan tangannya kedepan, kearah Bagja agar ia dapat memeluknya.

Menikmati angin malam didalam pelukan lelaki didepannya.

Degup jantung Bagja saat ini cukup membuatnya sulit untuk berkonsentrasi, ia ingin tersenyum dan berteriak saat ini.

"Ngantuk ya?"

Tidak ada jawaban.

Dendaman banget lo, Kay.

Kayla yang saat itu mengetahui Bagja yang menghentikan motornya, ia dengan reflek melepas pelukannya, "Udah sampai?"

Loh?

Kayla menatap sekelilingnya, ia tidak pernah ke tempat ini. Lingkungannya cukup asing baginya.

"Kita mau ngapain?" Tanya Kayla.

Tangan Bagja terulur untuk melepaskan helm milik Kayla, membantu Kayla turun dari motornya, "Makan nasi goreng"

Kayla hanya membeku, beberapa puluh menit perjalanan yang ia tempuh hanya untuk makan nasi goreng?

"Sepanjang jalan tadi kita ngelewatin banyak tukang nasi goreng loh kak. Dan lo ngajak gue kesini malam malam, terus cuacanya dingin cuma buat makan nasi goreng?"

Kayla menatap Bagja seakan tidak percaya.

"Kenapa? Nasi goreng disini kesukaan gue" Ia melepas jaket yang sedang digunakan, menaruhnya dipundak Kayla, "Dingin? Kenapa ngga bilang"

LENGKARA (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang