"Ups sorry,"
"Sakit ya? Ini belum seberapa Ria," seseorang yang berada di hadapan Ria kini tersenyum smrik.
Ria menatap sinis Raini, perempuan yang berada di hadapan nya memang bisa membuat Ria naik darah.
"Mau apa si lo? Demen banget lo ribut sama gue,"
"Gue mau liat lo hancur Ria." ucap Raini dengan pelan namun penuh penekanan.
"Lo akan ngerasain sakit yang gue rasain! Dan gue mau lo ngerasain lebih dari gue!"
"Silahkan, kalau lo bisa." Setelah mengatakan itu Ria pergi tidak lupa ia menabrak pundak Raini dengan kencang.
"Tantangan gue terima, Ri."
***
Langit jingga sudah menyapa, matahari yang tadinya bersinar kini sudah mengumpat, Ria baru saja keluar dari ruang musik ia dan Raka baru saja selesai latihan musik terakhir nya.
"Besok jangan telat, Ri," Raka menutup pintu ruang musik dengan pelan.
"Lo udah ngomong kaya gitu udah lebih dari 5 kali Ka, gue bosen."
"Ngingetin doang,"
"Inget in cukup 1 kali, lagian gue ngga tuli kaya lo." Omel Ria.
"Pacar lo mana? Biasanya udah nangkring disini,"
Beberapa hari yang lalu Indro memang selalu menunggu Ria di depan ruang musik, ia menunggu Ria dari mulai Ria latihan sampai selesai.
Indro bukannya tidak mau masuk ke dalam ruang musik, ia hanya tidak ingin mengganggu pacar nya latihan.
"Kaya nya lagi beli minum," jawab Ria, Raka hanya ber 'oh' saja.
"Terus lo ngapain masih disini?" Kini Ria yang bertanya.
"Nunggu in Indro,"
"Ck! Ngapain si? Paling bentar lagi juga datang pacar gue,"
"Gue mau minta maaf, soalnya semalem gue anter lo pulang nya ke-malem an,"
"Ngga usah Raka!" Tolak Ria.
Raka mengerutkan kening nya. "Lah kenapa?"
"Kenapa apaan?!" Tiba tiba saja Indro datang.
"Gapapa," jawab Ria cepat.
"Ndro, gue mau minta maaf soalnya semalem gue anter Ria kemaleman," Raka bersuara.
"Ngga lo apa apa in pacar gua kan?!" Tanya Indro, Raka menggeleng.
"Ngga lah, santai aja,"
"Yaudah, gue cuma mau ngomong itu doang ke lo. Gue balik duluan ya," Ria dan Indro sama sama mengangguk.
"Besok jangan telat, Ri." Raka membalikan tubuhnya kemudian pergi meninggalkan Indro dan Ria.
"Bawel lo,"
***
Jalanan kota di sore ini memang sedang tidak terlalu padat membuat Indro leluasa untuk mengendarai motor nya.
"Sayang," panggil Ria sedikit kencang kepada Indro agar ter dengar.
"Iya?"
"Kita mampir ke toko ice cream dulu yu?"
"Toko Ice cream?" Ria menganguk.
"Cuaca lagi ngga mendukung, kamu jangan aneh aneh."
"Ish! Ngga mendukung gimana? Kan terakhir hujan satu bulan yang lalu Indro,"
"Bentar lagi hujan, jadi kita harus pulang," ucap Indro asal.
"Kata siapa? So tau banget kamu! Emang nya kamu peramal?"
"Ayo Ndro! Akuu pengen Ice cream,"
"Ngga boleh Ria, besok kan kamu tampil."
"Ah! Nyebelin kamu!" Ria menjauhkan diri nya dari tubuh Indro.
Di balik helm fullface nya Indro tersenyum, Ria memang selalu gemas jika mengambek gitu.
Selama perjalanan tidak ada pembicangan antara Indro dan Ria, Indro tahu bahwa Ria ngambek.
Indro membelok an motor nya ke sebuah toko Ice cream yang sering mereka kunjungi, Indro memang sengaja menolak permintaan Ria tadi, Ia hanya ingin membuat Ria kesal.
"Ngapain ke sini?" Tanya Ria seraya turun dari motor Indro kemudian melepas helm yang ia pakai.
"Yakin ngga jadi beli Ice cream?" Indro ikut membuka helm fullface nya, kemudian merapihkan rambut nya yang begitu berantakan.
"Kamuu nyebelin! Suka banget si bikin aku badmood?!" Indro terkekeh, kemudian ia mengusap rambut panjang sang kekasih.
"Soalnya kamu lucu kalau lagi kesel,"
"Kebiasan!" Ria memutarkan bola mata nya malas.
"Yu?" Indro turun dari motor kemudia mengambil jari Ria dan menggenggam nya dengan erat.
"Yu!" Jawab Ria antusias.
Kedua remaja dengan seragam putih abu itu masuk ke dalam toko Ice cream dan di sambut baik oleh pegawai di sana.
***
VOTE NYA JANGAN LUPAA BESTIE
FOLLOW DAN COMMENT NYA JUGAA
udah cek acc wp ku? Yakin ngga mau baca 'KARTIKA' ?
My acc instagram:
@indhnvtsri_
@wp_inindah.SEE YOU NEXT CHAPTER!
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH RIA
Teen Fiction'Kisah Ria' menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang melewati beribu-ribu masalah dengan sendirian. Disaat ia sedang membutuh kan pundak untuk bersandar, mereka sama sekali tidak mau menjadi pundak-nya. Akankah Ria mau bertahan lebih lama...
DELAPAN BELAS
Mulai dari awal