02. || Ada Pelangi Setelah Hujan

8.3K 281 14
                                    

Belum sempat Asyila menjawab, ia langsung ditarik paksa oleh laki-laki tersebut.

"Tasku!" ujar Asyila saat melihat tasnya masih tergeletak di tahan.

Laki-laki itu lantas berjalan mengambil tas milik Asyila dan membawanya. Ia kemudian berjalan ke ujung gang bersama Asyila yang berjalan disampingnya.

Saat sudah sampai di ujung gang, terlihat hujan sudah berhenti dan sebuah mobil hitam mewah seperti sudah siap menyambut laki-laki tersebut.

Laki-laki itu kemudian memaksa Asyila untuk masuk terlebih dahulu kedalam mobil di kursi penumpang lalu disusul dirinya yang duduk disebelah Asyila.

Sopir yang duduk di kursi kemudi kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang saat sudah melihat perintah laki-laki tersebut dari kaca yang tertampan.

Didalam mobil, Asyila memberontak saat tangannya yang diborgol dicengkram kuat oleh tangan laki-laki yang di borgol juga.

"Lepas." tekan Asyila sambil memberontak dan malah mendapat tatapan tajam dari sang empu.

Laki-laki itu kemudian mengambil sebuah pisau kecil dari saku hoodie nya lalu menarik pergelangan tangan Asyila dan mengsayatnya tanpa rasa kasihan.

"S-sakitt.." ringis Asyila merasakan linu disertai perih yang luar biasa dipergelangan tangannya. Seketika darah mengalir karna sayatan yang lumayan dalam membuat baju yang Asyila kenakan terdapat bercakan darah.

"Tidur jika tidak ingin merasakan sakit." ucapan laki-laki itu seketika membuat Asyila langsung menutup matanya begitu saja.

Melihat sang gadis yang sudah menutup matanya, laki-laki itu tersenyum miring. "Good girl." ia kemudian kembali mengukir sebuah nama di pergelangan tangan Asyila dengan pisau kesayangannya.

Tak selang lama, mobil berhenti di depan sebuah mansion. Sopir kemudian turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu penumpang, sedangkan laki-laki itu membuka borgol yang memborgol tangannya dan tangan Asyila terlebih dahulu. Setelah itu, ia langsung keluar dilanjutkan menggendong Asyila ala bridal style dan membawanya masuk kedalam mansion tersebut. Namun sebelum itu ia memerintahkan kepada sopirnya untuk membawakan tas milik sang gadis yang masih ada di dalam mobil.

Menaiki satu persatu anak tangga menuju sebuah ruangan yang kosong tanpa barang satupun kecuali tiga kursi, ia kemudian mendudukkan Asyila di salah satu kursi tersebut. Tak lupa Ia juga memborgol kedua tangan dan kaki Asyila. Setelah itu, ia keluar ruangan dan tak lupa mengunci pintunya terlebih dahulu.

Ia kemudian berjalan menuju ruangan pribadinya. Sebelum masuk ke ruangan tersebut, terdapat sopirnya tengah berdiri tegak di samping pintu dengan tangan yang memegang tas Asyila.

"Tasnya." pintanya, sang empu lantas memberikan tas milik Asyila kepada laki-laki itu dengan sopan.

"Kau boleh pergi." titahnya kepada sopir tersebut yang langsung dilaksanakan.

Ia kemudian masuk kedalam ruangan pribadinya dan duduk di kursi kebesarannya dengan meja yang cukup besar di depannya. Menyenderkan tubuhnya sambil membuka tas milik Asyila.

Mengeluarkan segalanya yang ada didalam tas dari mulai tiga susu kotak rasa coklat, dua makanan ringan, handphone, dan yang terakhir sebuah buku kecil bertulis Diary Asyila. Ia dengan tidak sopan membuka buku tersebut dan membacanya. Tak banyak catatan, hanya beberapa saja.

CARVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang