Hari, jam, menit, sampai detik, berganti dengan cepat. mentari yang bersinar terang menjadi awal di mana Delon dan Kara memulai pendidikan di luar mansion. dua pasang kaki yang terbalut sepatu putih itu melangkah keluar dari dalam mobil.
Sementara dari depan, ada Argon yang juga melangkah keluar. dengan setelan jas hitam kemeja putih, pemuda itu terlihat amat sangat tampan dengan rambutnya yang tertata sedikit berantakan. karena tadi, rambutnya yang sudah tertata rapi diacak-acak oleh Delon. bahkan, setelan jasnya yang sudah terkancing, dibuka oleh putranya dan tidak dibiarkan terpasang dengan rapi. meskipun begitu, wajah tampannya tidak bisa mengelak akan ketampanannya yang amat memuja.
Dan, dua hari sebelumnya. Kara benar-benar menyiksa diri dengan berolahraga secara berlebihan. sebagai contoh, di malam hari sebelum tidur, remaja itu melakukan beberapa gerakan olahraga yang dipercaya bisa membuat badan cepat tinggi, seperti; melakukan sikap lilin dan mountain pose. bahkan, dari pagi sampai sore remaja itu dengan giat bermain basket, dan juga berenang. dilengkapi juga dengan meminum susu peninggi badan.
Padahal, Argon sudah mencegah Kara melakukan itu semua. namun, tekad adik bungsunya itu sangat besar untuk mengalahkan tinggi badan putranya.
Hasilnya tidak sia-sia, remaja 17 tahun itu berhasil. meskipun hanya bertambah 4 cm saja, yang awalnya hanya 157, kini menjadi 161. berbeda tipis dengan tinggi badan Delon yang 159. jika dibandingkan dengan Argon, tentu kedua remaja itu masih kalah jauh. karena putra sulung Zirco itu memiliki tinggi 183 cm.
Perbedaan tinggi Delon dan Kara sangat tipis. namun Kara, remaja itu bahkan sangat heboh ketika tinggi badannya diukur, dan melebihi tinggi badan Delon. saking senangnya, adik bungsu Argon itu langsung menggendong tubuh Delon yang dibalas remaja itu dengan raut terkejut dan tidak percaya.
Seperti sekarang ini, Delon yang biasanya merangkul tubuh Kara dari samping, kini terbalik. dan, dengusan kesal anak angkat Argon itu terus terdengar sejak tadi, alasan utamanya karena dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh adik bungsu Ayahnya itu.
"Karaaa.. ck, ah! mentang-mentang ya lo, lepasin, nggak!"
"Iya, Delon, aku lepas!" ujar Kara dengan melepas rangkulan tangannya pada tubuh Delon. dia yang berjalan di samping menatap ke depan dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celana. posisi mereka sekarang, ialah koridor untuk menuju kelas, setelah tadi keluar dari ruangan kepala sekolah.
Delon mengangguk puas. dia bergeser mendekati Argon, dan memeluk erat lengan Ayahnya itu. "Ayaaah.. jangan lebay, deh! aku bisa kok jaga diri, lagian ini kan di sekolah!"
"Keputusan Ayah tidak akan berubah, Delon!"
"Ayaaah.."
"Tidak, Delon!" Final Argon dengan keputusannya yang akan tetap membiarkan enam pengawal untuk menjaga Delon dan Kara selama di sekolah.
Delon merenggut kesal. dia lepas lengan Argon yang sejak tadi dia peluk. kepalanya mendongak menatap Ayahnya yang tengah menunduk menatapnya dengan alis terangkat. "Sini, Kar!" panggilnya dengan menarik tangan Kara agar berdiri di sampingnya. "Bilang sama Kakak sulung lo, Kar! gue lagi marah sama dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...