★ D.A - 10 ☆

14.2K 1.9K 187
                                    

"Kar, lo kenapa lagi, sih? gue nggak punya tenaga buat mikirin kata-kata bijak buat bujuk lo!"

"Karaaa.." Argon ikut melerai pelukan Kara dari Delon. namun, adik bungsunya itu justru menggeleng dan semakin erat memeluk putranya.

"Kara, ada apa?" Arsen ikut bertanya. dia tidak melihat apa yang mereka lihat hingga membuat adik bungsunya seperti ini.

Tadi, sesaat setelah Kara melihat selembar foto yang diserahkan Xenon kepada Delon, remaja itu langsung berhambur memeluk tubuh Delon. bukan hanya itu saja, pelukannya disertai dengan isakan yang terdengar.

Terlepas dari apa yang terjadi kepada Kara, bukan hanya Delon yang merasa heran dan bingung. melainkan, Sharing, Argon, Arsen, Neo, dan juga Gala. tidak luput pula ketiga sahabat Delon yang memasang raut bingung sejak tadi.

"Setidaknya masuk dulu, Kara. di luar sudah mulai gelap!" usul Sharing yang disambut anggukan oleh Delon di balik pelukannya bersama Kara.

Kara mengangguk, dia lepas pelukannya bersama Delon. telapak tangannya menghapus air matanya dengan pelan.

Delon bernapas lega. kepalanya menoleh menatap Argon yang menatapnya dengan datar, Ayahnya itu pasti marah karena tahu dia tidak makan sejak kemarin.

Melangkah masuk ke dalam rumah, suasana hangat menyambut kehadiran mereka. ruang tamu di rumah Delon terbilang kecil. hanya ada satu set sofa, tiga sofa panjang, dan satu sofa single. di tengah juga terletak meja bundar kecil. rumah dengan dua lantai ini memiliki empat kamar. dua kamar utama yang ada di lantai atas, dan dua kamar tamu yang ada di lantai bawah. mendudukkan diri di tempat masing-masing, Kara kembali mengulurkan selembar foto yang masih dia pegang itu ke hadapan Delon.

"I----ini, i----ini siapa, Delon?"

"Gue!" balas Delon. dia yang duduk di bawah bersama ketiga sahabatnya itu menyadarkan tubuhnya pada tubuh Xenon yang duduk di sampingnya.

Kara yang duduk di atas sofa samping Arsen kembali menatap selembar foto yang terpampang wajah anak kecil yang tersenyum lebar dengan memeluk toples plastik yang di dalamnya terdapat ikan kecil. di belakang anak laki-laki itu juga ada seorang remaja yang menggunakan seragam SMA.

Kara menunduk. dipeluknya erat selembar foto yang sudah usang itu. perasaannya tercampur aduk; bahagia, kecewa, serta haru.

"Hubungannya sama lo apa, Kar?!" tanya Amino penasaran. dia sudah bingung sejak tadi, ditambah rasa penasaran begitu melihat Kara yang seakan tidak ingin melepas lembaran foto itu.

"Iya Kara, ada apa?" tanya Arsen. dia yang duduk di samping adiknya itu mengambil alih selembar foto tersebut, keningnya mengerut, hanya foto Angger dan Delon saja. tidak ada yang aneh, seperti penampakan pocong ataupun kunti, tidak ada sama sekali. lalu, apa yang adiknya itu tangiskan?

"Foto apa, Kak?" tanya Neo penasaran. dia yang duduk di sofa panjang sisi kiri bangkit untuk melihat apa yang Kakak keduanya itu lihat.

Arsen yang sejak tadi menunduk mendongak. "Tidak ada yang aneh, hanya foto Angger bersama Delon!" jawabnya.

Neo mengambil alih. namun, belum sempat dia melihat. selembar foto usang itu sudah direbut oleh Kakak sulungnya. tidak sampai lima detik, lembar foto itu kembali ke tangannya.

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang